Kota Baubau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
k menambahkan Kategori:Kota Pusaka di Indonesia menggunakan HotCat
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
| web={{URL|http://www.baubaukota.go.id/}}
}}
'''Kota Bau-BauBaubau''' atau(sebelumnya '''Baubau'''ditulis dengan kata hubung Bau-Bau) adalah sebuah pemerintahan kota di [[Pulau Buton]], [[Sulawesi Tenggara]]. Bau-BauBaubau memperoleh status [[kota]] pada tanggal [[21 Juni]] [[2001]] berdasarkan UU No. 13 Tahun 2001. Kota Baubau didirikan pada tanggal [[17 Oktober]] [[1541]].{{fact}}
 
Berdasarkan Perda No 02 tahun 2010 tentang Penetapan Hari Jadi Kota Bau-Bau dan Perubahan Penulisan Bau-Bau, ditetapkan pada pasal 5 ayat 1 dan 2 bahwa nama penulisan nama Kota Bau-Bau menjadi Baubau, sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Pada Perda tersebut juga ditetapkan bahwa hari jadi Kota Baubau pada tanggal [[17 Oktober]] [[1541]]. Pemilihan tahun 1541 karena tahun tersebut merupakan tahun bersejarah di bumi seribu benteng ini. Hal ini ditandai dengan terjadinya transformasi pemerintahan Kerajaan Buton menjadi Kesultanan Buton sebagai pembaharuan, yang ditandai dengan dilantiknya Lakilaponto sebagai Sultan Buton I dengan Gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis <ref>{{cite web | url=http://setda.baubaukota.go.id/xs/upimages/perda/9188905e74c28e489b44e954ec0b9bca.pdf|title=Perda No 02 tahun 2010 tentang Penetapan Hari Jadi Kota Bau-Bau dan Perubahan Penulisan Bau-Bau|accessdate=2014-11-25}}</ref>
Bau-Bau menduduki peringkat ke-8 sebagai kota terbesar di [[Sulawesi]] berdasarkan jumlah populasi tahun 2010 atau urutan ke-2 untuk [[Provinsi Sulawesi Tenggara]] <ref>{{cite web | url=http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html|title=Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities|work=City Population|accessdate=2010-04-28}}</ref>. Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun [[2006]] berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312 jiwa (53,39%).
 
Bau-BauBaubau menduduki peringkat ke-8 sebagai kota terbesar di [[Sulawesi]] berdasarkan jumlah populasi tahun 2010 atau urutan ke-2 untuk [[Provinsi Sulawesi Tenggara]] <ref>{{cite web | url=http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html|title=Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities|work=City Population|accessdate=2010-04-28}}</ref>. Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun [[2006]] berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312 jiwa (53,39%).
 
Berdasarkan sensus penduduk tahun [[2010]] jumlah penduduk Kota Baubau sebanyak 137.118 jiwa, dengan kepadatan sebesar 1.113 per km², dan pertumbuhan sebesar 2,975% per tahun.
 
Nilai PDRB daerah [[Kota Bau-Bau]]Baubau berdasarkan harga berlaku pada tahun [[2007]] sebesar. Rp 1.254,49 miliar, sedangkan berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 586,32 miliar.<ref name="tempo-3746">"Lokomotif Pembangunan di Kawasan Timur", ''[[Tempo (majalah)|TEMPO]]'', No. 3746 (26 Januari-1 Februari 2009)</ref>
 
Pada tanggal [[19 Februari]] [[2005]], Bau-BauBaubau diguncang [[gempa bumi]] berkekuatan 6,9 [[skala Richter]]. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
 
== Sejarah ==
Pada awalnya, Bau-BauBaubau merupakan pusat '''[[Kerajaan Buton (Wolio)]]''' yang berdiri pada awal abad ke-15 (1401–1499). [[Buton]] mulai dikenal dalam [[Sejarah Indonesia]] karena telah tercatat dalam naskah [[Nagarakretagama]] karya [[Prapanca]] pada Tahun [[1365]] Masehi dengan menyebut '''Buton''' atau '''Butuni''' sebagai Negeri (Desa) Keresian atau tempat tinggal para resi dimana terbentang taman dan didirikan lingga serta saluran air dengan rajanya bergelar '''Yang Mulia Mahaguru'''. Cikal bakal negeri Buton untuk menjadi sebuah Kerajaan pertama kali dirintis oleh kelompok '''[[Mia Patamiana]]''' (si empat orang) yaitu Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo dan Sijawangkati yang oleh sumber lisan di Buton mereka berasal dari Semenanjung Tanah [[Melayu]] pada akhir abad ke-13.
 
