sekedar catatan: Kanjeng Gusti Putri ratu Dyah Phytaloka Citraresmi meninggal tidak dengan bunuh diri melainkan ikut bertempur dan berhasil melukai mahapatih Gajah mada, sehingga akibatnya pertempuran bertambah sengit, sebab Gajah Mada Berduel dengan sang Putri Dyah Phytaloka, meskipun akhirnya gugur, Sang Putri berhasil melukai Tubuh gajah mada dengan Keris Singa barong berlekuk 13 Keris leluhur Pasundan peninggalan pendiri kerajaan tarumanegara, yang bernama, Prabu Jayasinga Warman. akibat luka itu, Gajah Mada menderita sakit yang tidak Bisa disembuhkan, dan akhirnya meninggal.
(Galih Prakoso)
[perang Bubat dan kematian DYah Pitaloka serta Gajah Mada]
menurut pengamatan dan dari beberapa sumber yang saya baca, bahwa putri Dyah Pitaloka bertempur dengan menggunakan keris adalah hal yang bisa dikaji ulang. Mengingat bahwa senjata khas dari tanah pasundan adalah kujang dan sewajarnya seorang putri akan memegang senjata "patrem" atau "cundrik", semacam senjata rahasia yang kecil bentuknya dan ringkas untuk dibawa oleh seorang wanita/putri, sebagai benteng terakhirnya apabila dia sudah dalam kondisi terdesak. Fakta kedua yang bisa dikaji ulang adalah selama ini tidak ada suatu catatan yang valid yang menceritakan secara detail bagaimana Perang Bubat tersebut terjadi, kecuali dengan imajinasi dan reka ulang dari penulis dengan latar belakang fiksi sejarah.
Fakta terakhir yang lebih mengemuka adalah tidak adanya pengakuan bahwa Gajah Mada meninggal karena sakit, karena yang lebih muncul adalah Gajah Mada "muksa" atau "murca" seperti halnya Prabu Sri Aji Jayabhaya.
[[Pengguna:222.124.224.84|222.124.224.84]] 13:17, 26 Juni 2007 (UTC)