Seminari Garum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan pranala
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Seminari Garum''' atau Seminari Menengah Santo [[Vincentius a Paulo]] Garum adalah sebuah lembaga pendidikan awal untuk para calon pastor Katolik. Seminari ini terletak di desa atau lebih tepat Kecamatan Garum, Kabupaten <nowiki>[[Blitar]], [[Jawa Timur]]</nowiki> . Saat ini, Seminari Garum terdiri dari SMA (Sekolah Menengah Atas), kelas khusus sesudah SMA, dan satu kelas lagi yang disebut dengan "Kelas IV". Para murid yang sekolah di Seminari Garum disebut "seminaris." Apabila lulus dari Seminari Garum, dan yang bersangkutan tetap ingin melanjutkan pembinaan sebagai calon pastor Katolik, mereka akan melanjutkannya ke Seminari Tinggi. Seminari Garum memiliki sekelumit sejarah pendirian yang menyentuh.
[[Berkas:Seminari Garum3.jpg|400px|border|right|thumb|Seminari Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar. Panorama awal tahun 1959. Sumber foto: Missiefront 1959]]
 
== Selintas Sejarah Pendiriannya ==
=== Reportase Pertama ===
Reportase sejarah pendirian Seminari Garum ditulis pertama kali dalam sebuah artikel ringkas oleh Almarhum Romo <nowiki>[[Karl Prent CM]]</nowiki> , salah satu pembina seminari pada waktu itu, dalam bahasa Belanda, berjudul "Het Nieuwe Seminarie te Garum" (Seminari Baru di Garum). Tulisan ini dipublikasikan dalam majalah misi, ''Missiefront''.<ref>''Missiefront'', February 1960, hlm. 8-9. </ref>
 
Romo Karl Prent CM menulis pengantar artikelnya demikian: "Tanggal 29 Juni 1959, pesta <nowiki>[[St.Santo Petrus]] dan [[Santo Paulus]]</nowiki>, di sebuah desa yang tenang, yaitu Garum (terletak di jalan <nowiki>[[Malang]]</nowiki>-[[Blitar]]), sekitar pukul sepuluh pagi ada keramaian yang tidak biasa. Ratusan umat Katolik dari Blitar, <nowiki>[[Garum]], [[Wlingi]]</nowiki>, dan Slorok datang berduyun-duyun ke seminari. Mereka menghadiri misa agung yang dipersembahkan oleh Yang Mulia Mgr. J. Klooster, CM., Vikaris Apostolik <nowiki>[[Surabaya]]</nowiki> dan kemudian bersama-sama sarapan di ruang makan seminari. Puluhan mobil mengantar para undangan (di antaranya banyak pejabat sipil dan militer) untuk resepsi. Pesta di Garum. Hari ini ulang tahun ke-11 pendirian seminari [di keuskupan Surabaya], sebuah kompleks gedung baru secara resmi mulai digunakan. Sejumlah program pesta telah disusun: Pada malam hari akan ada pertunjukan wayang kulit untuk rakyat di sekitar dan besok pagi ratusan anak akan datang di lapangan olah raga kami untuk mengadakan permainan-permainan rakyat. Rektor seminari, Pastor J. Verbong CM, ekonom, Pastor Adam van Mensvoort CM, kekurangan mata dan tangan untuk mengatur itu semua. Diam-diam kami telah memikirkan jalan panjang yang telah ditempuh selama 11 tahun silam. Pada waktu itu, tahun 1948, Pastor H. Niessen memberikan pelajaran kepada 8 seminaris di sebuah kamar pastoran yang kotor di kota Surabaya yang panas. Sekarang, 11 tahun kemudian, terdapat 5 frater CM teologan di luar negeri, di Garum terdapat 16 frater (CM) yang menuntut pelajaran filsafat, ada korps pengajar yang lengkap, seminari menengah itu mempunyai 5 kelas dan ada sebuah kompleks gedung baru di tengah-tengah nyiur-nyiur yang dikelilingi sawah-sawah, indah."<ref>Ibid., hlm. 8.</ref>
 
Dari kutipan reportase Romo Karl Prent CM di atas, Seminari Garum ternyata sudah dimulai (di tempat lain: di sebuah "kamar pastoran yang kotor") sebelas tahun yang silam (dari tahun 1959). Berarti, Seminari Garum memiliki awal pendirian tahun 1948. Dan, diketahui bahwa ketika Seminari Garum pertama kali digunakan tahun 1959, di situ terdapat pula pelajaran filsafat untuk 16 frater. Maksudnya, Seminari Garum pada awalnya juga sekaligus merupakan Seminari Tinggi (bagi para calon CM ketika itu), disamping pendidikan seminari menengah. Seminari Garum didirikan oleh para perintis Gereja Keuskupan Surabaya, para Romo CM, sebagai salah satu "puncak" karya misi bagi Keuskupan Surabaya.<ref>Bdk. dengan artikel dari Romo Jan Wolters CM, "Seminarie St. Vincentius te Surabaya," dalam ''Missiefront'', Agustus 1950, hlm. 150-154. Di dalam artikel itu, Romo Wolters CM menyebut bahwa karya seminari adalah karya puncak dari misi pengorbanan dan perintisan Romo-Romo CM bagi kevikariatan Surabaya.</ref>
Baris 24 ⟶ 25:
Dari awal yang hanya delapan siswa, kini Seminari Menengah St. [[Vincentius a Paulo]] di Garum memiliki siswa sekitar 100-an atau lebih. Pada tahun 1980, di saat rektornya ketika itu Romo Adam van Mensvoort CM, seminari Garum menutup bagian penerimaan "tingkat bawah" atau setara dengan SMP (calon siswa berasal dari lulusan SD). Pertimbangannya: para calon masih terlampau kecil. Sejak saat itu, di Seminari Garum yang ada hanyalah SMA dan kelas di atasnya yang disebut "Kelas IV".
 
Tujuan Seminari adalah menyelenggarakan pembinaan bagi lulusan SMP/SMA/SMK, yang bersedia mengikuti panggilan khusus untuk terlibat dalam pelayanan rohani sebagai imam di wilayah Keuskupan Surabaya dan Gereja Katolik pada umumnya. Sebagai Prioritas, lulusan Seminari diarahkan untuk memenuhi kebutuhan imam-imam Praja Keuskupan Surabaya dan imam-imam ''[[''<nowiki>Congregatio Missionis]] </nowiki>'' (CM), namun tidak menutup kemungkinan lulusan Seminari berkarya untuk Tarekat atau Keuskupan yang lainnya.
 
Mereka yang tidak melanjutkan studi di jalur imamat pada umumnya tampil sebagai para pemimpin di dalam masyarakat. Tidak sedikit para alumni Garum yang memiliki peran penting di masyarakat dan negara Indonesia, baik di bidang intelektual pendidikan maupun bisnis dan politik. Kebanyakan dari mereka tampil sebagai pemimpin dalam masyarakat dan menjadi tokoh Gereja Katolik setempat.