Parlindungan Lubis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan minor: salah ketik
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 6:
 
== Karier Politik ==
Pada masa remajanya, Parlindoengan merantau ke [[Batavia]] dan sempat bergabung di organisasi pemuda [[Jong Islamieten Bond]] dan [[Jong Batak]], yang kemudian bersama perhimpunan mahasiswa lain (selain [[Jong Java]]) bersatu membentuk [[PPPI]] ([[Persatoean Pemoeda Peladjar Indonesia]]) dan [[Indonesia Moeda]].
 
Parlindungan berangkat ke [[Belanda]] setelah lulus Kandidat I di [[Betawi]] (begitu dia menuliskannya). Di Belanda, ia belajar ilmu kedokteran di [[Universitas Leiden]] pada tahun 1930-an. Selama di [[Leiden]], ia aktif sebagai ketua [[Perhimpoenan Indonesia]] (PI) selama periode [[1936]] – [[1940]] dan dianggap sebagai pelopor PI karena merupakan angkatan II setelah [[Mohammad Hatta]], [[Soetan Sjahrir]], [[Sartono]], [[Iwa Koesoemasumantri]], [[Ali Sastroamidjojo]], dan [[Sukiman]]. Bersama PI, ia berjuang mencita-citakan kemerdekaan Indonesia.
Baris 34:
 
== Kembali ke Tanah Air ==
Usai Perang Dunia II, Parlindoengan kembali ke tanah airnya, Indonesia, yang telah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Di Indonesia, Parlindoengan hidup berpindah-pindah tempat. Sepanjang [[1947]]-[[1950]], ia menetap di [[Yogyakarta]] dan berkerja sebagai Kepala Dinas Kesehatan Pabrik-pabrik Persenjataan [[Departemen Pertahanan]]. Setelah itu, ia bekerja sebagai dokter perusahaan [[Borneo Sumatra Handel Maatschappij]] di Jakarta - sembari sorenya membuka praktek dokter di rumah dinasnya di kawasan [[Kebayoran Baru]]. Pada [[1959]], Parlindoengan hijrah ke [[Tanjungpandan]], [[Belitung|P. Belitung]]. Ia bekerja sebagai dokter di [[PN Tambang Timah]].
 
Ia meninggal di Jakarta pada 31 Desember [[1994]] (tepatnya tanggal 31 Desember), nyaris tanpa perhatian dari bangsa kita.