Kalinusu, Bumiayu, Brebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 15:
'''Kalinusu''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Bumiayu, Brebes|Bumiayu]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
[[Kalinusu utara]] adalah sebuah desa yang berada di sebelah barat desa Bumiayu. Desa ini berada kurang lebih 7km7 km dari kecamatan bumiayu dan didalamnya mengalir sungai keruh dan sungai pemali. Kalinusu merupakan desa terpanjang dan memiliki banyak sumber daya alam.Desa ini kaya akan hutan dan sawah. Menurut sejarah,kalinusu terdiri dari dua suku kata: kali yang berarti sungai, dan nusu yang berarti menyusui. Dari dua suku kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalinusu adalah sungai untuk menyusui. Ini tercermin dengan banyaknya warga pendatang yang datang ke desa kalinusu untuk sekedar mencari tempat tinggal dan menggarap hutan.
Sebagian penduduknya bermata pencaharian petani.
Desa ini bisa dijangkau dengan menggunakan angkudes (angkutan pedesaan(Rp.3.000)) atau dengan ojek (Rp.5.000).Desa ini terdiri dari beberapa dukuh yaitu:
Baris 32:
# kedung kandri
Desa ini merupakan desa terluas yang adi dikabupaten Brebes, bila ditinjau dari salah satu nama dusunnya yang bernama kuta galuh, desa ini memiliki historis yang cukup tua. hal ini berkaitan dengan adanya kerajaan galuh purba yang terletak di lereng gunung slamet pada abad 6-7 M yang menjadi nenek moyang galuh sunda(pajajaran). Jika ditilik dari kawasan hutan yang sangat luas (2000 ha) di desa ini, dimana merupakan titik perlintasan antara hutan dijawa barat dan jawa tengah pada masa perang geriliya, daerah ini merupakan lokasi yang cukup strategis untuk daerah pertahanan. hal ini ikut sertanya desa ini dalam perlintasan perang mulai zaman diponegoro, perang 45, DI/TII, dan hingga kini masih sering digunakan untuk lokasi latihan militer.
Perkembangan desa ini tak bisa lepas dari perjuangan seorang tokoh pejuang (kyai) petani diawal abad 20 (1917-an) yang bernama Ki suradipa. beliaudia berjuang membangun irigasi bersama-sama masyarakat sepanjang 7  km sehingga bisa mengaliri sawah para petani seluas 500 ha. pada saat itu desa kalinusu terkenal menjadi desa "tempuran" (tempat orang membeli beras)bagi desa disekitarnya. Desa ini juga terkenal sebagai basis perjuangan geriliya para pejuang kemerdekaan.
Desa kalinusu hingga kini merupakan desa yang menjadi sentra produksi beras, namun infrastruktur yang menunjang jalur distribusi masih minim.
salah satu tradisi yang masih menjadi pemersatu desa ini adalah acara Mauludan tiap malam 12 rabiul awal yang dihadiri para sesepuh, tokoh, dan masyarakat di desa ini. mauludan ini dilaksanakan di depan halaman Pemakaman Ki Suradipa yang memiliki luas 2 ha. acara ini seolah-olah menjadi "pengingat" agar budaya pertanian tetap dijaga sesuai dengan ajaran islam yang hidup harmoni dengan alam. ))