Ular lanang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, replaced: Rujukan → Referensi
Baris 7:
| binomial = ''Ophiophagus hannah'' | binomial_authority = [[Theodore Edward Cantor|Cantor]], [[1836]]
| range_map = Distribution O. hannah.png | range_map_width = 250px | range_map_caption = Wilayah sebaran (warna merah)
}}
 
'''Ular anang''' atau '''lanang''' (''Ophiophagus hannah'') adalah [[ular]] [[bisa|berbisa]] terpanjang di dunia dengan panjang tubuh keseluruhan mencapai sekitar 5,7 [[meter|m]].<ref name="mehrtens">{{cite book |last= Mehrtens|first= John||title= Living Snakes of the World |year= 1987|publisher= Sterling |location= New York|isbn= 0806964618}}</ref> <ref name="david">David, P and G. Vogel. 1996. ''The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history.'' Edition Chimaira. Frankfurt. p.148-149. ISBN 3-930612-08-9 </ref> Akan tetapi panjang hewan dewasa pada umumnya hanya sekitar 3 – 4,5 m saja.<ref name="tweedie">Tweedie, M.W.F. 1983. ''The Snakes of Malaya''. The Singapore National Printers. Singapore. p.38.</ref> Ular ini ditakuti orang karena bisanya yang mematikan dan sifat-sifatnya yang terkenal agresif, meskipun banyak catatan yang menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
 
Ular anang juga dikenal dengan beberapa nama lokal seperti ''oray totog'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]), ular ''tedung abu'', ''tedung selor'' ([[Kalimantan|Kal.]]) dan lain-lain. Dalam [[bahasa Inggris]] disebut ''king cobra'' (raja kobra) atau ''hamadryad''.
 
== Pengenalan ==
Ular yang bertubuh panjang dan ramping. Sebuah laporan dari [[Singapura]] mencatat seekor ular anang sepanjang hampir 4,8 m memiliki berat tubuh hingga 12 [[kilogram|kg]].<ref name="burton">Burton, R.W. 1950. The record Hamadryad or King Cobra (''Naja hannah'' Cantor) and length and weights of large specimens. ''J. Bombay Nat. Hist. Soc.'' '''49''':561-562.</ref> Tidak seperti kebanyakan ular lainnya, ular jantan cenderung lebih panjang dan besar jika dibandingkan dengan yang betina.
 
[[Berkas:Ophiophagus scalation.png|thumb|left|200px|Susunan perisai ([[sisik ular#sisik-sisik kepala|sisik-sisik besar]]) di kepala ular anang]]
Coklat kekuningan, coklat [[zaitun]], sampai keabu-abuan di bagian atas (''dorsal'') tubuh, dengan bagian kepala yang cenderung berwarna lebih terang. [[sisik|Sisik-sisik]] bertepi gelap atau kehitaman, nampak jelas di bagian kepala. Sisik-sisik bawah tubuh (''ventral'') berwarna keabu-abuan atau kecoklatan, kecuali dada dan leher berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur, yang nampak jelas apabila ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya. Ular yang masih kecil berwarna lebih gelap atau kehitaman, dengan bintik-bintik putih atau kuning yang membentuk belang (garis) melintang, belang ini masih nampak samar-samar pada sebagian individu dewasa. Anak ular ini berkepala hitam dengan empat garis putih melintang di atasnya.<ref name="tweedie"/><ref name="stuebing">Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. ''A Field Guide to The Snakes of Borneo''. Natural History Publications (Borneo). Kota Kinabalu. p. 199-201. ISBN 983-812-031-6</ref>
 
Kepalanya besar dengan moncong yang relatif pendek dan tumpul. Di belakang [[sisik ular#sisik-sisik kepala|perisai]] ''parietal'' (ubun-ubun), yang pada ular lain biasanya berupa sisik-sisik kecil, pada ular anang ditempati oleh ''sepasang perisai ''oksipital'' yang besar''. Perisai ''labial'' (bibir) atas 7 buah, no-3 dan -4 menyentuh mata. [[Pupil]] mata bundar dan besar. Sisik-sisik ''dorsal'' (punggung) dalam 15 deret di tengah badan. Sisik-sisik ''ventral'' (perut) 215–262 buah, sisik ''[[anus|anal]]'' tunggal, sisik-sisik ''subkaudal'' (bawah ekor) 80–120 buah; yang sebelah depan tunggal dan di bagian belakang berpasangan.<ref name="tweedie"/>
 
