Pestisida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k fixing dead links |
|||
Baris 19:
== Sejarah ==
Sebelum tahun 2000 SM, manusia telah menggunakan pestisida untuk
melindungi tanaman pertanian. Pestisida pertama berupa [[sulfur]] dalam
bentuk unsur yang ditebarkan di atas lahan pertanian di Sumeria sekitar
4500 tahun yang lalu. [[Rig Veda]] yang berusia 4000 tahun menyebutkan
penggunaan tanaman beracun untuk mengendalikan hama.<ref>Rao GVR,
Rupela OP, Rao VR and Reddy YVR (2007)
[http://dspace.icrisat.ac.in/dspace/bitstream/10731/391/1/Role%20of%20biopesticides..prospects.pdf
"Role of biopesticides in crop protection: present status and future
prospects"] ''Indian Journal of Plant Protection'', '''35''' (1):
1–9.</ref> Sejak abad ke 15, senyawa berbahaya seperti
[[arsenik]], [[raksa]], dan [[timbal]] diterapkan di lahan pertanian
untuk membunuh hama. Di abad ke 17, [[nikotin sulfat]] diekstraksi dari
daun [[tembakau]] untuk dijadikan insektisida. Abad ke 19, [[piretrum]]
dari bunga [[krisan]] dan [[rotenon]] dari akar sayuran mulai
dikembangkan.<ref name=Miller2002>Miller, GT (2002). ''Living in
the Environment'' (12th Ed.). Belmont: Wadsworth/Thomson Learning. ISBN
0-534-37697-5</ref> Hingga tahun 1950an, pestisida berbahan dasar
arsenik masih dominan.<ref name=Pinpointing>Ritter SR. (2009).
[http://pubs.acs.org/cen/coverstory/87/8707cover1a.html Pinpointing
Trends In Pesticide Use In 1939]. ''C&E News''.</ref> [[Paul
Herman Müller]] menemukan DDT yang sangat efektif sebagai insektisida.
Organoklorin menjadi dominan, namun segera digantikan oleh organofosfat
dan karbamat pada tahun 1975 di negara maju. Senyawa [[piretrin]]
menjadi insektisida dominan.<ref name=Pinpointing/> Herbisida
berkembang dan mulai digunakan secara luas pada tahun 1960an dengan
[[triazin]] dan senyawa berbasis nitrogen lainnya, asam karboksilat, dan
glifosat.<ref name=Pinpointing/>
Pada tahun 1960an, ditemukan bahwa DDR menyebabkan berbagai burung
pemakan ikan tidak bereproduksi, yang menjadi masalah serius bagi [[keanekaragaman hayati]]. Penggunaan DDT dalam pertanian kini dilarang dalam [[Konvensi Stockholm]], namun masih digunakan di beberapa negara berkembang untuk mencegah malaria dan penyakit tropis lainnya dengan menyemportkannya ke dinding untuk mencegah kehadiran nyamuk.<ref>Lobe, J (Sept 16, 2006), [http://www.commondreams.org/headlines06/0916-05.htm "WHO urges DDT for malaria control Strategies,"] Inter Press Service, cited from Commondreams.org. Retrieved on September 15, 2007.</ref> ==Definisi==
|