Cixi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 95:
[[Berkas:The Qing Dynasty Cixi Imperial Dowager Empress of China On Throne 7.PNG|thumb|300px|right|Cixi dengan perempuan-perempuan asing]]
 
Kekalahan Tiongkok dalam [[Perang Candu Kedua]] menjadi panggilan bagi Qing untuk bangkit. Cixi menguasai negara yang strategi militer dan persenjataannya sudah kadaluwarsa. Merasakan ancaman langsung dari orang asing dan menyadari ekonomi berbasis agrikultur Tiongkok tidak akan menyaingi industri Barat, Cixi memilih untuk belajar dari kekuatan Barat dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Tiga pejabat Han, [[Zeng Guofan]], [[Li Hongzhang]] dan [[Zuo Zongtang]], memulai program industri di wilayah selatan Tiongkok. Untuk mendukung program tersebut, Cixi menyatakan pembukaan ''[[Tongwen Guan]]'' tahun 1862, institusi seperti universitas di Beijing yang menyewa orang asing sebagai pengajar. Beberapa pemuda juga di kirimdikirim untuk belajar di [[Amerika Serikat]].
 
Sayangnya, sikap "belajar dari orang asing" Cixi tidak bertahan lama. Militer Tiongkok perlu direformasi, dan solusi Cixi, atas saran pejabat istana, membeli tujuh kapal perang Britania. Ketika kapal perang tersebut tiba di Tiongkok, kapal tersebut malah membawa pelaut Britania di bawah komando Britania Raya. Tiongkok marah dengan hal tersebut, dan negosiasi dibatalkan, lalu Tiongkok mengembalikan kapal perang Britania. Para ahli kadang-kadang menghubungkan kegagalan program luar negeri Cixi dengan pemikiran Cixi yang kuno. Dengan alasan terlalu berisik dan akan mengganggu makam Kaisar, Cixi melarang pembangunan rel kereta api. Ketika konstruksi berlangsung tahun 1877 atas rekomendasi Li Hongzhang, Cixi meminta kereta ditarik oleh kuda.<ref>Professor Sui Lijuang: Lecture Room Series on Cixi, Episode 9</ref> Cixi curiga dengan pemikiran liberal orang yang belajar di luar negeri, dan melihatnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Pada tahun 1881, Cixi menghentikan pengiriman pelajar ke luar negeri, dan menghentikan sikap terbukanya terhadap orang asing.