Kejayaan masa [[Kerajaan Buton (Wolio)]] sampai [[Kesultanan Buton]] sejak berdiri pada tahun 1332 sampai dengan 1960 telah banyak meninggalkan warisan masa lalu yang gemilang. Sampai saat ini masih dapat disaksikan berupa peninggalan sejarah, budaya seperti naskah kuno yg tersimapan pada garis keturunan Laode dan Waode di pulau buton, sedangkan naskah lain masih banyak yg dibawa ke belanda oleh bangsa belanda sendiri pada saat penjajahan mereka dan arkeologi seperti kuburan raja dan sultan,benteng pertahanan keraton,pintu gerbang yg disebut lawa,meriam tua dan masih banyak lagi yg lainnya. Saat ini wilayah bekas Kesultanan Buton telah berdiri beberapa kabupaten dan kota, yaitu [[Kabupaten Buton]], [[Kabupaten Muna]], [[Kabupaten Wakatobi]], [[Kabupaten Bombana]], [[Kabupaten Buton Utara]], [[Kabupaten Muna Barat]], [[Kabupaten Buton Tengah]], [[Kabupaten Buton Selatan]], dan Kota Bau-BauBaubau.
 
== Keadaan wilayah ==
=== Luas wilayah ===
Kota Bau-BauBaubau mempunyai wilayah daratan seluas 221,00 km², luas [[laut]] mencapai 30 km² merupakan kawasan potensial untuk pengembangan sarana dan prasarana [[transportasi]] laut.
 
=== Letak geografis ===
Baris 48 ⟶ 50:
|utara=[[Selat Buton]]
|selatan=[[Pasar Wajo, Buton|Kecamatan Pasar Wajo]], Kabupaten Buton
|barat=[[Kadatua, Buton|Kecamatan Kadatua]], Kabupaten Buton Selatan
|timur=[[Kapontori, Buton|Kecamatan Kapontori]], Kabupaten Buton
}}
 
=== Topografi ===
Kota Bau-BauBaubau pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara [[gunung]] dan bukit-bukit terbentang dataran yang merupakan daerah-daerah potensial untuk mengembangkan sektor [[pertanian]].
 
=== Hidrologis ===
Kota Bau-BauBaubau memiliki pula [[sungai]] yang besar, yaitu sungai Bau-Bau yang membatasi [[Wolio, Bau-Bau|Wolio]] dan [[Betoambari, Bau-Bau|Betoambari]] serta membelah ibu kota Bau-BauBaubau. Sungai tersebut umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber [[tenaga]], [[irigasi]] dan kebutuhan rumah tangga.
 
=== Iklim ===
Keadaan [[iklim]] di daerah Kota Bau-BauBaubau umumnya sama dengan daerah lain disekitarnya yang mempunyai 2 musim, yaitu musim [[hujan]] dan musim [[kemarau]] dengan [[suhu]] udara berkisar 20&nbsp;°C–33&nbsp;°C.
 
Musim [[hujan]] terbanyak terjadi pada bulan [[Desember]] dan [[Maret]], pada bulan–bulan tersebut angin barat yang bertiup dari [[Asia]] dan [[Samudera Pasifik]] mengandung banyak [[uap air]], musim [[kemarau]] terjadi mulai bulan [[Mei]] sampai bulan [[Oktober]], pada bulan-bulan ini angin timur yang bertiup dari [[Australia]] kurang mengandung uap air.
Baris 66 ⟶ 68:
 
=== Pemerintahan daerah ===
Wilayah Kota Bau-BauBaubau terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:
* [[Betoambari, Bau-Bau|Betoambari]] yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
** [[Sulaa, Betoambari, Bau-Bau|Kelurahan Sulaa]]
Baris 116 ⟶ 118:
** [[Kalia-lia, Lea-Lea, Bau-Bau|Kelurahan Kalia-lia]]
 
Kota Bau-BauBaubau saat ini dipimpin oleh Walikota Drs. '''Drs. A.S. Tamrin, MH''' (2013-2018) dan Wakil Walikota '''Wa Ode Maasra Manarfa, S.Sos, MSi''' , dengan pusat pemerintahan di '''Kompleks Perkantoran Palagimata'''.
 
=== DPRD ===
Baris 122 ⟶ 124:
 
=== Pemerintahan Desa ===
Wilayah daerah [[Kota Bau-BauBaubau]] terdiri dari 40 desa/kelurahan. Pada tahun [[2003]] dengan jumlah [[desa]] 9 dan kelurahan [[29]], pada tahun [[2004]] berubah menjadi 38 [[kelurahan]], sedangkan pada tahun 2005 tidak ada perubahan, pada tahun [[2011]] berubah lagi menjadi 40 [[kelurahan]]
 
Klasifikasi tingkat desa di Kota Bau-BauBaubau tahun [[2004]] sampai dengan tahun [[2005]] tidak ada perubahan di mana terdapat 14 desa swakarya dan 24 desa Swasembada. Sedangkan jumlah Kepala Kelurahan menurut jenis kelamin di Kota Bau-BauBaubau yakni 35 orang Lurah [[laki-laki]] dan 3 orang Lurah [[perempuan]].
 
