Kabupaten Subang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k mengembalikan keterangan yang kebahasaan sesuai perda
memasukan contoh percakapan bahasa cirebon yang ada di wilayah pamanukan
Baris 36:
Kabupaten ini dilintasi jalur [[pantura]], namun ibu kota Kabupaten Subang tidak terletak di jalur ini. Jalur pantura di Kabupaten Subang merupakan salah satu yang paling sibuk di Pulau Jawa. Kota kecamatan yang berada di jalur ini diantaranya [[Ciasem, Subang|Ciasem]] dan [[Pamanukan, Subang|Pamanukan]]. Selain dilintasi jalur Pantura, Kabupaten Subang dilintasi pula jalur jalan Alternatif Sadang Cikamurang, yang mlintas di tengah wilayah Kabupaten Subang dan menghubungkan Sadang, Kabupaten [[Purwakarta]] dengan Tomo, Kabupaten [[Sumedang]], jalur ini sangat ramai terutama pada musim libur seperti lebaran. Kabupaten Subang yang berbatasan langsung dengan [[kabupaten Bandung]] disebelah selatan memiliki akses langsung yang sekaligus menghubungkan jalur pantura dengan kota Bandung. Jalur ini cukup nyaman dilalui dengan panorama alam yang amat indah berupa hamparan kebun teh yang udaranya sejuk dan melintasai kawasan pariwisata Air panas [[Ciater]] dan [[Gunung Tangkuban Parahu]]
 
Penduduk Subang pada umumnya adalah [[Suku Sunda]], yang menggunakan [[Bahasa Sunda]] sebagai bahasa sehari-hari. NamunSementara sebagian kawasankecamatan-kecamatan di wilayah pesisir penduduknyasubang menggunakandan beberapa kecamatan di sepanjang sungai Cipunegara yang berbatasan dengan [[BahasaKabupaten JawaIndramayu]] penduduknya menggunakan [[DialekBahasa Cirebon|bahasa Cirebon]] (yang hampir serupa dengan bahasa cirebon dialek Indramayu atau yang lebih dikenal dengan nama ''basa Dermayon'')<ref>Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003</ref><ref>Peta Budaya Provinsi Jawa Barat Tahun 2011</ref>.
 
== Sejarah ==
Baris 98:
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Kependudukan di Kabupaten Subang<br />'''Sumber:'''<ref name="BPS"> [http://subangkab.bps.go.id/index.php?kategori=penduduk#load Jumlah Penduduk Kabupaten Subang]</ref>
|}
Penduduk Kabupaten Subang pada tahun [[2012]] berjumlah 1.501.647 orang, yang terdiri atas 759.408 orang laki-laki dan 742.239 orang perempuan dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,64%. sedangkan Laju Pertumbuhan Penduduk antar Sensus (SP2000-SP2010) rata rata pertahun sebesar 0,97%. Dengan luas Kabupaten Subang sebesar 2051,76 km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Subang pada tahun [[2012]] mencapai 732 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Subang masih relatif rendah, merupakan indikasi bahwa Kabupaten Subang bukan merupakan daerah tujuan [[urbanisasi]]. Kebijakan pemerintah yang memposisikan Kabupaten Subang sebagai salah satu lumbung padi [[Jawa Barat]], juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk serta [[kepadatan penduduk]] di wilayah ini. [[Penduduk]] berjumlah besar sekaligus berkualitas merupakan modal pelaksanaan [[pembangunan]] dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun penduduk yang berjumlah besar tanpa diupayakan pengembangan kualitasnya akan menjadi beban bagi pembangunan yang seharusnya dinikmati oleh keseluruhan penduduk tersebut. Penduduk Subang pada umumnya adalah [[Suku Sunda]], yang menggunakan [[Bahasa Sunda]] sebagai bahasa sehari-hari. Namun sebagian kawasan di pesisir penduduknya menggunakan [[bahasa Jawa]] [[dialek Cirebon]] (''Dermayon'').
 
Pertumbuhan penduduk selalu dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran/kematian dan migrasi (perpindahan penduduk antar kabupaten). Untuk menghindari permasalah yang kompleks akibat tingginya [[kepadatan penduduk]] maka pengendalian penduduk melalui berbagai cara yang tepat tentunya harus dilakukan. Laju [[urbanisasi]] yang tinggi yang mengakibatkan permasalahan sosial di daerah perkotaan juga harus ditekan, karena selain menimbulkan masalah sosial di daerah perkotaan, [[urbanisasi]] juga meninggalkan ruang kosong dipedesaan (banyak lahan garapan yang tidak tergarap secara optimal dan berkurangnya sumber daya manusia berkualitas di pedesaan).
 
