Kota Pekanbaru: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aneuk Pidie (bicara | kontrib)
Kependudukan: penambahan bahasa di pekanbaru kota tercinta :)
Baris 176:
Sejak tahun 2010, Pekanbaru telah menjadi kota ketiga berpenduduk terbanyak di Pulau Sumatera, setelah [[Medan]] dan [[Palembang]]. Laju pertumbuhan ekonomi Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduknya.
 
Etnis [[Orang Minang|Minangkabau]] merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 37,96% dari total penduduk kota.<ref name="leo">Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta, Indonesia's Population: ethnicity and religion in a changing political landscape, Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Mereka umumnya bekerja sebagai profesionalpedagang dan pedagangprofesional. Jumlah mereka yang cukup besar, telah mengantarkan [[Bahasa MinangPekanbaru]] sebagai salahkota satumulti etnik maka bahasa pergaulandalam sehari hari yang digunakandi olehgunakan pendudukadalah kota[[Bahasa Pekanbaru<ref>ParsudiIndonesia]]. Suparlan,selain Interaksibahasa Antarindonesia Etnikjuga di Beberapagunakan Propinsi[[Bahasa di Indonesiaminangkabau]], Proyek[[Bahasa InventarisasiMelayu]], dan Pembinaan[[Bahasa Nilai-Nilai Budaya IndonesiaJawa]], 1989</ref> selain [[Bahasa MelayuBatak]] ataudan [[Bahasa IndonesiaMandarin]] dalam berkomunikasi sesama mereka.
 
Selain itu, etnis yang juga memiliki proporsi cukup besar adalah [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Batak|Batak]], dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Perpindahan ibu kota Provinsi Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru pada tahun 1959, memiliki andil besar menempatkan [[Suku Melayu]] mendominasi struktur birokrasi pemerintahan kota. Namun sejak tahun 2002 hegemoni mereka berkurang seiring dengan berdirinya Provinsi [[Kepulauan Riau]], hasil pemekaran Provinsi [[Riau]].