== Kependudukan dan tenaga kerja ==
=== Kependudukan ===
Jumlah penduduk Kota Bau-BauBaubau menurut hasil [[Sensus]] Penduduk (SP) tahun [[1990]] berjumlah 77.224 jiwa dan sepuluh tahun kemudian pada tahun [[2000]] mencapai 106.092 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk per tahun selama 10 tahun sebesar 3,23%. Angka pertumbuhan ini cukup besar karena dipicu oleh adanya eksodus baik dari [[Pulau Ambon|Ambon]] maupun dari [[Timor Leste]]. Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun [[2006]] berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut terdapat penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312 jiwa (53,39%).
 
=== Tenaga kerja ===
[[Penduduk]] usia kerja di [[Kota Bau-Bau|Kota Baubau]] pada tahun 2005 sebanyak 95.880 orang, sebanyak 51.610 orang atau 53,83 persen merupakan angkatan kerja dan sisanya sebanyak 44.270 orang atau 46,17 persen bukan angkatan kerja. Angkatan kerja tersebut terdiri dari 40.495 orang (78,46 persen) adalah bekerja dan 11.115 orang (21,54 persen) merupakan pencari kerja (penggangguran terbuka).
 
== Sosial ==
Baris 155 ⟶ 157:
 
=== Kesehatan ===
Sarana dan pelayanan kesehatan di Daerah Kota Bau-BauBaubau pada tahun 2005 seperti [[rumah Sakit]] terdapat 2 buah (kini 3 buah), [[Puskesmas]] 12 buah, Pustu sebanyak 17 buah, Puskesmas Keliling sebanyak 9 unit. Informasi jumlah tenaga medis dan paramedis tahun 2005, yakni jumlah [[Dokter]] Spesialis sebanyak 12 orang, Dokter Umum sebanyak 3 orang, Apoteker 5 orang, Sarjana Kesehatan Masyarakat sebanyak 8 orang, [[Perawat]] sebanyak 170 orang, Anastesi sebanyak 4 orang dan Analisis Laboratorium Kesehatan sebanyak 6 orang.
 
=== Agama ===
Baris 161 ⟶ 163:
 
=== Sosial lainnya ===
Jumlah penyandang cacat di Kota Bau-BauBaubau tahun [[2005]] sebanyak 538 orang yang terdiri dari cacat ganda 9 orang, [[tuna netra]] 47 orang, [[tuna wicara]]/rungu 54 orang, cacat anggota badan 269 orang, cacat mental 157 orang, penyenang ex. penyandang penyakit kronis 2 orang.
 
Sementara itu jumlah peristiwa bencana alam yang terjadi di Kota Bau-BauBaubau pada tahun 2005 tercatat sebanyak 10 kali yang terdiri dari [[banjir]] 1 kali, [[kebakaran]] 7 kali dan lainnya sebanyak 2 kali.
 
== Ekonomi ==
Baris 192 ⟶ 194:
 
=== Perdagangan ===
Secara kuantitatif [[komoditi]]-[[komoditi]] potensial yang diperdagangkan antar pulau melalui pelabuhan Bau-BauBaubau antara lain adalah hasil [[pertanian]] tanaman pangan, [[perkebunan]], [[perikanan]], [[peternakan]], hasil [[hutan]] dan [[industri]]. Total volume komoditi yang diperdagangkan pada tahun 2005 sebesar 9.470.139,4 ton, 98.000 biji, 1.207 m3 dan 10.594 buah dengan nilai Rp. 78.284.641.335,- dimana komoditi perkebunan merupakan komoditi tertinggi yang diperdagangkan, yaitu sebesar 665.201 ton dengan nilai sebesar Rp. 35.866.963.335,- dan komoditi yang terkecil adalah peternakan, yaitu sebesar 31,25 ton dengan nilai sebesar Rp. 151.250.000,-.
 
== Angkutan dan komunikasi ==
=== Aksesibilitas ===
Kota Bau-BauBaubau adalah daerah penghubung ''Connecting Area'' antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain itu bagi masyarakat daerah ''hinterland''-nya, Kota Bau-Bau berperan sebagai daerah akumulator hasil produksi dan distributor
kebutuhan daerah tersebut, dengan penghubung menggunakan pelabuhan Fery ASDP, yaitu [[Pelabuhan Batulo]].
 