=== Jenis yang serupa ===
Baris 25:
 
== Penyebaran, habitat dan kebiasaan ==
Ular anang menyebar mulai dari [[India]] di barat, [[Bhutan]], [[Bangladesh]], [[Burma]], [[Kamboja]], [[Cina]] selatan, [[Laos]], [[Thailand]], [[Vietnam]], [[Semenanjung Malaya]], Kepulauan [[Andaman]], [[Indonesia]] dan [[Filipina]]. Di Indonesia ular ini ditemukan di [[Sumatra]], Kep. [[Mentawai]], Kep. [[Riau]], [[Bangka]], [[Borneo]], [[Jawa]], [[Bali]], dan [[Sulawesi]].<ref name="NRDB">[http://reptile-database.reptarium.cz/species.php?genus=Ophiophagus&species=hannah ''Ophiophagus hannah''] pada [http://www.tigr.org/reptiles/search.php The Reptile Database]</ref>
 
Ular anang didapati mulai dari dekat pantai hingga ketinggian sekurang-kurangnya 1.800 m [[dpl.]] Ular ini menghuni aneka habitat, mulai dari [[hutan]] dataran rendah, [[rawa|rawa-rawa]], wilayah semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, [[ladang]] tua, perkebunan, [[sawah|persawahan]], dan lingkungan pemukiman. Ular yang lincah dan gesit ini biasa bersembunyi di bawah lindungan semak yang padat, lubang-lubang di akar atau batang pohon, lubang tanah, di bawah tumpukan batu, atau di rekahan karang.<ref name="david"/>
 
=== Mangsa ===
Sebagaimana namanya (''Ophiophagus'' berarti pemakan ular), mangsa utamanya adalah jenis-jenis ular yang berukuran relatif besar, seperti [[ular sanca kembang|sanca]] (''Python'') atau [[ular jali|ular tikus]] (''Ptyas'').<ref name="david"/> Juga memangsa ular-ular yang berbisa lainnya dan [[kadal]] berukuran besar seperti halnya [[biawak]]. Ular anang yang dikurung mau juga memakan daging atau tikus mati yang ditaruh di kandang ular atau digosokkan ke tubuh ular agar berbau seperti ular.<ref name="daniel">Daniel, J.C. 1992. ''The Book of Indian Reptiles''. Bombay Nat. Hist. Soc. and Oxford Univ. Press. Bombay. pp. 115-117. ISBN 0-19-562168-9</ref> Setelah menelan mangsa yang besar, ular anang dapat hidup beberapa bulan lamanya tanpa makan lagi. Ini dikarenakan laju [[metabolisme]]nya berlangsung lambat.<ref name="mehrtens"/>
 
Ular anang berburu dengan mengandalkan penglihatan dan penciumannya. Sebagaimana ular-ular pada umumnya, ular anang membaui udara dengan menggunakan lidahnya yang bercabang, yang menangkap partikel-partikel bau di udara dan membawanya ke reseptor khusus di langit-langit mulutnya. Reseptor yang sensitif terhadap bau ini disebut [[organ Jacobson]].<ref name="mehrtens"/> Jika tercium bau mangsanya, ular ini akan menggetarkan lidahnya dan menariknya keluar masuk untuk memperkirakan arah dan letak mangsanya itu. Matanya yang tajam (ular anang dapat melihat mangsanya dari jarak sejauh 100 m), indera perasa getaran di tubuhnya yang melata di tanah, dan naluri serta kecerdasannya sangat membantu untuk menemukan mangsanya.<ref name="Taylor"> {{Citation | last =Taylor | first =David | title =King Cobra | date =1997 | year =1997 | url = http://www.nationalgeographic.com/kingcobra/index-n.html | accessdate = 9/8/2007 }}</ref> Ular ini dapat bergerak cepat di atas tanah dan memanjat pohon dengan sama baiknya. Mangsanya, jika perlu, dikejarnya hingga di atas pohon.<ref name="SS">{{cite book |last= Capula|first= Massimo|coauthors =Behler|title= Simon & Schuster's Guide to Reptiles and Amphibians of the World |year= 1989|publisher= Simon & Schuster |location= New York|isbn= 0671690981}}</ref>
 
