Kalimantan (wilayah Indonesia): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tigrisia Wu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 66:
Pada zaman [[Hindia-Belanda]] dan sebelumnya, Kalimantan merujuk kepada keseluruhan pulau yang dikenal sebagai [[Borneo]] yang meliputi [[Sabah]], [[Sarawak]], [[Brunei]], dan kawasan Kalimantan sekarang. Dalam surat-surat Pangeran [[Tamjidullah II dari Banjar|Tamjidillah]] dari [[Kerajaan Banjar]] kepada [[Residen]] [[Belanda]] di [[Banjarmasin]] pada tahun [[1857]], beliau menyebut nama "Pulau Kalimantan", bukan dengan sebutan "Pulau Borneo". Ini menunjukkan bahwa di kalangan penduduk, nama "Kalimantan" lebih umum digunakan daripada nama "Borneo" yang digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda.
 
Sebagian besar wilayah Kalimantan dari kota [[Sambas]] hingga kota [[Berau]] merupakan bekas kawasan [[Kerajaan Banjar]], tetapi kini kawasan itu menyusut menjadi sebagian kecil saja di wilayah [[Kalimantan Selatan]] masa kini setelah jatuh ke tangan kesultanan[[Kesultanan Brunei]]. Dengan kedatangan Inggris di Kalimantan, Inggris memisahkan [[Sabah]], [[Sarawak]] dari Kalimantan (termasuk [[Brunei]]). Ketika Sabah dan Sarawak dimasukkan ke dalam wilayah [[Malaysia]], keseluruhan pulau dipanggil Borneo. Sampai sekarang pulau itu secara luas disebut dengan "Borneo" daripada "Kalimantan", dan kata "Kalimantan" sendiri lebih umum diartikan sebagai suatu wilayah di pulau Borneo yang dimiliki oleh Indonesia, walaupun dalam [[Bahasa Indonesia]] kata "Kalimantan" tetap mengacu kepada keseluruhan pulau.
 
== Etimologi ==
Baris 80:
Menurut [[C. Hose]] dan [[Mac Dougall]], "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni [[Iban]] (Dayak Laut), [[Suku Kayan|Kayan]], [[Suku Dayak Kenyah|Kenyah]], [[Klemantan]] (Dayak Darat), [[Rumpun Murut|Murut]], dan [[Suku Punan|Punan]]. Dalam karangannya, ''Natural Man, a Record from Borneo'' (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa [[Melayu]]. Namun menurut [[Slamet Muljana]], kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya kata [[Malaya]], melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).
 
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau ''Klemantan'' berasal dari [[bahasa Sanskerta]], ''Kalamanthana'' yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (''kal[a]'': musim, waktu dan ''manthan[a]'': membakar). Karena vokal ''a'' pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap ''Kalmantan'' yang kemudian disebut penduduk asli ''Klemantan'' atau ''Quallamontan'' yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.<ref>{{id}} {{cite book|pages=88 |url=http://books.google.co.id/books?id=l1ALHtAiibQC&lpg=PA88&dq=Kalamanthana&pg=PA88#v=onepage&q=Kalamanthana&f=false |title=Sriwijaya|first=Slamet |last=Muljana|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2006|isbn=9798451627}}ISBN 978-979-8451-62-1</ref> Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya '''Pulu K'lemantan'''<ref>{{en}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=bIxKAAAAYAAJ&dq=Pulu%20K'lemantan&pg=PA396#v=onepage&q=Pulu%20K'lemantan&f=false |title=Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles |volume=2 |first=Lady Sophia |last=Raffles |publisher=J. Duncan| year=1835|pages=396}}</ref><ref>{{en}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=6vwWAAAAYAAJ&dq=Pulu%20K'lemantan&pg=PA331#v=onepage&q=Pulu%20K'lemantan&f=false |title=The Quarterly journal of science and the arts|volume= 2 |pages=331 |author=Royal Institution of Great Britain|publisher=John Murray|year=1817}}</ref><ref>{{de icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=7-ROAAAAYAAJ&dq=Pulu%20K'lemantan&pg=PA444#v=onepage&q=Pulu%20K'lemantan&f=false |title= Kritisches Journal der neuesten theologischen Literatur |volume= 6 |author=Christoph Friedrich von Ammon, Leonhard Bertholdt |pages=444|publisher=J. E. Seidel|year=1817}}</ref>, orang Italia mengenalnya ''Calemantan'' dan orang Ukraina : Калімантан.
 
Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".<ref>[http://www.extremeborneo.com/Kalimantan_Rivers.html Kalimantan Rivers]</ref><ref>[http://www.walkaboutindonesia.com/kalimantan.htm Kalimantan - Indonesia]</ref><ref name="Kathy MacKinnon">{{en}}{{cite book|first=[[Kathy MacKinnon|Kathy]] |last=MacKinnon|coauthors= |title=''[http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PA62&dq=demang%20lehman&pg=PA61#v=onepage&q=demang%20lehman&f=false The ecology of Kalimantan]''|publisher=Oxford University Press|year=1996|isbn=9780945971733}}ISBn [http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PR6&pg=PR6#v=onepage&q&f=false 0-945971-73-7]</ref>
Baris 158:
 
<!--== Sejarah ==
* [[Milenium ke-8|8000 SM]] : Manusia bangsa [[Australoid|Austrolomelanesia]] memasuki pulau [[Borneo]].
* [[Abad ke-25 SM|2500 SM]] : Penghijrahan bangsa [[Melayu Proto]] dari [[Yunnan]] ke pulau Borneo yang merupakan nenek moyang suku [[Dayak]].
* [[1500-an SM|1500 SM]] : Penghijrahan bangsa [[Melayu Deutero]] ke pulau Borneo.
* [[400]] : [[Mulawarman]], raja ke-3 dari [[Kerajaan Kutai]] yang berketurunan Kudungga daripada [[suku Dayak Tunjung]], merupakan kerajaan [[Hindu]] pertama di [[Nusantara]].
* [[600]] : [[Suku Dayak Maanyan]] berhijrah ke pulau [[Bangka]] dan selanjutnya ke [[Madagaskar]].
* [[1362]] : Pulau Borneo ditaklukkan oleh [[Majapahit]].
* [[24 September]] [[1526]] : Pangeran Samudera, raja [[Banjarmasih]] ke-1, memeluk [[Islam]] dan digelar Sultan [[Suriansyah]] selepas mendapat dukungan [[Kesultanan Demak]] untuk melepaskan diri daripada [[Kerajaan Negara Daha]].
* [[7 Julai]] [[1607]] : Ekspedisi [[Belanda]] yang diketuai oleh Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin.
* [[1612]] : Belanda menembak hancur Banjar Lama, ibu kota [[Kerajaan Banjar]], sehingga ibu kota kerajaan Banjar dipindahkan ke [[Martapura]].
* [[25 Jun]] [[1689]] : Kapal [[Portugis]] di bawah pimpinan Kapten Cotingo memasuki daerah Pulau Petak, [[Kabupaten Kapuas|Kapuas]].
* [[14 Mei]] [[1787]] : Pangeran Amir (datuk [[Antasari]]) ditangkap oleh [[Belanda]], dan selanjutnya dibuang ke [[Sri Lanka]] selepas mengadakan perlawanan terhadap Belanda dengan 3,000 orang pengikutnya.
* [[1857]] : Surat Pangeran Tamjidillah dari [[Kerajaan Banjar]] kepada [[Residen]] Belanda di Banjarmasin menyebut nama pulau "Kalimantan", dan bukannya pulau "Borneo".
* [[11 November]] [[1858]] : [[Perang Banjar]] yang diketuai oleh [[Pangeran]] [[Antasari]] tercetus buat pertama kali.
* [[1859]] : Sultan Tamjidillah yang diiktiraf oleh Belanda sebagai raja Banjar diturun tahta dan dibuang ke [[Bogor]].
* [[14 Mac]] [[1862]] : Pangeran Antasari ditabalkan sebagai Panembahan oleh [[Kiai Adipati Jaya Raja]], [[adipati]] (gabenor) wilayah [[Tanah Dusun]], [[Kapuas]], dan [[Kahayan]], serta para ketua suku Dayak.
