Dr.(HC) Ir.[[Haji|Haji]] '''Soekarno'''<sup>[[#Nama|1]]</sup> ([[Ejaan Republik|ER]], [[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: '''Sukarno''', [[nama lahir]]: '''Koesno Sosrodihardjo''') ({{lahirmati|[[Surabaya]]<ref>[http://news.okezone.com/read/2010/08/31/337/368329/sukmawati-bung-karno-lahir-di-blitar Sukmawati:Bung Karno Lahir di Surabaya]</ref><ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/08/29/brk,20100829-274745,id.html Surabaya Bangun Monumen Kelahiran Bung Karno]</ref><ref>''"Dari Buleleng, ia mendapat temuan ayah Soekarno dipindah ke Surabaya tahun 1901. Dan pada 1902 Soekarno lahir. “Kalau akhirnya dibuat 1901 itu mungkin untuk memudahkan sekolahnya saja,” ujar Nurinwa."'' [http://www.tribunnews.com/2010/08/29/antropolog-ugm-bung-karno-di-surabaya Antropolog UGM:Bung Karno Lahir di Surabaya] Fakta yang sama berkenaan dengan tahun lahir Soekarno adalah penuturan Prof. Ir. Goenarso ''"Dalam Buku Induk [[TH Bandoeng]] yang sekarang masih tersimpan di [[ITB]] terbaca bahwa tanggal lahir Soekarno adalah 6 Juni 1902."'' (1995:37) dan Sakri (1979:16).</ref><ref>Dalam otobiografinya ''Sukarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams'' (Bobbs-Merrill Company Inc, New York, 1965) Sukarno menyebutkan lahir di Surabaya, ''"Bapak dipindah ke Surabaya dan di sanalah aku dilahirkan"'' (halaman 26), selanjutnya ''"Aku dilahirkan pada tahun 1901... Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal 6 Juni."'' (halaman 21). Mengenai kontradiksi tahun kelahiran dijelaskan dalam dialog antara Sukarno dan ayahnya halaman 35 ''"Kalau perlu kita berbohong. Kita akan mengurangi umurmu satu tahun. Pada tahun ajaran yang baru engkau akan didaftarkan dengan umur tiga belas." - Oleh karenanya beberapa dokumen mencantumkan tanggal 6 Juni 1902, sedangkan yang sesungguhnya adalah tanggal 6 Juni 1901.</ref>, [[Jawa Timur]]|6|6|1901|[[Jakarta]]|21|6|1970}})<ref>[http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/biography/?box=detail&presiden_id=1&presiden=sukarno Biografi Presiden] Perpustakaan Nasional Republik Indonesia</ref> adalah [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Indonesia]] pertama yang menjabat pada periode [[1945]]–[[1966]].<ref name="kasenda"> {{cite book|author=Kasenda, Peter|title=Sukarno Muda: Biografi Pemikiran 1926-1933|publisher= Komunitas Bambu, Jakarta|year=2010|id=ISBN 979-3731-77}} Halaman 11, 81.</ref> Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.<ref name="asvi"> {{cite book|author=Adam, Asvi Warman|title=Membongkar Manipulasi Sejarah|publisher= Kompas Media Nusantara|year=2009|id=ISBN 979-709-404-1}} Halaman 26-32.</ref> Ia adalah [[Proklamator Kemerdekaan]] Indonesia (bersama dengan [[Mohammad Hatta]]) yang terjadi pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]]. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai [[Pancasila]] sebagai dasar negara [[Indonesia]] dan ia sendiri yang menamainya.<ref name="asvi"/>
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 [[Supersemar]] yang kontroversial, yang isinya—berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat—menugaskan [[Letnan Jenderal]] [[Soeharto]] untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.<ref name="asvi"/> Supersemar menjadi dasar [[Letnan Jenderal]] [[Soeharto]] untuk membubarkan [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.<ref name="asvi"/> Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara ([[MPRS]]) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.<ref name="asvi"/>