Kota Bau-BauBaubau dapat diakses secara langsung dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
* Melalui [[laut]] dengan menggunakan [[kapal]] laut PELNI yang menyinggahi [[Pelabuhan Murhum]] sebanyak 24 kali dalam sebulan. Lamanya perjalanan dari Jakarta ke Bau-BauBaubau selama 3 hari.
* Melalui pintu [[udara]] dari [[Jakarta]] melalui [[Kendari]] dengan menggunakan [[pesawat]] Merpati, Garuda, Lion Air, Sriwijaya dan BataviaSriwijaya selama 3 jam selanjutnya menuju ke Bau-Bau dengan menggunakan ''jet foil'' (kapal cepat) selama 5 jam sambil menikmati pemandangan pesisir Pulau Buton dan Pulau Muna
* Melalui pintu udara dari [[Makasar]] ke [[Bau-Bau]] dengan menggunakan [[pesawat]] Express Air (Dornier), Lion Air dan MerpatiGaruda.
* Melalui pintu udara dari [[Kendari]] selama 30 menit dengan menggunakan [[pesawat]] Express Air (Dornier).
* Melalui pintu udara dari [[Wangi-wangi]], ibukota [[Kabupaten Wakatobi]] selama 30 menit dengan menggunakan [[pesawat]] Express Air.
 
=== Panjang jalan ===
Panjang [[jalan]] tahun [[2005]] di Kota Bau-BauBaubau secara keseluruhan sepanjang 205,04 km yang terdiri dari jalan [[aspal|beraspal]] sepanjang 139,9 km (69%), kerikil 51,28 km (25%), [[tanah]] 9,15 km (4%) dan tidak diperinci sepanjang 4,65 km (2%) dari total 205,04 km. Kondisi jalan yang sedang sepanjang 134,20 km, sedangkan sepanjang 55,14 km dalam kondisi rusak dan rusak berat.
 
=== Angkutan ===
Baris 214:
Jumlah kunjungan [[kapal]] [[laut]] tahun [[2005]] di '''Pelabuhan Murhum''' tercatat sebanyak 6.818 kunjungan meningkat dibanding tahun 2004 yang hanya mencapai 5.406 kunjungan (naik 26%). Untuk [[volume]] bongkar [[barang]] mencapai 189.302.391 ton dan muat sebanyak 79.638.571 ton.{{fact}} Untuk penyeberangan kapal ''ferry'' selama tahun 2004 tercatat sebanyak 1.681 kunjungan dengan jumlah penumpang yang naik mencapai 115.637 orang dan turun 135.870 orang.
 
Sarana [[bandar udara]] yang ada di kotaKota Bau-BauBaubau yang dapat disinggahi pesawat udara sebagai [[angkutan]] [[penumpang]] dan [[barang]] adalah [[Bandar Udara Betoambari]] yang dapat menghubungkan Bau-BauBaubau dan Makassar sebagai bandara transit. Kunjungan kapal terbang yang datang melalui bandar udara Betoambari selama tahun 2005 dengan jumlah kunjungan sebanyak 52 kali dengan jumlah penumpang datang sebanyak 879 orang dan 982 orang yang berangkat. Jumlah lalu lintas barang melalui bandar udara Betoambari tahun 2005 baru mencapai 280 kg bongkar dan 405 kg muat, sedangkan bagasi untuk bongkar mencapai 5.222 kg dan muat 4.908 kg.{{fact}}
 
=== Pos dan Telekomunikasi ===
Dalam penyampaian informasi [[surat]] tetap menjadi jalur [[komunikasi]] yang utama, karena itu dibutuhkan sarana fisik pelayanan Pos dan Giro yang memadai. Pada tahun 2004 di Kota Bau-BauBaubau sudah tersedia 1 buah Kantor Pos, 1 buah Kantor Pos Tambahan, 1 buah Pos Keliling Kota, 2 buah Rumah Pos dan 9 buah Bis Surat.
 
Penggunaan [[telpon]] sebagai sarana [[telekomunikasi]] di Kota Bau-BauBaubau mengalami peningkatan yang sangat pesat terlihat dari [[produksi]] pulsa [[telepon]] dan SLJJ tahun 2004 mencapai 55.960.443 pulsa (25,57%) dibanding tahun 2003 yang hanya 44.564.220 pulsa.{{fact}}
 
Kapasitas sentral telpon tahun 2004 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2003 untuk sambungan telepon induk dari 4.408 sambungan menjadi 4.592 sambungan atau naik 4,17%, sedangkan untuk kapasitas sentral otomat tidak mengalami perubahan.