Tank: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah: Koreksi kata
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
[[Berkas:TigerITankTunis.jpg|thumb|236px|right|Tank berat [[Jerman]], [[Tiger I]].]]
 
[[Perang Dunia II]] mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti [[Panzer I]] yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur paling penting dalam ''blitzkrieg''. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan lebih lagi melawan tank legendaris [[T-34]] milik [[Uni Soviet]]. Dan pada akhir perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank paling berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 [[mm]] kecepatan rendah, dan beratnya dibawahdi 25bawah 20 ton. Pada akhir perang, tank menengah standar Jerman, [[Panther (tank)|Panther]], menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton. Tank menengah standar Soviet, [[T-34]], menggunakan meriam 85 mm kecepatan sedang, dan beratnya 32 ton. Tank terberatnya, [[Tank Iosif Stalin|IS-2]], bahkan menggunakan meriam 122 mm, dan beratnya 43,5 ton.
 
Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh lebih baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tapi kualitas suspensi adalah penentu kinerja ''cross-country'' tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan mengakibatkan getaran yang besar yang dirasakan pengendara, ini akan mengakibatkan sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan membuat penembakan sambil berjalan menjadi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi [[Christie suspension|Christie]] atau [[suspensi torsion bar]] meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.<ref>[[#Deighton1979|Deighton (1979)]], ''Blitzkrieg, From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk'', pp. 154</ref>