Ular anang berburu baik pada siang maupun malam, akan tetapi jarang terlihat aktif di malam hari. Kebanyakan [[herpetologis]] menganggapnya sebagai hewan [[diurnal]].<ref name="mehrtens"/> Sebagaimana ular [[kobra]] yang lain, apabila merasa terancam dan tersudut ular anang akan menegakkan lehernya serta mengembangkan [[tulang rusuk]]nya sehingga kurang lebih sepertiga bagian muka tubuhnya berdiri tegak dan memipih serupa [[spatula]].<ref name="daniel"/> Sekaligus, posisi ini akan menampakkan warna kuning dan coret hitam di dadanya, sebagai peringatan bagi musuhnya. Melihat postur tubuhnya ini dan gerakannya yang gesit tangkas, orang umumnya merasa takut dan menganggapnya sebagai ular yang agresif serta berbahaya, yang dapat menyerang setiap saat. Pandangan ini, menurut para herpetolog, terlalu dilebih-lebihkan dan hanya benar sebagian. <ref name="tweedie"/>
 
Kebanyakan ular anang, seperti umumnya hewan, takut terhadap manusia dan berusaha menghindarinya. Ular ini juga tidak seketika menyerang manusia yang ditemuinya, tanpa ada provokasi sebelumnya. Kenyataan bahwa ular ini cukup banyak yang ditemui di sekitar permukiman manusia, sementara jarang orang yang tergigit olehnya, menunjukkan bahwa ular anang tak seagresif seperti yang disangka.<ref name="tweedie"/><ref name="SSdaniel"/><ref name="danielSS"/> Walaupun demikian, kewaspadaan tinggi tetap diperlukan apabila menghadapi ular ini. Ular anang dikenal sebagai ular yang amat berbisa, yang gigitannya dapat membunuh manusia. Seperti juga ular-ular lainnya, temperamen ular ini sukar diduga. Beberapa individunya bisa jadi lebih agresif daripada yang lainnya.<ref name="tweedie"/> Demikian pula, pada masa-masa tertentu seperti pada saat menjaga telur-telurnya, ular ini dapat berubah menjadi lebih sensitif dan agresif. Telah dilaporkan adanya serangan-serangan ular anang terhadap orang yang melintas terlalu dekat ke sarangnya.<ref name="daniel"/>
 
=== Perbiakan ===
Ular anang bertelur sekitar 20–50 butir, yang diletakkannya di dalam sebuah sarang penetasan terbuat dari timbunan [[serasah]] dedaunan.<ref name="tweediedavid"/><ref name="davidtweedie"/><ref name="daniel"/> Sarang ini terdiri dari dua ruangan, di mana ruang yang bawah digunakan untuk meletakkan [[telur]] dan ruang yang atas dihuni oleh induk [[betina]] yang menjaga telur-telur itu hingga menetas.<ref name="tweedie"/><ref name="SSdaniel"/><ref name="danielSS"/> Di [[India]], ular ini bertelur sekitar bulan April hingga Juli. Telur-telurnya berukuran sekitar 59 x 34 [[milimeter|mm]], yang sedikit bertambah besar dan berat selama masa [[inkubasi]]. Telur-telur ini menetas setelah 71–80 hari, dan anak-anak ular yang keluar memiliki panjang tubuh antara 50–52 [[sentimeter|cm]].<ref name="daniel"/>
 
