Kemenyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan pranala
k Tambahan asal-usul sejarah
Baris 18:
 
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa populasi pohon kemenyan telah menurun, sebagian karena ''[[eksploitasi]]'' yang berlebihan. Contohnya Penyadapan sangat tinggi pada Pohon kemenyan akan menghasilkan biji yang dapat tumbuh hanya 16% sedangkan biji pohon yang belum disadap mempunyai persentase berkecambah lebih dari 80%. Selain itu, pembakaran, penggembalaan, dan serangan oleh kumbang ''[[Longhorn]]'' telah mengurangi populasi pohon<ref>{{cite web |title = Christmas Staple Frankincense 'Doomed,' Ecologists Warn |author=Remy Melina |date=December 21, 2011 |url=http://www.foxnews.com/scitech/2011/12/21/christmas-staple-frankincense-doomed-ecologists-warn/ |publisher=LiveScience}}</ref>. Perubahan (Pembukaan Hutan) dari hutan kemenyan untuk pertanian dapat juga merupakan ancaman besar <ref>{{cite journal|last=Dejenea|first=T.|author2=M. Lemenih |author3=F. Bongers |title=Manage or convert Boswellia woodlands? Can frankincense production payoff?|journal=Journal of Arid Environments|date=February 2013|volume=89|pages=77–83|doi=10.1016/j.jaridenv.2012.09.010}}</ref>.
 
==Asal-Usul Sejarah==
Kemenyan telah diperdagangkan di Semenanjung Arab dan Afrika Utara selama lebih dari 5.000 tahun.<ref>[http://deposit.ddb.de/cgi-bin/dokserv?idn=975255932&dok_var=d1&dok_ext=pdf&filename=975255932.pdf Paper on Chemical Composition of Frankincense]</ref> Sebuah ''[[mural]]'' yang menggambarkan karung kemenyan diperdagangkan dari ''[[Tanah Punt]]'' menghiasi dinding ''[[kuil Mesir kuno]]'' Ratu ''[[Hatshepsut]]'', yang meninggal sekitar tahun 1458 SM [7]. <ref name="chemeng">{{cite web|url=http://ocean.tamu.edu/Quarterdeck/QD3.1/Elsayed/elsayedhatshepsut.html|title=Queen Hatshepsut's expedition to the Land of Punt: The first oceanographic cruise?|publisher=Dept. of Oceanography, Texas A&M University |accessdate=2010-05-08|last=|first=}}</ref>.
 
Barus yang sejak abad abad dini (sejak kira-kira abad 5) sudah disinggahi oleh perahu-perahu layar antar benua sebagai pelabuhan pengekspor kemenyan dan ''[[Kamper]]'' (''[[Kapur barus]]''). <ref Name="Sitor Situmorang"> {{cite journal|last=Situmorang|first=Sitor |title=Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX|date=Oktober 2009|pages=4}}</ref> Lewat cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya kemenyan itu dibawa dari Pelabuhan ''[[Barus]]'', yang dulu pernah menjadi pelabuhan besar, menuju ''[[Timur Tengah]]'', hingga ke ''[[Betlehem]]''. Di berbagai daerah penyebutannya berbeda yaitu ''[[Kemenjen]]'' dalam bahasa ''[[Pakpak Dairi]]'', ''[[Keminjen]]'' dalam bahasa ''[[Karo]]'' dan ''[[Menyan]]'' dalam bahasa ''[[Jawa]]''. Menurut catatan sejarah, salah satu pusat perdagangan Kemenyan di wilayah ini pada masa lampau adalah pantai Barus (''[[Fansyur]]''), sebuah pelabuhan penting ketika itu di pantai Barat pulau Sumatera. Secara sporadis dalam beberapa buku yang ditulis oleh Heyne disebutkan bahwa pelaut-pelaut Timur Tengah melihat dan mengatakan tanaman Kemenyan tumbuh baik pada ketinggian 900 - 1200 meter di atas permukaan laut, sementara Pinyopusarerk menyebut Kemenyan Laos tumbuh baik pada 800 - 1600 meter dpl. Cina dan India sejak abad pertama telah membawa Kapur Barus dan Kemenyan dari Tapanuli. Kegunaannya adalah untuk bahan pengawet ''[[Mummi]]'' para raja di ''[[Romawi]]'' dan ''[[Fira'un]]'' di Mesir. Disebutkan pada masa itu hingga beberapa abad kemudian, Kemenyan dan Kapur Barus asal Tapanuli ini tergolong barang mahal yang nilainya lebih tinggi dari pada emas. <ref> {{cite journal|last=Zuska |first=Fikarwin |title=Kebun Agroforest Kemenyan di Tapanuli Utara ?|date=2005|pages=40}}</ref>
 
Sebuah legenda yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa pada suatu hari seorang gadis miskin, yang akan dikawinkan dengan seorang laki-laki kaya melarikan diri ke dalam hutan untuk menghindar. Ketika menengadahkan tangannya kearah langit sambil berdoa, dia disambar petir dan menjadi sebuah pohon kemenyan. Getah ini yang dipercayai sebagai susu gadis tersebut, katanya
diperuntukkan bagi orang miskin. Sebelum ke kebun juga biasanya petani mempersiapkan ''[[nditak]]'', yaitu beras yang ditumbuk bersama ''[[gula aren]]'' dan ''[[kelapa]]''. Mereka berdoa sebelum
memakannya supaya pohon kemenyan dapat menghasilkan banyak getah. Jenis upacaranya adalah ''[[mekotas]]'' (makan bersama) dan meminta ijin penguasa kebun / hutan yaitu ''[[persintabien]]''. Kemenyan juga dipercayai oleh masyarakat sebagai pohon suci karena pohon-pohon kemenyan tidak akan mengeluarkan getah jika lelaki bersikap buruk terhadap orangtua, isterinya atau jika, sewaktu dikebun mereka bicara kasar, berbohong, menipu atau mencuri. Ada juga para ''[[perkemenjen]]'' yang masih melakukan tradisi lain yaitu, menyanyikan ''[[odong-odong merkemenjen]]'' yaitu nyanyian para pencari getah kemenyan.
 
==Pembibitan ==