Villa Isola: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cucuganesha (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 8:
'''Villa Isola''' adalah bangunan villa yang terletak di kawasan pinggiran utara [[Kota Bandung]]. Berlokasi pada tanah tinggi, di sisi kiri jalan menuju [[Lembang]] (Jln. Setiabudhi), gedung ini dipakai oleh [[IKIP]] (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang sekarang menjadi [[Universitas Pendidikan Indonesia]]-UPI). Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya [[arsitektur]] [[Art Deco]] yang banyak dijumpai di Bandung.
Villa Isola dibangun pada tahun [[1933]], milik seorang hartawan [[Belanda]] bernama [[Dominique Willem Berretty]]. Kemudian bangunan mewah yang dijadikan rumah tinggal ini dijual dan menjadi bagian dari [[Hotel Savoy Homann]]. Perkembangan selanjutnya, ia dijadikan ''Gedung IKIP'' (sekarang UPI) dan digunakan sebagai kantor rektorat.
Suatu publikasi khusus pada masa [[Hindia Belanda]] untuk villa ini ditulis oleh [[W. Leimei|Ir. W. Leimei]], seorang [[arsitek]] [[Belanda]]. Dalam publikasi ini, Leimei mengatakan bahwa di [[Batavia]] ketika urbanisasi mulai terjadi, banyak orang mendirikan villa di pinggiran kota dengan gaya arsitektur klasik tetapi selalu beradaptasi baik dengan alam dan ventilasi, jendela dan gang-gang yang berfungsi sebagai isolasi panas matahari. Hal ini juga dianut oleh Villa Isola di Bandung. Pada masa [[pendudukan Jepang]], Gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara [[Hitoshi Imamura|Jendral Hitoshi Imamura]] saat menjelang [[Perjanjian Kalijati]] dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di [[Kalijati, Subang|Kalijati]], [[Subang]], Maret [[1942]]. Gedung ini dibangun atas rancangan arsitek Belanda yang bekerja di Hindia Belanda Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]].
Baris 32:
Di atas lantai tiga berupa atap datar yang digunakan untuk teras. Semua perabotan dan kaca tritisan diimpor dari [[Paris]], [[Perancis]].
Bangunan ini ada tendensi horisontal dan vertikal yang ada pada arsitektur [[India]] yang banyak berpengaruh pada candi-candi di [[Jawa]]. Dikatakannya dalam arsitektur candi maupun bangunan tradisional, keindahan ornamen berupa garis garis ''molding'' akan lebih terlihat dengan adanya efek bayangan [[matahari]] yang merupakan kecerdikan arsitek masa lampau dalam mengeksploitasi sinar matahari tropis.
Schoemaker banyak memadukan falsafah arsitektur tradisional dengan modern dalam bangunan ini. Secara konsisten, ia menerapkannya mulai dari kesatuan dengan lingkungan, orientasi kosmik utara selatan, bentuk dan pemanfaatan sinar matahari untuk mendapat efek bayangan yang memperindah bangunan.
|