== Bisa ular anang ==
[[Bisa]] ular anang terutama tersusun dari [[protein]] dan [[polipeptida]], yang dihasilkan dari [[kelenjar]] [[ludah]] yang telah berubah fungsi, yang terletak di belakang [[mata]]. Tatkala menggigit mangsanya, bisa ini tersalur melalui taring sepanjang sekitar 8–10 &nbsp;mm yang menancap di daging mangsanya. Meskipun racun ini dianggap tak sekuat bisa beberapa ular yang lain, ular anang sanggup mengeluarkan jumlah bisa yang jauh lebih besar dari ular-ular lainnya.<ref name="freiberg">{{cite book |last= Freiberg|first= Dr. Marcos|coauthors= Walls |title= The World of Venomous Animals|year= 1984|publisher= TFH|location= New Jersey |isbn= 0876665679}} </ref> Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan sejumlah bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang.<ref name="daniel"/> Beruntunglah bahwa kebanyakan gigitan ular ini pada manusia hanya memasukkan bisa dalam jumlah yang tidak fatal.<ref name="ophitoxaemia"> {{cite web | title =Ophitoxaemia (venomous snake bite) | url =http://www.priory.com/med/ophitoxaemia.htm | accessdate =9/5/2007}}</ref><ref name="thomas"> {{cite web | url =http://www.seanthomas.net/oldsite/danger.html | title = Most Dangerous Snakes in the World | author = Sean Thomas | accessdate =9/5/2007}}</ref>
 
Bisa ular ini bersifat [[neurotoksin]], yakni menyerang sistem saraf korbannya, serta dengan cepat menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, pandangan yang mengabur, [[vertigo]], <!-- drowsiness, --> dan kelumpuhan otot. Pada saat-saat berikutnya, korban akan mengalami kegagalan sistem kardiovaskular, dan selanjutnya kematian dapat timbul akibat kelumpuhan sistem pernapasan.<ref name="freiberg"/> Apabila bisa telah masuk dalam jumlah yang cukup, kematian hanya dapat dicegah dengan penanganan serta pemberian antivenin (antibisa) yang tepat dan cepat.<ref name="SS"/>
 
== Ular anang dan manusia ==
Meskipun ular anang memiliki bisa yang mematikan dan kehadirannya ditakuti banyak orang, ia sebenarnya adalah hewan pemalu yang sedapat-dapatnya menghindari pertemuan dengan manusia. <ref name="tweedie"/><ref name="coborn">{{cite book | last = Coborn | first = John | title = The Atlas of Snakes of the World | publisher = TFH Publications | date = October 1991 | location = New Jersey | pages = 30,452 | isbn = 978-0866227490 }}</ref>
 
Di wilayah sebarannya, masih ada beberapa jenis ular berbisa lainnya yang gigitannya lebih fatal dan lebih banyak memakan korban, di antaranya adalah ular [[Ular sendok#Ragam Jenis dan Penyebarannya|kobra kaca-tunggal]] (''Naja kaouthia''), [[Bandotan puspa]] (''Daboia russelli''), dan [[ular welang]] (''Bungarus fasciatus'').<ref name="miller"> {{Citation | last = Miller | first = Harry | title = The Cobra, India’s ‘Good Snake | journal = National Geographic | volume = 20 | pages = 393-409 | date = September 1970 | year = 1970 }} </ref>
 
Di [[Burma]], ular anang kerap digunakan dalam pertunjukan pawang ular perempuan. Wanita pawang ular itu biasanya memiliki [[tato]] yang dibuat menggunakan tinta bercampur bisa ular, yang diyakini akan melindungi dirinya dari ularnya itu. Di akhir pertunjukannya, secepat kilat si pawang akan mencium ubun-ubun ular berbisa yang tengah menegakkan leher dan tudungnya ini.<ref name="coborn"/>
 
Kini populasi ular anang di banyak tempat telah terganggu oleh kerusakan habitatnya, terutama oleh hilangnya hutan-hutan yang biasa dihuninya. Meskipun ular ini oleh [[IUCN]] belum dimasukkan ke dalam hewan yang terancam kepunahan, [[CITES]] telah memandang perlu untuk mengawasi perdagangannya dan memasukkannya ke dalam Apendiks II.<ref name="CITES">{{Cite web | title =CITES List of animal species used in traditional medicine | url =http://www.cites.org/eng/com/aC/17/E17i-05Rev.doc | accessdate =9/1/2007}} </ref>
 
== RujukanReferensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{Commons|Ophiophagus hannah}}
{{Wikispecies|Ophiophagus hannah}}
* [http://www.nationalgeographic.com/kingcobra/av/hiss.ram Suara desisan ular anang]
 
{{DEFAULTSORT:Anang, ular}}
 
[[Kategori:Elapidae]]
[[Kategori:Ular Indonesia]]