Kereta api Bima: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Fged10 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bernardo Franskrui |
|||
Baris 9:
| image_width = 320
| caption = KA 33 Biru Malam Ekspres
| type = Eksekutif Satwa
| system = Kereta api cepat
| status = Beroperasi
| locale = Daop
| start = [[Stasiun Gambir|Jakarta Gambir]]
| end = [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] dan [[Stasiun Malang|Malang Kotabaru]]
Baris 24:
| reopen =
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia]]
| operator = [[Daerah Operasi
| character =
| depot =
| stock = [[CC201]], [[CC203]], [[CC204]], dan [[CC206]]
| linelength =
| tracklength =
| notrack =
| gauge = 1.067 mm
| el =
| speed = 60 s.d.
| elevation =
| map = {{:Kereta api Bima/rute}}
Baris 39:
'''Kereta api Bima''' adalah kereta api kelas eksekutif satwa sekelas argo yang dioperasikan [[PT Kereta Api Indonesia]] (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan [[Stasiun Gambir]] (GMR) - [[Stasiun Surabaya Gubeng]] (SGU) dan [[Stasiun Surabaya Gubeng]] (SGU) - [[Stasiun Malang]] (ML) dan sebaliknya dengan melewati jalur selatan. Meskipun kelas satwa, KA Bima adalah KA Eksekutif sekelas Argo dan menggunakan kereta Argo, dalam hal ini adalah KA eks-Argo Bromo (K1 0 95 ''xx'' JAKK).
Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada tanggal [[1 Juni]] [[1967]]<ref name="masbagus">[http://masbagusadventure.blogspot.com/2010/03/kereta-api-express-malam-bima.html Kereta api Express Malam Bima]</ref>; mengawali sejarah pengoperasian kereta api berpengatur suhu ruangan/ ''Air Conditioner ''bersistem Modern di Indonesia. KA ini
== Asal-usul nama ==
Baris 51:
===KA Eksekutif===
Rupanya selama tahun [[1967]]-[[1984]] menjadi masa-masa indah KA Bima sebagai KA tidur. Akan tetapi, dengan alasan sosial daripada alasan finansial, gerbong SAGW akhirnya dihapus. Sebagai persiapan, PJKA akhirnya mengimpor dua rangkaian gerbong eksekutif buatan pabrik [[Arad]], [[Rumania]], bernomor seri K1-847''xx'' (dibuat tahun [[1984]], nomor baru: K1 0 84 ''xx''<ref group="catatan" name="penomoran"/>
Gerbong Arad ini dirangkai bersama gerbong SBGW. Sementara itu, sisa gerbong tidur SAGW sempat dipakai sebentar di layanan PJKA lainnya, seperti kereta api [[kereta api Mutiara Utara|Mutiara Utara]], [[kereta api Senja|Senja]], atau [[kereta api Mutiara Selatan|Mutiara Selatan]] sebelum diistirahatkan. Tiga di antaranya menjadi gerbong kenegaraan, kini menjadi gerbong pariwisata, antara lain Nusantara, Bali, dan Toraja.
Gerbong K1-847''xx'' ini diyakini sebagai gerbong eksekutif terburuk yang pernah dimiliki oleh PJKA. Akibatnya, pada saat itulah, menurunlah kualitas pelayanan KA Bima. KA Bima tetap menggunakan stamformasi K1 dan SBGW (KT-677''xx'') hingga akhir dekade [[1980-an]], dan setelah awal dekade [[1990-an]], SBGW berhenti beroperasi. Gerbong SAGW dan SBGW diubah menjadi gerbong eksekutif duduk dengan menghilangkan tempat tidur dan menggantinya dengan tempat duduk. Sistem penomoran SAGW dan SBGW diubah menjadi K1-67''xxx'' (nomor baru: K1 0 67 ''xx
Peran SBGW kemudian digantikan oleh gerbong kuset (''couchette''). Gerbong ini dimodifikasi dari gerbong [[kereta api ekonomi|ekonomi]] buatan pabrik [[Nippon Sharyo]] yang sudah ada sejak [[1964]] dengan menambahkan AC, sekat ruangan, dan memasang tempat tidur yang paten. Namun, hingga tahun [[1995]], kebijakan Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) yang lebih mengejar okupansi daripada kualitas layanan membuat era gerbong tidur telah berakhir. Akhirnya, KA Bima berubah menjadi gerbong eksekutif biasa.
Baris 64:
Faktor lain yang mengakibatkan Argo Bromo lebih cepat adalah penguatan [[bantalan rel]] lintas Pantura yang sudah direncanakan sebelumnya (yang dahulu bertekanan gandar rendah karena sebagian merupakan bekas jalur trem). Dengan begitu, KA Argo Anggrek bisa dilalui oleh lokomotif besar ([[CC203]] saat itu) dengan kecepatan penuh 120 km/jam. Selama bertahun-tahun KA Bima sudah makin terlupakan. Pilihan mereka justru tertuju kepada KA semacam Argo Bromo atau Sembrani. Perjalanan KA yang lama dan jauh mengakibatkan orang kurang tertarik naik KA Bima.
Akan tetapi, kemunculan [[kereta api Argo Bromo Anggrek|Argo Bromo Anggrek]] produksi [[PT Inka
Pada awal tahun [[2014]], KA Bima kini diperpanjang rutenya hingga [[stasiun Malang]]. Pada tanggal [[1 Juni]] [[2014]] KA Bima diubah nomor gapekanya dari 33-34 menjadi 41-42. Namun ada yang menyebutkan bahwa KA Bima memiliki nomor gapeka 41-42 (Gambir-Surabaya Gubeng pp) dan 43-44 (Surabaya Gubeng-Malang Kota Baru pp).
Baris 79:
Di awal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan [[kereta]] berfasilitas tempat tidur kelas I (SAGW) dan kelas II (SBGW)<ref name="masbagus"/> dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Seiring waktu, kereta tidur mulai diganti dengan kereta bertempat duduk. Sejak tanggal [[9 Juni]] [[1990]] KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dengan menghapus fasilitas kereta bertempat tidur. Tetapi, kereta tidur (''couchette'') digunakan sampai tahun 1995 dan akhirnya dihilangkan.
Perubahan layanan dilakukan lagi sejak tanggal [[1 Agustus]] [[2002]] dengan mengganti rangkaian kereta api Bima dengan rangkaian kereta api sekelas Argo (eks-Argo Bromo JS-950, kode K1 0 95 ''xx'') dengan kapasitas angkut sebanyak 300 - 400 orang (membawa rangkaian 6 - 8 kereta kelas eksekutif). Rangkaian KA Bima terdiri dari 6 - 8 kereta kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan Eksekutif (KM1), 1 Kereta Pembangkit Listrik (P), dan 1 Kereta Bagasi (B). KA eks-Argo Bromo yang digunakan Bima memiliki ciri khas yaitu AC yang kotak (buatan 1995), berbeda dengan KA Argo setelahnya (buatan 1996
== Stasiun ==
|