Batik Besurek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Batik Besurek.png|300px|right|thumb|[[Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] mengenakan Batik Besurek dalam ajang [[Hari Pers Nasional]] yang dilaksanakan di Bengkulu pada tanggal 1 - 10 Februari 2014.]]
'''Batik Besurek''' adalah [[batik]] khas [[Bengkulu]] yang bermotif [[kaligrafi Arab]]. Pada umumnya, batik ini berciri khas kaligrafi dengan perpaduan [[rafflesia]] sebagai motifnya yang merupakan simbol khas Bengkulu. Pada mulanya, batik besurek tidaklah ada. Yang ada adalah kain besurek atau kain yang bertulisan ayat-ayat Al-Quran yang sering digunakan sebagai penutup keranda. Kain ini sering digunakan dalam prosesi tabuk yang merupakan acara rutin masyarakat Bengkulu pada setiap bulan Muharam dalam rangka memperingati terbunuhnya cucu Nabi Muhammad yang bernama Hasan dan Hussein. Kain besurek juga digunakan untuk menutup keranda. Seiring dengan adanya batik, maka masyarakat Bengkulu memproses kain yang bersurat (besurek) menjadi motif kain batik dengan ciri khas adanya surek (tulisan Arab) yang tidak terbaca.
 
==Etimologi==