Ahmadiyаh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhkito (bicara | kontrib)
Muhkito (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas: liwa-e-ahmadiyya.png |thumb|250px| ''Liwa-e-Ahmadiyyat'' (Bendera Ahmadiyah)]]
'''Ahmadiyyah''' ([[Urdu]]: احمدیہ Ahmadiyyah) atau sering pula disebut '''Ahmadiyah''', adalah Jamaah [[Muslim]] yang didirikan oleh [[Mirza Ghulam Ahmad]] (1835-1908) pada tahun 1889 di satu desa kecil yang bernama [[Qadian]], [[Punjab]], [[India]]. Ia mengaku sebagai [[Mujaddid]], [[Mesias|Alal Masih]] dan [[Imam Mahdi|Alal Mahdi]].<ref>http://www.alislam.org/introduction/index.html</ref>
Jemaat Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jamaah Muslim Ahmadiyah Internasional. Di Indonesia, organisasi ini telah berbadan hukum dari [[Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Republik Indonesia]] sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-1953) <ref>http://www.thepersecution.org/world/indonesia/05/jai_pr2108.html</ref>.
 
==Tujuan pendirian==
[[Berkas:Mirza Ghulam Ahmad.jpg|thumb|Mirza Ghulam Ahmad]]
Menurut pendirinya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, misi Ahmadiyah adalah untuk menghidupkan [[Islam]] dan menegakkan Syariah Islam. Tujuan didirikan Jemaat Ahmadiyah menurut pendirinya tersebut adalah untuk meremajakan moral Islam dan nilai-nilai spiritual. Ahmadiyah bukanlah sebuah agama baru namun merupakan bagian dari Islam. Para pengikut Ahmadiyah mengamalkan [[Rukun Iman]] yang enam dan [[Rukun Islam]] yang lima. Gerakan Ahmadiyah mendorong dialog antar agama dan senantiasa membela Islam serta berusaha untuk memperbaiki kesalah-pahaman mengenai Islam di dunia Barat. Gerakan ini menganjurkan perdamaian, toleransi, kasih dan saling pengertian diantara para pengikut agama yang berbeda; dan sebenar-benarnya percaya dan bertindak berdasarkan ajaran Al-al Quran : "Tidak ada paksaan dalam agama" (2:257) serta menolak kekerasan dan teror dalam bentuk apapun untuk alasan apapun. <ref>http://www.ahmadiyya.or.id/pengantar</ref>
 
Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah satu organisasi keagamaan Internasional yang telah tersebar ke lebih dari 185 negara di dunia<ref>http://alislam.org/introduction/index.html</ref>. Pergerakan Jemaat Ahmadiyah dalam Islam adalah suatu organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang memiliki cabang di 174 negara tersebar di [[Afrika]], [[Amerika Utara]], [[Amerika Selatan]], [[Asia]], [[Australia]] dan [[Eropa]]. Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia lebih dari 150 juta orang. <ref> "Bukan Sekedar Hitam Putih", [http://www.ahmadiyya.or.id/pustaka/buku/bshp/bshp.pdf] halaman 1</ref> Jemaat Ahmadiyah Internasional juga telah menerjemahkan [[Al-al Quran]] ke dalam bahasa-bahasa besar di dunia dan sedang merampungkan penerjemahan Al-al Quran ke dalam 100 bahasa di dunia. Sedangkan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia telah menerjemahkan Al-al Quran dalam bahasa [[Indonesia]], [[Sunda]], dan [[Jawa]]. <!-- Sedangkan Tazkirah adalah bukan Kitab Suci Jemaat Ahmadiyah. (bagian ini "tidak nyambung", jadi sementara saya sembunyikan) -->
 
== Ahmadiyah Qadian dan Lahore ==
Baris 16:
Selengkapnya, Ahmadiyah Lahore mempunyai keyakinan bahwa mereka:
 
# Percaya pada semua [[aqidah]] dan hukum-hukum yang tercantum dalam [[Al-Qur’anal Quran]] dan [[Hadits]], dan percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui oleh para ulama salaf dan [[Ahlus Sunnah wal Jama'ah menurut Salafi|ahlus-sunnah wal-jama'ah]], dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir.
# Nabi Muhammad SAW adalah [[khatamun-nabiyyin]]. Sesudahnya tidak akan datang nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru.
# Sesudah Nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwat kepada siapa pun.
Baris 33:
 