Penduduk Subang pada umumnya adalah [[Suku Sunda]], yang menggunakan [[Bahasa Sunda]] sebagai bahasa sehari-hari. Sementara kecamatan-kecamatan di wilayah pesisir subang dan beberapa kecamatan di sepanjang sungai Cipunegara yang berbatasan dengan [[Kabupaten Indramayu]] penduduknya menggunakan [[Bahasa Cirebon|bahasa Cirebon]] yang hampir serupa dengan bahasa cirebon dialek Indramayu atau yang lebih dikenal dengan nama ''basa Dermayon''
 
Berikut merupakan contoh percakapan yang terjadi di wilayah sekitar kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang.<ref>Sartika, Ita. 2011. Analisis Situasi Kebahasaan Kampung Sukamahi, Desa Pamanukan, Subang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia</ref><ref>Arrahman, Nurul Hikmah. 2013. Ragam Diglosa Sebagai Variasi Bahasa Regional. (Berdasarkan Observasi dan Studi Kasus di Kampung Sukamahi, Desa Pamanukan) Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia</ref>
 
<br>Ita : Mas boleh ngobrol-ngobrol sebentar?
<br>Mas Radi : Boleh, ini ada apa?
<br>Ita : Enggak, kita cuma sedang jalan-jalan untuk mengetahui iibahasa di sini.
<br>Nurul : Daerah sini masih Sukamahi?
<br>Mas Radi : Iya Sukamahi
<br>Retno : Kalau disini semua pakai bahasa jawa ya Mas?
<br>Mas Radi : Ya sawarehlah, tapi sundanya juga ada campuran kejawa-jawaan.
<br>
<br>Siti : Tos sabaraha lami di Sukamahi Mas?
<br>Mas Radi : Di dieu mah nembe 6 sasih, tiheula mah dipalih kaler, da di iidieu mah kontrakan.
<br>Ita : Pami kanu sepuh Mas nganggo bahasa sunda atau jawa?
<br>Mas Radi : Nya teu langkung nungajak ngomongna, ai abdi mah bade iijawa, sunda oge tiasa.
<br>
<br>Satria : bahasa jawa lengkene contona apa Pa?
<br>Bapak Susilo : Ya Jawa
<br>Satria : Ya bahasa Jawa lengkene serupa kaya apa?
<br>Bapak Susilo : Jawa Indramayu
<br>Satria : Lengkenena pendatang ora?
<br>Bapak Susilo : Akeh
<br>Satria : Lengkene bahasa Jawa Tengah ora Pa?
<br>Bapak Susilo : Bahasa Jawa Tengan ana mah ana, tapi ngomongna jawa ngeneh. Jawa Indramayu lah biasa. Bahasa sundane sing seperempat, sing akeh bahasa jawa.
<br>Satria : Akehlah bahasa jawa ngono?
<br>Bapak Susilo : Jawane jawa kuol.
 
 
Pada percakapan diatas tampak sebuah dialek [[Bahasa Cirebon|bahasa Cirebon]] yang mirip dengan bahasa Cirebon dialek indramayu atau yang biasa disebut ''basa Dermayon'' namun tidak sepenuhnya mirip karena mendapat beberapa sisipan dari bahasa lokal yang ada, sehingga salah satu penduduknya menyebut ini sebagai ''jawareh'' yang artinya jawa sewareh (setengah jawa). Dikarenakan metode guiter sebagai metode pembeda bahasa menunjukan bahwa bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa memiliki perbedaan sekitar 75% dari syaratnya adalah 80% maka masih banyak para peneliti yang menggunakan kata ''bahasa jawa dialek cirebon'' untuk menyebut bahasa cirebon dan seluruh dialeknya daripada langsung menyebutnya sebagai bahasa Cirebon. Namun pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 yang juga merupakan masukan para budayawan cirebon - indramayu dan suku asli lainnya di [[Jawa Barat]] maka Peraturan Daerah tersebut telah mengakomodir dengan memberikan payung hukum akan perlindungan yang jelas kepada bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri terlepas dari bahasa Jawa, bukti perlindungan hukum akan penyebutan bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri ini juga telah tertuang dengan diterbitkannya sebuah peta budaya provinsi jawa barat pada tahun 2011 yang menjabarkan secara terperinci penyebaran bahasa Cirebon, bahasa Cirebon dialek indramayu atau biasa disebut ''basa dermayon'' dan bahasa jawa, sehingga jelas terlihat perbedaan yang nyata dalam pola sebaran bahasa daerah di Jawa Barat tentang mana yang disebut sebagai [[Bahasa Cirebon|bahasa Cirebon]] dan mana yang disebut sebagai bahasa jawa.
 
 
== Perekonomian ==