Yudistira: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Schuzzknow (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Schuzzknow (bicara | kontrib)
Dewa dharma --> dewa yama
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 213:
[[Dewa (Hindu)|Dewa]] [[Indra]], pemimpin masyarakat kahyangan, datang menjemput Yudistira untuk diajak naik ke [[swarga]] dengan kereta kencananya. Namun, Indra menolak anjing yang dibawa Yudistira dengan alasan bahwa hewan tersebut tidak suci dan tidak layak untuk masuk swarga. Yudistira menolak masuk swargaloka apabila harus berpisah dengan anjingnya. Indra merasa heran karena Yudistira tega meninggalkan saudara-saudaranya dan Dropadi tanpa mengadakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka, namun lebih memilih untuk tidak mau meninggalkan seekor anjing. Yudistira menjawab bahwa bukan dirinya yang meninggalkan mereka, tapi merekalah yang meninggalkan dirinya.
 
Kesetiaan Yudistira telah teruji. Anjingnya pun kembali ke wujud asli yaitu Dewa [[DharmaYama]], Ayahnya. Bersama-sama mereka naik ke sorga menggunakan kereta Indra. Namun ternyata keempat Pandawa tidak ditemukan di sana. Yang ada justru [[Duryodana]] dan adik-adiknya yang selama hidup mengumbar angkara murka. Indra menjelaskan bahwa keempat Pandawa dan para pahlawan lainnya sedang menjalani penyiksaan di [[neraka]]. Yudistira menyatakan siap masuk neraka menemani mereka. Namun, ketika terpampang pemandangan neraka yang disertai suara menyayat hati dan dihiasi darah kental membuatnya ngeri. Saat tergoda untuk kabur dari neraka, Yudistira berhasil menguasai diri. Terdengar suara saudara-saudaranya memanggil-manggil. Yudistira memutuskan untuk tinggal di neraka. Ia merasa lebih baik hidup tersiksa bersama sudara-saudaranya yang baik hati daripada bergembira di sorga namun ditemani oleh kerabat yang jahat. Tiba-tiba pemandangan berubah menjadi indah. Dewa Indra muncul dan berkata bahwa sekali lagi Yudistira lulus ujian, karena waktunya yang sebentar di Neraka adalah sebagai penebus dosa ketidakjujuran Yudistira terhadap Drona soal kematian Aswatama. Ia menyatakan bahwa sejak saat itu, Pandawa Lima dan para pahlawan lainnya dinyatakan sebagai penghuni Surga, sementara para korawa akan menjalani siksaan yang kekal di neraka.
 
Menurut versi pewayangan Jawa, kematian para [[Pandawa]] terjadi bersamaan dengan [[Kresna]] ketika mereka ber[[meditasi]] di dalam [[Candi Sekar]]. Namun, versi ini kurang begitu populer karena banyak [[dalang]] yang lebih suka mementaskan versi ''[[Mahabharata]]'' yang penuh dramatisasi sebagaimana dikisahkan di atas.