Ramalan Jayabaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
T Farouq Isk (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Menolak 4 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 7992388 oleh Relly Komaruzaman
Baris 21:
Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.
 
Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak zaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedaton". Giri Kedaton ini nampaknya Merupakan zaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai zaman Sunan Giri ke-3.
 
Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.
Baris 95:
 
== Isi ramalan ==
# Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada [[kereta]] tanpa [[kuda]]. (Mobil)
# Tanah Jawa kalungan wesi --- [[Pulau Jawa]] berkalung [[besi]]. (Rel Kreta)
# Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- [[Perahu]] berjalan di [[angkasa]]. (Pesawat)
# Kali ilang kedhunge --- [[Sungai]] kehilangan [[mata air]].
# Pasar ilang kumandhang --- [[Pasar]] kehilangan [[suara]]. (Menjamurnya Mall)
# Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
# Bumi saya suwe saya mengkeret --- [[Bumi]] semakin lama semakin mengerut.
Baris 587:
andayani indering jagad raya\
padha asung bhekti\
 
== Ramalan Jayabaya Presiden [[Indonesia]] yang berzodiak Gemini ==
1. [[Soekarno]], Presiden Republik Indonesia Pertama. Lahir [[6 Juni]] [[1901]] dan [[Primbon|Weton]] ''Kamis Pon''
''(SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO/Mendirikan unsur dari Bangsa Indonesia dengan jiwa saktinya)''.
 
2. [[Soeharto]], Presiden Republik Indonesia Kedua. Lahir [[8 Juni]] [[1901]] dan [[Primbon|Weton]] '''Rabu Kliwon'''.
''(SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR/Memulihkan dan memberantas segala bentuk kekacauan pedahulunya dengan pertempuran darah)''.
 
3. [[Joko Widodo]], Presiden Terpilih Republik Indonesia Ketujuh. Lahir [[21 Juni]] [[1961]] dan [[Primbon|Weton]] '''Rabu Pon'''.
''(SATRIA PINANDHITO/Berasal dari Kawula dan menyelamatkan kaum Kawula dengan keserdahaan dan tanpa memaksakan suatu hal)''.
 
4 [[Presiden|?]], Presiden [[Gemini]] berikutnya yang Naik tahta pada usia 40 tahun''an''. Lahir di akhir [[Mei]] dan [[Primbon|Weton]] '''Minggu Legi'''. ''(SATRIA WIRANG/Petualang yang pendiam tetapi sangat tegas sebagai penyempurna para pendahulunya dengan ketenangan dan pesonanya)''.
 
''Beberapa Presiden yang berzodiak gemini yang akan memimpin negeri ini''
 
''Sumber:Kompasiana''
 
== Referensi ==