Bali: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 8407462 oleh Tampaksiring Journey <-- belum diblokir? Pengurus ke mana yak?
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|ja}}
Baris 34:
 
== Geografi ==
Pulau Bali adalah bagian dari [[Kepulauan Sunda Kecil]] sepanjang 153 [[Kilometer|km]] dan selebar 112 &nbsp;km sekitar 3,2 &nbsp;km dari [[Pulau Jawa]]. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
 
[[Gunung Agung]] adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 [[meter|m]]. [[Gunung berapi]] ini terakhir meletus pada [[Maret]] [[1963]]. [[Gunung Batur]] juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di [[bumi]]. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Baris 42:
[[Ibu kota]] Bali adalah [[Denpasar]]. Tempat-tempat penting lainnya adalah [[Ubud]] sebagai pusat [[Seni|kesenian]] dan peristirahatan, terletak di [[Kabupaten Gianyar]]. [[Nusa Lembongan]] adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di [[Kabupaten Klungkung]]. Sedangkan [[Kuta]], [[Seminyak]], [[Jimbaran]] dan [[Nusa Dua]] adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama [[pariwisata]], baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di [[Kabupaten Badung]].
 
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 &nbsp;km<sup>2</sup> atau 0,29% luas wilayah [[NKRI|Negara Kesatuan Republik Indonesia]]. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
 
=== Batas wilayah ===
Baris 91:
 
== Transportasi ==
Bali tidak memiliki jaringan rel [[kereta api]] namun jaringan [[jalan]] yang ada di pulau ini tergolong sangat baik dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, jaringan [[jalan]] tersedia dengan baik khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan yakni [[Legian]], [[Kuta]], [[Sanur]], [[Nusa Dua]], [[Ubud]], dll. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali [[taksi]] dan angkutan pariwisata. Moda transportasi masal saat ini disiapkan agar Bali mampu memberi kenyamanan lebih terhadap para [[wisatawan]]. Baru-baru ini untuk melayani kebutuhan transportasi massal yang layak di pulau Bali diluncurkan Trans Sarbagita (Trans Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) Menggunakan Bus besar dengan fasilitas AC dan tarif Rp 3.500.
 
Sampai sekarang, transportasi di Bali umumnya dibangun di Bali bagian selatan sekitar [[Denpasar]],[[Kuta]], [[Nusa Dua]], dan [[Sanur]] sedangkan wilayah [[utara]] kurang memiliki akomodasi yang baik.
Baris 163:
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu '''wali''' atau seni tari pertunjukan sakral, '''bebali''' atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung dan '''balih-balihan''' atau seni tari untuk hiburan pengunjung.<ref>Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, [http://www.budpar.go.id/page.php?ic=541&id=149/ ''Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya''], dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.</ref>
 
Pakar seni tari Bali [[I Made Bandem]]<ref>Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. ''Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod''. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN-13: 978-967-65-3071-4</ref> pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya ''Berutuk'', ''Sang Hyang Dedari'', ''Rejang'' dan ''Baris Gede'', bebali antara lain ialah ''Gambuh'', ''Topeng Pajegan'' dan ''Wayang Wong'', sedangkan balih-balihan antara lain ialah ''Legong'', ''Parwa'', ''Arja'', ''Prembon'' dan ''Joged'' serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
 
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah ''[[Tari Kecak]]'' dan ''[[Tari Pendet]]''. Sekitar tahun 1930-an, [[Wayan Limbak]] bekerja sama dengan pelukis Jerman [[Walter Spies]] menciptakan tari [[Kecak]] berdasarkan tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Baris 357:
 
[[Kategori:Bali|Bali]]
{{Link FA|ja}}