==Kontroversi ajaran Ahmadiyah==
Menurut sudut pandang umum umat [[Islam]], ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap melenceng dari ajaran Islam sebenarnya karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi yaitu Isa Al-al Masih dan Imam Mahdi, hal yang bertentangan dengan pandangan umumnya kaum muslim yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir walaupun masih menunggu kedatangan Isa Al-al Masih dan Imam Mahdi <ref>http://www.halalguide.info/index.php?option=com_content&task=view&id=111&Itemid=29</ref>.
 
Perbedaan Ahmadiyah dengan kaum Muslim pada umumnya adalah karena Ahmadiyah menganggap bahwa Isa Al-Masih dan Imam Mahdi telah datang ke dunia ini seperti yang telah dinubuwwatkan Nabi Muhammad SAW. Namun umat Islam pada umumnya mempercayai bahwa Isa Al-Masih dan Imam Mahdi belum turun ke dunia. Sedangkan permasalahan-permasalahan selain itu adalah perbedaan penafsiran ayat-ayat Alal Qur'anQuran saja.
 
Sedangkan Ahmadiyah Lahore mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah mujaddid dan tidak disetarakan dengan posisi nabi, sesuai keterangan [[Gerakan Ahmadiyah Indonesia]] (Ahmadiyah Lahore) untuk [[Indonesia]] yang berpusat di [[Yogyakarta]].
Baris 41:
==Ahmadiyah menurut pengikutnya==
<!-- Argumen ini sepertinya tak perlu dalam artikel ensiklopedia...
Nama Ahmadiyah mengindikasikan kebangkitan kembali agama Islam, Al-Quran dan satu dakwah yang terlahir berdasar bimbingan Ilahi kepada sang pendiri Jemaat Ahmadiyah (Mirza Ghulam Ahmad). Sebutan Ahmadi atau Ahmadiyat hanyalah sebagai pembeda bagi Muslim Ahmadi dari umat muslim lainnya yang masih saja sedang menunggu kedatangan [[Mesias|Al-al Masih]] dan [[Imam Mahdi]] yang dijanjikan. Muslim Ahmadi meyakini bahwa pendiri jemaat mereka adalah Al-Masih yang dijanjikan tersebut.
 
Sekarang ini, penganut dari semua agama besar di dunia masih sedang menunggu kedatangan kedua kalinya dari pendiri agama mereka. Apakah pesan dan fungsi dari masing-masing pembaharu itu akan sama dan identik? Ataukah masing-masing dari mereka membawa pesan sendiri-sendiri yang berbeda dan bertentangan satu sama lain dengan pesan dari para guru akbar tersebut pada saat Kedatangan yang Kedua kalinya itu? Jika pesan mereka adalah identik satu sama lain maka akan diperlukan lebih dari satu wujud guna menyampaikan pesan dan memberi teladan yang selaras dengan yang dimaksud. Kalau sampai pesan-pesan itu saling bertentangan, maka kedatangan sekian banyak pembaharu, alih-alih menciptakan kedamaian, pemenuhan ruhani dan kesatuan, malah hanya akan membuncahkan permusuhan, perselisihan dan chaos.
Baris 51:
Semua pimpinan komunitas itu, baik [[Hindu]], [[Kristiani]], atau [[Muslim]], sependapat bahwa hidupnya bersih dari cacat cela, selalu menunjukkan belas kasih dan perhatian kepada yang lainnya dan selalu bersikap jujur dan lurus dalam semua urusannya. Ia dipercaya oleh semua orang, dan mereka mengenalnya sebagai orang yang paling terhormat dan dipercaya, seseorang yang tidak pernah mau berkompromi jika menyangkut kebenaran dan keadilan. Walau orang-orang Kristiani, Hindu dan [[Sikh]] amat tidak sependapat dengannya mengenai hal-hal keagamaan, mereka mengakui kesucian kehidupan dan karakter pribadinya. Bahkan para ulama Muslim pun menganggapnya sebagai pembela Islam. {{fact}}
-->
Mirza Ghulam Ahmad mulai menerima wahyu Ilahi sejak usia muda dan dengan berjalannya waktu maka pengalaman perwahyuannya berlipat kali secara progresif. Setiap wahyu yang diterimanya kemudian terpenuhi pada saatnya, sebagian di antaranya yang berkaitan dengan masa depan masih menunggu pemenuhannya. Dakwahnya menyatakan diri sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau'ud (Al-al Masih) dilakukan di akhir tahun 1890, dan dipublikasikan ke seluruh dunia. Pernyataannya, seperti juga halnya para pembaharu Ilahiah lainnya seperti Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW, langsung mendapat tentangan luas. Sebelum menyatakan dirinya sebagai Masih Mau'ud, Allah SWT telah menjanjikan kepada Mirza Ghulam Ahmad melalui wahyu bahwa:
 
