]]
'''Wayang Listrik''' adalah sebuah garapan seni pertujukan wayang yang dipadukan dengan unsur teknologi modern di dalamnya yang digarap oleh seniman [[I Made Sidia]] asal Bona, [[Gianyar]], [[Bali]]. Saat masih di bangku kuliah, I Made Sidia banyak melakukan eksperimen untuk membuat konsep baru dalam seni pertunjukan wayang dan memang dianjurkan oleh jurusan pedalangan Institut Seni Indonesia Denpasar untuk membuat pertunjukan wayang yang inovatif.
== Sejarah Wayang Listrik ==
Nama Wayang listrik sendiri pertama kali diprakarsai oleh dalang asal Amerika, Larry Reed yang pada saat itu berkolaborasi dengan dalang di Bali termasuk I Made Sidia, pada saat latihan berlangsung, tiba tiba listrik padam, semua dalang Bali pun panik dengan menyebutkan kata “mati listrik”.mendengar kata “listrik”yang dirasa “unik” oleh Larry, maka dia menyebut garapan wayang tersebut dengan wayang listrik.
[[Berkas:Pengrajin wayang.jpg|thumb|right|150px| Pengrajin wayang golek]]
[[Wayang]] adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di [[pulau Jawa]] dan [[Bali]]. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan “bayang”, karena dilihat dari pertunjukan [[wayang kulit]] yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di [[Jawa Barat]], selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah [[Wayang golek]] . Istilah ''golek'' dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata ''golek'' bermakna 'mencari', sebagai kata benda ''golek'' bermakna boneka kayu.<ref>{{cite web|url=http://nasional.kompas.com/read/2009/10/08/15282789|title=Tari Golek Ikon Perpaduan Dua Budaya |author=CH Dwi Anugrah|publisher=Kompas.com|accessdate=23 December 2013}}</ref> Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali [[wayang orang]] yang merupakan bentuk seni tari-drama yang ditarikan manusia, kebanyakan bentuk kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawacana, mengatur gamelan mengatur lagu dan lain-lain.
== Pola pagelaran ==
[[Berkas:Wayang Islam.jpeg|thumb|150px|Tokoh wayang Walangsungsang dan Rara Santang yang menyebarkan agama [[Islam]] di Tanah Sunda]]Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan. Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang bersumber dari cerita [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]] dengan menggunakan [[bahasa Sunda]] dengan iringan [[gamelan Sunda]] (salendro), yang terdiri atas dua buah [[saron]], sebuah [[peking]], sebuah [[selentem]], satu perangkat [[boning]], satu perangkat [[boning rincik]], satu perangkat [[kenong]], sepasang [[gong]] (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat [[kendang]] (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), [[gambang]] dan [[rebab]].
Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal diantaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, [[Asep Sunandar Sunarya]], Cecep Supriadi, [[ki dalang IIN wahyu iskandar]] dll.
Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut;
# Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;
# Babak unjal, paseban, dan bebegalan
# Nagara sejen
# Patepah
# Perang gagal
# Panakawan/goro-goro
# Perang kembang
# Perang raket
# Tutug
Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat ([[ruwat]]), yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain:
# Wunggal (anak tunggal)
# Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia)
# Suramba (empat orang putra)
# Surambi (empat orang putri)
# Pandawa (lima putra)
# Pandawi (lima putri)
# Talaga Tanggal Kausak (seorang putra dihapit putri)
# Samudra hapit sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
== Sejarah perkembangan ==
[[Berkas:Cepot Wayang.jpg|right|150px|thumb|Wayang Golek si Cepot]]
Pada awal kemunculannya, kesenian wayang kayu lahir dan berkembang di wilayah pesisir utara pulau Jawa pada awal abad ke-17 dimana kerajaan Islam tertua di [[Pulau Jawa]] tumbuh disana, dengan menggunakan [[Bahasa Sunda]] dalam dialognya. Menurut legenda yang berkembang, [[Sunan Kudus]] menggunakan bentuk wayang golek awal ini untuk menyebarkan Islam di masyarakat.
Kesenian wayang golek berbahasa Sunda diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi [[Kesultanan Mataram]] pada abad ke-17, meskipun sebenarnya beberapa pengaruh warisan budaya Hindu masih bertahan di beberapa tempat di Jawa Barat sebagai bekas wilayah [[Kerajaan Sunda]] [[Pajajaran]]. Pakem dan jalan cerita wayang golek sesuai dengan versi wayang kulit Jawa, terutama kisah wayang purwa (Ramayana dan Mahabharata), meskipun terdapat beberapa perbedaan, misalmya dalam penamaan tokoh-tokoh punakawan yang dikenal dalam versi Sundanya. Adapun kesenian wayang kayu berbahasa Jawa saat ini dapat dijumpai bentuk kontemporernya sebagai [[Wayang Menak]] di wilayah [[Kudus]] dan [[Wayang Cepak]] di wilayah [[Cirebon]], meski popularitasnya tidak sebesar wayang golek di wilayah Priangan.
