Sisavang Vatthana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Brickriver96 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Brickriver96 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
 
==Raja Laos==
Savang Vatthana menjabat sebagai Perdana Menteri Laos pada tahun 1951. Ketika Raja Sisavang Vong jatuh sakit pada 20 Agustus 1959, ia ditunjuk sebagai wali. Pada tanggal 29 Oktober 1959, ia secara informal naik takhta menyusul kematian samg ayah. Walaupun demikian, raja yang baru ini tak permah secara resmi dimahkotai sebagai raja, karena menunda penobatan hingga akhir perang saudara. Selama masa pemerintahannya, Raja Savang Vatthana mengunjungi banyak negara dalam kunjungan kenegaraan. Di bulan Maret 1963, ia mengunjungi 13 negara, termasuk [[Amerika Serikat]] di mana ia bertemu dengan [[John F. Kennedy|Presiden John F. Kennedy]] di [[Washington D.C.]]. Dalam kunjungan itu, raja menjamin netralitas Kerajaan Laos dalam situasi [[Perang Dingin]]. Tepat sebelum kunjungan itu Savang Vatthana berkunjung ke [[Moskwa]] di mana pihak [[Rusia]] memberi banyak sekali hadiah, termasuk limpsin Chaika. Raja didampingi oleh Perdana Menteri Souvanma Phouma.
 
Raja Savang Vatthana sangat aktif dalam politik Laos dengan mencoba menstabilkan negeri yang di tengah pergolakan politik yang dipicu [[Konferensi Jenewa]] pada Juli 1954. Konferensi ini menghasilkan kemerdekaan penuh bagi Laos, tetapi tidak menentukan dengan jelas siapa yang akan menjadi penguasa negara tersebut. Pangeran Souvanma Phouma, seoramg yang netral, menyatakan diri sebagai perdana menteri dan didukung [[Uni Soviet]]. Pangeran Boun Oum dari selatan Laos yang pro-Barat diakui oleh Amerika Serikat sebagai perdana menteri. Di ujung utara, Pangeran Souphanouvong yang memimpin gerakan kiri, [[Pathet Lao]], meraih dukungan dari [[Vietnam Utara]] dan mengklaim dirimya sebagai perdana menteri yang didukung para komunis. Untuk mengatasi permasalahan ini, Souvanna dan Boun Oum mesti meraih kata sepakat melalui Raja Savang Vatthana yang pro-Barat.
 
Pada 1961, mayoritas Majelis Nasional telah melakukan pemungutan suara dan mengangkat Boun Oum sebagai perdana menteri. Raja Savang Vatthana mengunjungi ibukota untuk memberi pengesahannya bagi pemerintahan baru. Akan tetapi, ia menghendaki ketiga pangeran untuk membentuk suatu pemerintahan koalisi yang terbentuk pada tahun 1962 tetapi kemudian bubar.
 
Pada tahun 1964, suatu rangkaian kudeta dan aksi perlawanan terhadap kudeta menghasilkan Pathet Lao dalam satu sisi dengan kaum netral, berhadapan dengan kaum kanan. Sejak saat itu, Pathet Lao menolak menerima tawaran koalisi apa pun ataupun pemilihan umum nasional. Akibatnya, [[Perang Saudara Laos]] pun dimulai.