* [[1895]] : Para penduduk [[Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo]] terdiri daripada 598 orang [[Eropah]], 4,525 orang [[China|Cina]], 1,534 orang [[Arab]], 116 orang [[Timur Asing]], serta 803,013 orang [[bumiputera]].
* [[1899]] : [[Residen]] C.A. Kroesen mengetuai Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo.
* [[24 Januari]] [[1905]] : Sultan [[Muhammad Seman]], putera Pangeran Antasari, mangkat semasa melawan Belanda di kawasan pedalaman [[Sungai Barito]].
* [[1919]] : Banjarmasin, ibu kota Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, mendapat autonomi pemerintahan menjadi [[Gemeente]] Bandjermasin.
* [[1923]] : [[Kongres Borneo Nasional]] pertama diadakan.
* [[29]]-[[31 Maret]] [[1924]] : Kongres Borneo Nasional ke-2 yang dihadiri oleh wakil-wakil Perikatan Dayak dan [[Sarekat Islam]] tempatan.
* [[1938]] : Wester Afdeeling van Borneo dan Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah provinsi [[Hindia Belanda]], dengan Dr. A. Haga sebagai gabenornya. Gemeente Bandjermasin dinaikkan pangkat menjadi Stads Gemeente Bandjermasin.
* [[25 Disember]] [[1941]] : Jepun mengebom Lapangan Terbang Ulin, [[Banjarbaru]].
* [[21 Januari]] [[1942]] : Jepun menembak jatuh pesawat Catalina-Belanda di Sungai Barito, perairan [[Alalak, Barito Kuala]].
* [[8 Februari]] [[1942]] : Jepun memasuki [[Muara Uya, Tabalong]]. [[Gabenor Haga]] berundur ke [[Kuala Kapuas]] menuju ke [[Puruk Cahu]], [[Murung Raya]].
* [[10 Februari]] [[1942]] : Tentera Jepun memasuki Banjarmasin, ibu kota Borneo (Kalimantan).
* [[12 Februari]] [[1942]] : Tentera Jepun mengumumkan bahawa kota Banjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada [[Pimpinan Pemerintahan Awam]].
* [[5 Mac]] [[1942]] : A.A Hamidhan menerbitkan akhbar ''Kalimantan Raya'' &nbsp;di Banjarmasin.
* [[18 Mac]] [[1942]] : [[Kiai]] [[Pangeran Musa Ardi Kesuma]] dilantik oleh Jepun sebagai Ridzie, penguasa penuh dan tertinggi pemerintahan awam yang meliputi wilayah Banjarmasin, [[Hulu Sungai (Kalimantan)|Hulu Sungai]] dan Kapuas-Barito ([[Dayak Besar]]).
* [[17 April]] [[1945]] : Rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membongkokkan badan kepada setiap askar Jepun, baik yang naik [[kereta]] mahupun yang menunggang [[basikal]] dan sebagainya.
* [[6 Mei]] [[1945]] : Pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN = Muhammad Noor)
* [[18 Ogos]] [[1945]] : Pemerintahan [[Sukarno]]-[[Hatta]] melantik Ir. H. [[Pangeran Muhammad Noor]] sebagai [[gabenor]] Kalimantan.
* [[17 Mei]] [[1949]] : Perisytiharan Gabenor Tentera ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan oleh Leftenan Kolonel [[Hasan Basry]] (pahlawan negaral).
* [[9 November]] [[1949]] : Pertempuran di Banjarmasin melawan Belanda.
* [[23 September]] [[1953]] : Kemangkatan [[Ratu Zaleha]], puteri Sultan Muhammad Seman dan tokoh pembebasan wanita Kalimantan, sebelumnya dibuang ke [[Cianjur]].
* [[7 Disember]] [[1956]] : Pembentukan provinsi [[Kalimantan Selatan]].
* [[23 Mei]] [[1957]] : Pembentukan provinsi [[Kalimantan Tengah]].
-->