{{cquote|Aku akan membawa pesanmu sampai ke ujung-ujung dunia.<br>— [[Mirza Ghulam Ahmad]]}}
 
Wahyu ini memberikan janji akan adanya dukungan Ilahi dalam penyebaran ajaran Jemaat yang telah dimulainya di dalam Islam. Mentaati perintah Tuhan, Mirza Ghulam Ahmad menyatakan diri sebagai Al-Masih bagi umat Kristiani, sebagai Imam Mahdi bagi umat Muslim, sebagai Krishna bagi umat Hindu, dan lain sebagainya. Jelasnya, ia adalah "Nabi Yang Dijanjikan" bagi masing-masing bangsa, dan ditugaskan untuk menyatukan umat manusia di bawah bendera satu agama. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi umat Islam adalah seorang nabi yang membawa ajaran yang bersifat universal; dan sosok Mirza Ghulam Ahmad yang menyatakan diri sebagai Al-al Masih yang dijanjikan juga menyatakan dirinya tunduk dan menjadi refleksi dari Muhammad, Khataman Nabiyin. Menjelaskan tentang tujuan diutusnya wujud Masih Mau'ud, ia menjelaskan:
 
{{cquote|Tugas yang diberikan Tuhan kepadaku ialah agar aku dengan cara menghilangkan hambatan di antara hamba dan Khalik-nya, menegakkan kembali di hati manusia, kasih dan pengabdian kepada Allah. Dan dengan memanifestasikan kebenaran lalu mengakhiri semua perselisihan dan perang agama, sebagai fondasi dari kedamaian abadi serta memperkenalkan manusia kepada kebenaran ruhaniah yang telah dilupakannya selama ini. Begitu juga aku akan menunjukkan kepada dunia makna kehidupan keruhanian yang hakiki yang selama ini telah tergeser oleh nafsu duniawi. Dan melalui kehidupanku sendiri, memanifestasikan kekuatan Ilahiah yang sebenarnya dimiliki manusia namun hanya bisa nyata melalui doa dan ibadah. Di atas segalanya adalah aku harus menegakkan kembali Ketauhidan Ilahi yang suci, yang telah sirna dari hati manusia, yang bersih dari segala kekotoran pemikiran polytheistik<ref>Khutbah Islamiah, h. 34</ref>.<br>— [[Mirza Ghulam Ahmad]]}}
Baris 87:
# Tidak akan kesusahan apapun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allah umumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, baik dengan lisan atau dengan tangan atau dengan cara papaun juga.
# Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah ataupun senang, dalam duka atau suka, nikmat dan musibah; pendeknya, akan rela atas putusan Allah. Dan senatiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan kesusahan di dalam jalan Allah. Tidak akan memalingkan mukanya dari Allah Taala ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus melangkah ke muka.
# Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu. Dan benar-benar akan menjunjung tinggi perintah Alal Quran Suci atas dirinya. Firman Allah dan sabda Rasul-Nya itu akan menjadi pedoman baginya dalam setiap langkahnya.
# Meninggalkan takabur dan sombong; akan hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah lembut, berbudi pekerti halus, dan sopan santun.
# Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih dari pada jiwanya, hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya.
# Akan selamanya menaruh belas kasihan terhadap makhluk Allah umumnya, dan akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Taala kepadanya.
# Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini "Imam Mahdi dan Alal Masih Mau'ud", semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal ma'ruf dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan, ataupun ikatan kerja.
 
==Khalifah-khalifah Ahmadiyah Qadian==