Stasiun Surabaya Kota: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Nama Komuter Susi ditulis sewajarnya, tidak usah "SuSi"
Baris 12:
|tinggi=+4 m
|operator=[[Daerah Operasi VIII Surabaya]]
|line=[[Kereta api Delta Ekspres|Delta Ekspres (Komuter SuSiSusi)]], [[Kereta api Arjuna Ekspres|Arjuna Ekspres]], [[Kereta api Penataran|Penataran]], [[Kereta api Rapih Dhoho|Rapih Dhoho]], [[Kereta api Surabaya-Jombang-Kertosono|KRD Kertosono]], [[Kereta api Probowangi|Probowangi]]
}}
'''Stasiun Surabaya Kota''' ('''SB''') yang populer dengan nama '''Stasiun Semut''' terletak di [[Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya]]. Letaknya sebelah utara [[Stasiun Surabaya Gubeng]] dan biasanya sebagai stasiun tujuan terakhir di Kota [[Surabaya]] dari jalur [[kereta api]] pulau [[Jawa]] bagian selatan yang menghubungkan Surabaya dengan [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Bandung|Bandung]], dan Jakarta serta bagian timur [[yang|''yang'']] menghubungkan Surabaya dengan [[Kota Malang|Malang]], [[Kota Probolinggo|Probolinggo]], [[Jember]], dan [[Banyuwangi]]. Saat ini keberangkatan dari dan ke menuju kota-kota tersebut dipindahkan ke [[Stasiun Surabaya Gubeng]] sehingga Stasiun Semut dijadikan sebagai tempat langsiran kereta api jarak menengah dan jauh serta melayani kereta ekonomi jarak dekat (lokal dan komuter) saja. Stasiun lain yang juga penting di Surabaya adalah [[Stasiun Pasar Turi]] yang menghubungkan Surabaya dengan [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].
 
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Surabaya Kota dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun [[1870]]. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jatim, khususnya dari [[Kota Malang|Malang]], ke [[Pelabuhan Tanjung Perak]] yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal [[16 Mei]] [[1878]]. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tanggal [[11 Nopember|11 November]] [[1911]], bangunan stasiun ini mengalami perluasan hingga ke bentuknya yang sekarang ini.
'''Stasiun Surabaya Kota''' ('''SB''') yang populer dengan nama '''Stasiun Semut''' terletak di [[Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya]]. Letaknya sebelah utara [[Stasiun Surabaya Gubeng]] dan biasanya sebagai stasiun tujuan terakhir di Kota [[Surabaya]] dari jalur [[kereta api]] pulau [[Jawa]] bagian selatan yang menghubungkan Surabaya dengan [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Bandung|Bandung]], dan Jakarta serta bagian timur [[yang|''yang'']] menghubungkan Surabaya dengan [[Kota Malang|Malang]], [[Kota Probolinggo|Probolinggo]], [[Jember]], dan [[Banyuwangi]]. Saat ini keberangkatan dari dan ke menuju kota-kota tersebut dipindahkan ke [[Stasiun Surabaya Gubeng]] sehingga Stasiun Semut dijadikan sebagai tempat langsiran kereta api jarak menengah dan jauh serta melayani kereta ekonomi jarak dekat (lokal dan komuter) saja. Stasiun lain yang juga penting di Surabaya adalah [[Stasiun Pasar Turi]] yang menghubungkan Surabaya dengan [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].
 
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Surabaya Kota dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun [[1870]]. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jatim, khususnya dari [[Kota Malang|Malang]], ke [[Pelabuhan Tanjung Perak]] yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal [[16 Mei]] [[1878]]. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tanggal [[11 Nopember|11 November]] [[1911]], bangunan stasiun ini mengalami perluasan hingga ke bentuknya yang sekarang ini.
[[Berkas:St SBI 051208 80179.JPG|thumb|Rumah sinyal timur Stasiun Semut]]
Stasiun Surabaya Kota menjadi stasiun ujung untuk kereta api-kereta api ekspres terbaik pada masanya, mulai dari [[Eendaagsche]] yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dalam waktu tercepat 11 jam 30 menit pada tahun [[1930-an]], hingga [[Kereta api Bima|kereta ekspres malam Bima]] yang hingga awal [[1990-an]] membawa [[kereta tidur]].
 
Stasiun kereta api ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh [[waliDaftar kota]]Wali Kota Surabaya|Wali Kota Surabaya]] dengan surat keputusan Nomor 188.45/251/402.1.04/1996, tanggal [[26 September]] [[1996]]. Stasiun itu ditetapkan sebagai bangunan yang harus dipertahankan bersama 60 bangunan lainnya di kota Surabaya. Keberadaannya terancam dengan rencana pembangunan pusat perbelanjaan dan kawasan pertokoan yang mengancam rusaknya keaslian lanskap stasiun itu, seperti halnya [[Stasiun Jakarta Kota]] di Jakarta. Bahkan sempat terjadi pembongkaran kawasan itu yang ironisnya melibatkan [[PT Kereta Api Indonesia]].
 
Bangunan lama stasiun ini mulai direnovasi sejak bulan Juni 2012 untuk nantinya difungsikan kembali sebagai stasiun penumpang. Sejak bulan [[Juli]] [[2014]], stasiun ini telah menggunakan sistem persinyalan elektrik buatan [[Len Industri|PT. LENLen Industri. Indonesia (Persero)]], untuk menggantikan persinyalan mekanik.
 
== Layanan Kereta Api ==