Pulau Sebesi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Margapesisir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 50:
 
===Raden Pangeran Haji Djamaludin===
Tahun 1896 Pangeran Minak Putra menjual Pulau Sebesi dan Sebuku kepada Haji Djamaludin(sekutu Belanda), seorang kepala kampung Kalianda onderafdeeling Katimbang.<ref name="hetnieuwsvandendag1932">Het Nieuws Van Den Dag No. 38 : "''De Kwestie van Hadji Djamaloedin''", hal. 2. Nederlands-Indië, 1932.</ref> <ref name="bataviaaschnieuwsblad1931">Batavia Nieuwsblad No. 138 : "''Executoriale Verkooping''", hal. 4. Batavia, 1931.</ref> Proses jual beli ini dicatatkan melalui sebuah akta jual-beli dan disaksikan oleh Controleur, Demang, serta Klerk-Griffier afdeeling Katimbang<ref name="nieuweamsterdamcourant1926">Nieuwe Amsterdam Courant - Algemeen Handelsblad No. 32239 : "''De Koning van Sebesi''", hal. 9. Nederlands, 1926.</ref> <ref name="deindischecourant1934">De Indische Courant No. 64 : "''Uit de Lampongs : Poelau Seboekoe en Sebesi''", hal. 6. Nederlands-Indië, 1934.</ref>. Hak kepemilikan Haji Djamaludin kemudian dikuatkan oleh Besluit Gubernur Jenderal Hindia - Belanda tahun 1900.
 
Sebelum membeli Pulau Sebesi dan Sebuku, tepatnya pada tahun 1888, Haji Djamaludin dan Pangeran Minak Putra sempat dipanggil oleh Pemerintah Banten di Anyer untuk menerima penghargaan. Haji Djamaludin mendapat bintang emas dan Pangeran Minak Putra menerima bintang perak.<ref name="bintangemas1888">Java-Bode No. 266 : "''Officieele Berichten, Civiel Departement''", hal. 5. Nederlands-Indië, 1888.</ref>
Baris 57:
 
===Muhammad Saleh Ali===
Pasca meninggalnya Raden Pangeran Haji Djamaludin pada tahun 1926, hak kepemilikan atas Pulau Sebesi dan Sebuku beralih kepada anak laki-laki satu-satunya, Muhammad Saleh Ali <ref name="hetniewsvandendagags1936">Het Nieuws Van Den Dag No. 193 : "''Mach van Adatrechten en Legenden''", hal. 17. Nederlands-Indië, 1936.</ref> <ref name="desumatrapost1932">De Sumatra Post No. 44 : "''Eilanden Onder Beslag''", hal. 14. Nederlands-Indië, 1932.</ref> <ref name="desumatrapost1936">De Sumatra Post No. 201 : "''Adatrechten en Legenden''", hal. 11. Nederlands-Indië, 1936.</ref>. Di masa kepemilikan M. Saleh Ali, Pulau Sebesi menjadi basis pendanaan bagi para pejuang Kalianda semasa perang kemerdekaan melawan Belanda dan Jepang, hingga agresi militer Belanda ke-2 pada tahun 1949.
 
Kini hak kepemilikan terhadap Pulau Sebesi dan Sebuku telah beralih pada Hasanudin bin M. Saleh Ali dan saudara-saudaranya<ref name="putusanma1978">Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan No. 1757K/SIP/1978.</ref> <ref name="putusanma2009">Mahkamah Agung Republik Indonesia, [http://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/perkara/perkara_detail.php?id=dd733090-0b2a-1b2a-e3c7-30353030 Putusan No. 3013K/PDT/2009].</ref>.