Mangkunegara VI: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ranggajaya (bicara | kontrib)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 12:
 
== Tampil Sebagai Penguasa Mangkunegaran ==
[[Mangkunegara VI]] mulai bertahta pada tanggal 21 November 1896, dan selanjutnya tampil sebagai penguasa yang membawa pembaharuan dan perubahan. Berbeda dengan kakaknya [[Mangkunegara V]] yang mengedepankan [[Kesenian]], Mangkunegara VI lebih mengedepankan keuangan dan ekonomi sehingga kas kerajaan yang di zaman kakaknya memerintah hampir kosong oleh Mangkunegara VI digemukkan kembali. Segala macam kebutuhan yang menghisap keuangan dan tidak terlalu utama disingkirkan untuk efisiensi. Keuangan [[Mangkunegaran]] pada masa itu sedang jatuh akibat kurang tertibnya manajemen pengelolaan dalam bisnisnya. Di samping itu, harga gula di pasaran dunia juga sedang jatuh karena mendapat pesaing baru dari Brasil. Pada masa Mangkunegara VI ini, utang kerajaan yang ditinggalkan pendahulunya dapat dilunasi.
 
Mangkunegara VI juga mempelopori model penampilan dengan pemotongan rambut yang pendek dengan memotong rambutnya sendiri dan semua pejabat serta kawula diwajibkan untuk tidak memelihara rambut panjang bagi laki laki. Sembah sungkem kepada atasan juga diubah tidak berkali-kali, tetapi cukup tiga kali. Ikatan dengan Kasunanan yang mewajibkan Mangkunegara harus menghadap setiap persidangan kerajaan diputus sehingga Mangkunegaran selain otonom juga menjadi pesaing semakin serius dalam memperebutkan hegemoni kebudayaan di [[Jawa]].
Baris 20:
== Perekonomian Mangkunegaran ==
 
Terhitung 1 Juni 1899 semua kepengurusan perusahaan perusahaan [[Mangkunegaran]] kembali lagi ke Praja Mangkunegaran dengan pengendali langsung oleh [[Mangkunegara VI]] yang memisahkan antara keuangan perusahaan dan keuangan kerajaan. Akibat dari kebijakan penguasa Mangkunegaran ini, semua perusahaan berada dalam kontrol seorang [[superintenden]] (Wasino, 2008) dan campur tangan residen Belanda dalam keuangan perusahaan berakhir. Sektor-sektor ekonomi pedesaan tradisional diubah menjadi modern dengan jalan memperbanyak perkebunan dengan ditanami kopi, nila, tebu, atau gula di wilayah Praja ([[Denys Lombard|Lombard]], 1996). Kondisi wilayah Mangkunegaran yang agraris difungsikan dan dikelola dengan prinsip keteraturan warisan ayahnya.
 
Konflik antara Residen dengan Mangkunegara VI sering terjadi dalam tarik ulur karena pihak Mangkunegaran yang memiliki otonomi pengaturan menolak campur tangan Residen. Residen Surakarta Van Wijk melakukan intervensi dengan cara pihak Mangkunegaran diwajibkan untuk konsultasi dalam melakukan anggaran keuangan kerajaan. Disamping itu Mangkunegara'' ''VI juga pernah melakukan penyitaan terhadap Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (perusahaan kereta api swasta Belanda), yang tidak mampu membayar pajak untuk tanah-tanah yang disewanya.
Baris 95:
 
== Mengundurkan diri Sebagai Penguasa ==
Pemerintahannya yang tampil dengan banyak perubahan dan anti Belanda berkesudahan dengan ketegangan dan tragis. Mangkunegara VI memiliki putera dan putri: KPA Suyono Handayaningrat dan BRAy Suwasti Hatmosurono. Ketika Mangkunegara VI berkehendak menjadikan putranya sebagai calon pengganti beliaudia di-''veto'' oleh kelompok kerabat Pangeran dan Belanda. Akhirnya Mangkunegara VI mengundurkan diri dan bermukim di Surabaya. Mangkunegara VI adalah satu-satunya raja di Mangkunegaran yang mengundurkan diri atas kehendak sendiri (Media Komunikasi Keluarga Ex-HIK Yogyakarta, 1987). Dalam kesaksian Partini dikatakan bahwa Mangkunegara VI pada bulan 11 Januari 1916 mengundurkan diri secara diam-diam dan berangkat dengan seluruh keluarganya menuju Surabaya ( Singgih, Pamoentjak, Roswitha, 1986)
 
Di Surabaya, putra dan menantu Mangkunegara VI yaitu KPA Suyono Handayaningrat dan RMP Hatmosurono aktif dalam pergerakan Budi Utomo dan bersama dengan Dr. Sutomo mendirikan partai politik bernama Parindra.
Baris 118:
# Dwipayana, Ari, AAG.,'''Bangsawan dan Kuasa''';Kembalinya Para Ningrat di Dua Kota,Yogyakarta: IRE PRESS, 2004.
# Singgih,Pamoentjak,Roswitha,'''Partini: Tulisan Kehidupan Seorang Putri Mangkunegaran''', berdasarkan cerita Partini,Jakarta:Djambatan, 1986.
# Sumarni,Sri,Nanik,'''Mangkunagaran WirengDance 1757--19871757–1987:A Historical Study''' www.j-armonia.com
# Heritage of Java; http://heritageofjava.com
# http://gondosuputran.blogspot.com/2007_03_01_archive.html
# Suara Merdeka - Semarang: Rabu, 18 September 2002
 
{{S-start}}
Baris 127:
{{Succession box|jabatan=[[Mangkunegara|Adipati Mangkunegaran]]|pendahulu =[[Mangkunegara V]]|pengganti=[[Mangkunegara VII]]|tahun=1896—1916}}
{{End}}
 
 
 
[[Kategori:Istana Mangkunegaran]]