Yakobus 2: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
JohnThorne (bicara | kontrib) Tambahan informasi |
||
Baris 21:
* 2) Sikap semacam ini tidak didorong oleh kasih yang murni untuk semua orang ({{Alkitab|Yakobus 2:8}}). Mengagumi kedudukan sosial adalah dosa terhadap hukum kasih.
* 3) Sikap ini menjadikan kita "hakim dengan pikiran yang jahat" ({{Alkitab|Yakobus 2:4}}); daripada menghormati "Tuhan kita yang mulia" dan menerima orang berdasarkan iman mereka kepada Kristus, kita dengan tidak adil menunjukkan sikap memihak orang kaya atau orang berkedudukan dengan motivasi yang jahat untuk memperoleh keuntungan.<ref name=fulllife>The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.</ref>
== Ayat 17 ==
:''Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.''<ref>{{Alkitab|Yakobus 2:17}}</ref>
* 1) Iman sejati yang menyelamatkan begitu penting sehingga mau tidak mau harus menyatakan diri di dalam tindakan saleh dan pengabdian kepada [[Yesus]] [[Kristus]]. Perbuatan tanpa iman adalah perbuatan yang mati. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya (lihat [[#Ayat 22|Yak 2:22]]; [[Roma 1#Ayat 5|Roma 1:5]])
* 2) Yakobus mengarahkan ajaran ini kepada mereka di dalam gereja yang mengaku beriman kepada Kristus dan pendamaian oleh darah-Nya, sambil percaya bahwa pengakuan itu saja sudah cukup untuk keselamatan. Mereka berkeyakinan bahwa hubungan pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai Tuhan tidak penting. Yakobus mengatakan bahwa iman semacam itu mati dan tidak menghasilkan keselamatan atau sesuatu yang baik ({{Yak|2|14-16,20-24}}). Satu-satunya jenis iman yang menyelamatkan ialah "iman yang bekerja oleh kasih" ({{Gal|5|6}}).
* 3) Pada pihak lain, jangan beranggapan bahwa kita memelihara iman yang hidup hanya dengan usaha kita sendiri. Kasih karunia Allah, Roh Kudus yang mendiami kita dan syafaat [[Kristus]] (lihat {{Ibr|7|25}}) bekerja di dalam kehidupan kita untuk memungkinkan kita menanggapi Allah "yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman" ({{Rom|1|17}}). Jikalau kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan pimpinan Roh, maka iman kita akan mati.<ref name=fulllife/>
== Ayat 19 ==
|