Teuku Abdul Hamid Azwar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia, Beliau → Dia |
||
Baris 1:
{{referensi}}
'''Teuku Abdul Hamid Azwar''' adalah seorang pejuang di bidang strategi miiliter yang lihai dalam penyediaan logistik.
Teuku Abdul Hamid Azwar suami dari Cut Nyak Manyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah) yang selalu memotivasi dan mengingatkan suaminya agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar. Ketika Teuku Hamid Azwar hendak bergabung dengan pasukan [[Jepang]], Cut Nyak Manyak melarang dan menanyakan alasannya. Namun setelah dijelaskan bahwa keikutsertaannya dalam pasukan Jepang adalah dalam rangka menimba ilmu militer dan mengetahui strategi musuh, akhirnya Cut Nyak Manyak mengizinkannya.
Kepercayaan yang diberikan isterinya akhirnya dibuktikan oleh Teuku Hamid Azwar ketika Indonesia baru saja mengumumkan proklamasi kemerdekaan. Teuku Hamid Azwar langsung berinisiatif mendirikan API, sebuah embrio TNI di Aceh.
Pada saat menjadi kepala staff divisi V API/TKR Komandemen Sumatera, Teuku Hamid Azwar berhasil menghancurkan 1 batalyon tentara Jepang yang berjumlah 1000 orang lengkap dengan persenjataannya di Krueng Panjoe, [[Langsa]], Aceh Timur. Kejadian pasukan Jepang mengibarkan bendera putih dan menyerah tersebut terjadi pada tanggal 26 November 1945, sekitar pukul 12.50
Sewaktu terjadi pertempuran Krueng Panjo tersebut, Mayor Ibihara selaku Penasihat Batalyon itu tewas dengan melakukan "harakiri" setelah melakukan perundingan, sedangkan Komandan Batalyon, Mayor Takashi, luka berat berlumuran darah. Tentara Jepang yang luka berat dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,kemudian bersama dengan yang lainnya dibawa ke Lhok Seumawe guna menunggu kapal untuk dipulangkan ke negeri mereka.
Baris 14:
Pada tahun 1947, Letkol Teuku Hamid Azwar bersama perwira-perwira TNI di Sumatera dari Corp Intendance lainnya yakni Letkol Teuku M. Daud (Samalanga) dan Letkol H.A. Thahir mendirikan Central Trading Corporation (CTC) di [[Bukittinggi]], yang kemudian hijrah ke Jakarta, (hingga kini gedungnya masih tegak berdiri di jalan Kramat Raya). Adapun tujuan CTC didirikan adalah untuk mengusahakan perlengkapan logistik dan senjata tentara Indonesia.
CTC dari hasil bisnis Teuku Hamid Azwar berhasil menyumbangkan sebuah kapal dengan nomor registrasi PBB 58 LB kepada ALRI. Kapal ini pada saat itu bermanfaat karena merupakan transportasi penting untuk menembus blokade laut Belanda sehingga TNI mendapat banyak senjata dari luar.
Teuku Abdul Hamid Azwar dan istrinya Cut Nyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah) juga menyumbangkan emasnya untuk membeli sebuah Pesawat Udara jenis ''Avro Anson'' RI 004 di Thailand.
[[File:Dasaad musin.JPG|thumb|Gedung Dasaad Musin pada tahun 2010]]
Jasa lain dari Teuku Abdul Hamid Azwar adalah
Teuku Abdul Hamid Azwar wafat pada tanggal 7 Oktober 1996 dan dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir Jakarta, dan sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, 17 Juli 1998, "ANGKATAN 45" Dewan Harian Daerah, DKI Jakarta menganugerahi "Pemancangan Bambu Runcing Dipusaranya"
Setelah bercerai dengan Cut Nyak Manyak, Teuku Abdul Hamid Azwar menikah dengan Cut Asiah dan tidak dianugerahi keturunan.
Teuku Hamid Azwar tidak hanya lihai di bidang strategi militer, ia juga lihai di bidang bisnis. Di tangannya, CTC berhasil mendirikan banyak cabang CTC di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain di New York, Hamburg, London, Amsterdam, Tokyo, Bangkok, Hongkong, dan Singapura. Sebagai Direktur utama, ia berhasil mengibarkan bendera Indonesia dalam membangun reputasi bisnis di dunia internasional di awal kedaulatan kemerdekaan RI.
Baris 28:
== Kehidupan pribadi ==
Teuku Abdul Hamid Azwar menikahi Cut Nyak Manyak Keumala Putri seorang pengarang yang produktif dengan sajak-sajaknya yang memberi semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sajak-sajak perjuangan istrinya ini terkumpul dalam kumpulan sajak Indonesia.
Cut Nyak Keumala Putri pernah menerima penghargaan tanda kehormatan Bintang Mahaputera RI ini lahir di Kutaraja (Banda Aceh) pada tanggal 5 Mei 1926. Ayahnya bernama Teuku Ali Basjah, seorang Oeleebalang (kepala pemerintah otonom), Pekan Bada, Aceh Besar sedangkan ibunya bernama Cut Nyak Zainab atau Cut Nyak Leumik.
|