Pertunjukan seni wayang golek mulai mendapatkan bentuknya yang seperti sekarang sekitar abad ke-19. Saat itu kesenian wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang dipagelarkan di desa atau kota karesidenan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.
Sejak [[1920-an]], selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya [[Upit Sarimanah]] dan [[Titim Patimah]] sekitar tahun [[1960-an]].
Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.
Kini selain sebagai bentuk teater seni pertunjukan wayang, kerajinan wayang golek juga kerap dijadikan sebagai cindera mata oleh para wisatawan. Tokoh wayang golek yang lazim dijadikan cindera mata benda kerajinan adalah tokoh pasangan [[Rama]] dan [[Shinta]], tokoh wayang terkenal seperti [[Arjuna]], [[Srikandi]], dan [[Krishna]], serta tokoh [[Punakawan]] seperti [[Semar]] dan [[Cepot]]. Kerajinan wayang golek ini dijadikan sebagai dekorasi, hiasan atau benda pajangan interior ruangan. Adapun di zaman modern ini [[Wayang golek purna]] kreasi sudah mulai di kembangkan oleh para pengrajin wayang muda,yang tetap tidak menghilangkan pakem dari Wayang golek purwa, di ataranya ada pengarajin Cahya Medal ,Wayang Golek Evolution,Caraka Wayang Indonesia (CWI) dan lain-lain.
==Tokoh Wayang Golek==
Perkembangan wayang golek pada dari abad 19 hingga abad ke 20 tidak lepas dari para [[Dalang]] yang terus mengembangkan seni tradisional ini, salah satunya Ki H. [[Asep Sunandar Sunarya]] yang telah memberikan inovasi terhadap wayang golek agar bisa mengikuti perkembangan zaman, salah satu kreativitasnya yaitu si [[Cepot]] dimana di tangan beliau kini wayang golek tidak hanya seni yang dikatakan jadul , tapi seni tradisional yang harus dikembangkan di era modern sekarang ini.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Rujukan ==
* [[Ganjar Kurnia]]. 2003. ''Deskripsi kesenian Jawa Barat''. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung.
== Pranala luar ==
* [http://www.wayanggolek.net WayangGolek.Net], galeri dan uraian tokoh-tokoh pewayangan.
== Lihat pula ==
{{commonscat|Wayang Golek}}
* [[Ludruk]]
* [[Ketoprak]]
* [[Wayang Kulit]]
* [[Wayang Orang]]
== Pola Pementasan Wayang Listrik ==
{{Wayang}}
Dalam pementasan wayang listrik, layar lebar dan animasi menjadi unsur penting dalam pertunjukan, karena wayang listrik ini memakai [[projector]] untuk menampilkan siluet wayang yang pada umumnya wayang [[tradisional]] di Bali menggunakan lampu blencong dan penggunaan projector juga untuk menampilkan senery yang lebih realistis dan modern yang dibuat dengan menggunakan program visual seperti adobe photoshop, corel video studio, resolume avenue. Selain dari segi teknologi, keunikan dari wayang listrik ini adalah jumlah dalang yang memainkan wayang lebih dari satu dalang. Selain Made Sidia sendiri sebagai dalang dan pengisi suara wayang, ada sekitar 7-8 dalang lainnya yang membantu memainkan wayang dan setiap dalang menggunakan papan seluncur/[[skateboard]]. Penggunaan papan seluncur sendiri dimaksudkan agar dalang dapat melakukan pergerakan kesana
kemari secara dinamis, maka dari itu wayang listrik ini kadang juga disebut wayang skateboard.
Yang unik juga dari wayang listrik ini, bahan dari wayang yang digunakan tidak semua dari kulit seperti wayang Bali pada umumnya,
ada yang terbuat dari kardus, sterofoam, busa tebal dan kaca mika. Cara memainkan wayang kaca mika ini dengan memantulkan cahaya
lampu ke kaca mika yang sudah digambar tokoh wayang, kemudian diteruskan ke layar sehingga siluet wayang tampil di layar. alasan
menggunakan bahan tersebut agar wayang bergerak lebih lentur dan harga nya cukup terjangkau dari pada menggunakan kulit,
Pertunjukan wayang listrik ini sendiri biasanya membawakan cerita [[epos]] [[Mahabaratha]] maupun [[Ramayana]] yang kadang di modifikasi dan disisipi pesan pesan lingkungan sehingga menjadi lebih [[modern]] dan [[atraktif]] tanpa merusak alur cerita aslinya. dalam pementasan wayang listrik biasanya diiringi dengan [[gamelan]] tradisional Bali yang dipadukan dengan alat [[musik]] modern seperti [[gitar]], [[bass]], [[drum]] dan [[keyboard]].
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
[[Kategori:Jawa BaratBali]]
[[Kategori:Budaya SundaPewayangan]]
[[Kategori:Budaya Jawa BaratBali]]
[[Kategori:Wayang|GolekKontemporer]]
|