Sisavang Vatthana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 24:
'''Sisavang Vatthana''' ({{lang-lo|ເຈົ້າສີສະຫວ່າງວັດທະນາ}}) atau sering disebut '''Savang Vatthana''' (Samdach Brhat Chao Mavattaha Sri Vitha Lan Xang Hom Khao Phra Rajanachakra Lao Parama Sidha Khattiya Suriya Varman Brhat Maha Sri Savangsa Vadhana, 13 November 1907 – 13 Mei (?) 1978 atau paling lama 1984) adalah raja terakhir [[Kerajaan Laos]]. Ia memerintah sejak kematian ayahnya di tahun 1959 hingga tahun 1975 ketia ia dipaksa turun takhta. Savang Vatthana terbukti tidak mampu mengendalikan negerinya di tengah pergolakan politik. Pemerintahannya berakhir dengan pengambilalihan kekuasaan oleh [[Pathet Lao]] pada tahun 1975, dan keluarganya dikirim ke kamp reedukasi oleh pemerintahan yang baru.
==Kehidupan awal==
Pangeran Savang Vatthana lahir pada tanggal 13 November 1907 di Istana Kerajaan Luang Prabang sebagai putra dari [[Sisavang Vong|Raja Sisavang Vong]] dan Ratu Kham-Oun I. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Saudara-saudaranya adalah Putri Sammathi, Pangeran Sayasack, Pangeran Souphantharangsri, dan kakak tertuanya, Putri Khampheng. Ia juga merupakan sepupu jauh dari Pamgeran Souvanma Phouma dan Pangeran Souphanouvong. Pada usia 10 tahun, Pangeran Savang dikirim untuk menempuh studi di [[Perancis]]. Ia bersekolah di [[Montpellier]] dan mendapat gelar dari École Libre des Sciences Politiques, tempat di mana diplomat-diplomat Perancis dididik. Setelah sepuluh tahun berada di luar negeri, ia kembali ke Laos dan tidak dapat berbicara dalam bahasa Lao lagi, sehingga ia harus dilatih oleh seorang pegawai istana selama bertahun-tahun.
Pada 7 Agustus 1930, ia menikahi Ratu Khamphoui. Pernikahan ini menghasilkan lima anak, yakni Putra Mahkota Vong Savang, Pangeran Sisavang Savang, Pangeran Sauryavong Savang, Putri Savivanh Savang, dan Putri Thala Savang. Seperti keluarga-keluarga kerajaan Asia lainnya, keluarga Savang bermain [[tenis]] bersama dan gemar menonton turnamen besar ketika bepergian ke luar negeri. Savang Vatthana merupakan penganut [[Buddha]] yang taat dan menjalankan peran sebagai pelindung agama negara itu dengan sungguh-sungguh.
Selama [[Perang Dunia II]], ia mewakili sang ayah terhadap pasukan Jepang. Sang ayah mengirim Savang ke pusat Jepang di [[Saigon]], di mana ia dengan keras menentang tindakan-tindakan Jepang karena mereka menyerang Laos dan memaksa negeri itu menyatakan kemerdekaan dari Perancis.
|