Hipnodontik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Frans budi (bicara | kontrib)
Frans budi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 81:
* Mengatasi berbagai fobia di seputar perawatan gigi (misalnya takut jarum, darah, bor, dll)
 
===Hipnodontik untuk anakAnak-anak===
 
Merawat ataupun mengobati gigi atau mulut anak-anak tidaklah mudah bagi kebanyakan dokter gigi. Ketimbang harus menggunakan farmakologi atau anestesi lebih baik menggunakan hipnosis.<ref name="harasi"/> Dalam riset yang dibuat oleh Al-Harasi S dan timnya dari The Cochrane Collaboration pada tahun 2010, ditemukan data bahwa pasien rawat gigi anak-anak yang mengikuti proses hipnosis menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan lebih sedikit (seperti menangis, gerakan tangan, perlawanan fisik dan gerakan kaki) dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menjalani hipnosis. Secara khusus penurunan menangis dengan hipnosis adalah satu-satunya perilaku ditemukan secara statistik signifikan (P = 0,02): yang dihipnosis hanya 17% yang menangis, sementara yang tidak dihipnosis 41% menangis.<ref name="harasi1"/>
 
===Prosedur hipnodontikHipnodontik===
Prosedur umum proses hipnodontik menurut Milton H. Erickson terangkai sebagai berikut:<ref name="erick2"/>
* Persiapan
Baris 98:
 
 
==Kontra-indikasi hipnodontikHipnodontik==
 
Hipnodontik tidak dapat digunakan ketika:<ref name="care"/>
Baris 108:
* Dokter merasakan atau bersikap negatif kepada pasien
Selain itu, menurut Erickson konsepsi pasien dan keluarganya tentang hipnosis serta kesediaan pasien untuk dihipnosis juga turut mempengaruhi efektivitas penggunaan hipnodontik.<ref name="erick3"/>
 
 
==Hipnodontik di Era Teknologi Komunikasi==
 
Selama beberapa abad terakhir, tradisi komunikasi lisan yang pernah berjaya di era masyarakat ''preagricultural'' dan ''agricultural''<ref name="medianow"/> perlahan-lahan terpinggirkan karena kemajuan pesat teknologi komunikasi. Penemuan alat cetak oleh [[:en:Johannes Gutenberg|Johannes Gutenberg]] di abad ke-15 menjadi awal tradisi tulisan/cetak dan penutup kejayaan era tradisi lisan.<ref name="medianow1"/> Kemudian ketika era Gutenberg berakhir di abad ke-20 dan masyarakat memasuki era digital, kemampuan komunikasi lisan masyarakat ternyata semakin tereduksi. Belinha S. De Abreu, Ph.D., seorang media literacy educator dan penulis buku ''Media Literacy, Social Networking, and the Web 2.0 Environment for the K-12 Educator'' menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi lisan semakin teramputasi karena dianggap kalah penting dibandingkan dengan kemahiran berkomunikasi melalui perangkat digital seperti chatting, emailing, twitting, dsb.<ref name="belinda"/> Thomas Pettit, Professor of English dari University of Southern Denmark, sampai menyatakan bahwa ''mailing'' dan ''twitting'' bagaikan telah menarik kembali peradaban masyarakat saat ini ke zaman [[:en:Gutenberg Parenthesis|Gutenberg Parenthesis]], yaitu era ketika alat cetak mulai ditemukan dan berkembang. Di era ini tradisi lisan seperti pertunjukan drama klasik semacam Shakespeare mulai ditinggalkan masyarakat.<ref name="guten"/>
Namun dengan perkembangan hipnosis yang teraplikasi secara efektif di berbagai bidang profesi dewasa ini, masyarakat modern mulai disadarkan kembali pentingnya kemampuan berkomunikasi lisan. Misalnya praktek hipnosis dalam dunia kedokteran gigi, walaupun penanganan medisnya menggunakan teknologi tinggi, namun penggunaan hipnosisnya harus disampaikan secara lisan dan langsung. Nyaris mustahil jika disampaikan melalui teknologi komunikasi digital seperti telepon, CD, voice mail, dsb. Hal ini terjadi karena untuk dapat menghipnosis seseorang perlu dipertimbangkan berbagai kondisi spontan yang bersifat personal dan temporer. Untuk itulah dibutuhkan perjumpaan dan komunikasi lisan yang personal. Dibandingkan dengan komunikasi tulisan baik yang analog dan digital, komunikasi lisan memiliki fleksibilitas dan adaptabilitasnya yang tinggi. Inilah kunci sukses sebuah komunikasi hipnosis seperti hipnodontik.
 
 
Baris 135 ⟶ 142:
<ref name="erick2">Erickson, et al: hlm. 285-304.</ref>
<ref name="erick3">Erickson, et al: hlm. 272-273.</ref>
<ref name="medianow">Straubhaar J, Larose R, Davenport L: ''Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology'', hlm. 13. Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth, 2011</ref>
<ref name="medianow1">Straubhaar J, et al: hlm 57-58</ref>
<ref name="belinda">De Abreu, B: ''The Importance of Oral Communication'', http://www.ikeepsafe.org/educational-issues/the-importance-of-oral-communication/</ref>
<ref name="guten">“The Gutenberg Parenthesis: Oral Tradition and Digital Technologies”, ''Comparative Media Studies Forum'', MIT, 1 April 2010. http://web.mit.edu/comm-forum/forums/gutenberg_parenthesis.html</ref>
 
</references>