Bangkong kolong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: ja:ヘリグロヒキガエル |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 19:
[[Kodok]] ini menyebar luas mulai dari [[India]], [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]] selatan, [[Indochina]] sampai ke [[Indonesia]] bagian barat. Di Indonesia, dengan menumpang pergerakan manusia, [[hewan]] [[amfibia|amfibi]] ini dengan cepat menyebar (menginvasi) dari [[pulau]] ke pulau. Kini bangkong kolong juga telah ditemui di [[Bali]], [[Lombok]], [[Sulawesi]] dan [[Papua]] barat.
== Bentuk tubuh ==
Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Bangkong jantan panjangnya (dari [[moncong]] ke [[anus]]) 55-80 mm, betina 65-85 mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas, depan dan belakang [[mata]]; hingga di atas timpanum (gendang [[telinga]]). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar parotoid (kelenjar [[racun]]) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.
Baris 26:
Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar. Telapak tangan dan kaki dengan warna hitam atau kehitaman; tanpa selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang sangat pendek. Hewan jantan umumnya dengan dagu kusam kemerahan.
== Kebiasaan ==
Bangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah. Melompat pendek-pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu magrib; dan kembali ke tempat semula di waktu subuh. Terkadang, tempat persembunyiannya itu dihuni bersama oleh sekelompok kodok besar dan kecil; sampai 6-7 ekor.
[[
Bangkong ini kawin di [[kolam]]-kolam, [[selokan]] berair menggenang, atau ''belumbang'', sering pada malam [[bulan (satelit)|bulan purnama]]. Kodok jantan mengeluarkan suara yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali sampai pagi. Bunyinya: ''rrrk, ..rrrk'', atau ''...oorek-orek-orek-orekk !'' riuh rendah.
Baris 36:
Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah sebarannya mengikuti aktifitas manusia. Iskandar (1998) mencatat bahwa kodok ini tak pernah terdapat di dalam hutan hujan tropis.
== Rujukan ==
Djoko T. Iskandar, 1998, ''Amfibi Jawa dan Bali''
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://research.amnh.org/herpetology/amphibia/references.php?id=1648 Amphibian Species of the World 3.0, an Online Reference]
|