Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mufidkce (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 8396336 oleh Anbu (bicara)
Mufidkce (bicara | kontrib)
tidak diperlukan dalam penyebutan rumpun, karena sudah jelas bahwa suku Jawa adalah rumpun Austronesia... banyak antropolog san etnolog yang menolak konsep ras melayu, dan konsep ras Melayu sudah dianggap usang
Baris 10:
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika [[Kerajaan Sriwijaya]] di [[Palembang]] menjalin hubungan [[agama]] dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan [[Hindu]] dan [[Buddha]] telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama [[Islam]], serta berbagai kekuatan [[Eropa]] yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah [[Maluku]] semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah [[masa penjajahan Belanda|penjajahan Belanda]], Indonesia yang saat itu bernama [[Hindia Belanda]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|menyatakan kemerdekaannya]] di akhir [[Perang Dunia II]]. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
 
Dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]], Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni [[Mongoloid]] Selatan/[[Austronesia]] dan [[Melanesia]] di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Berdasarkan bangsa yang lebih spesifik, [[Suku Jawa|suku bangsa Jawa]] adalah suku bangsa yang termasuk dalam rumpun bangsa [[Mongoloid]] Selatan/[[Austronesia]] dan terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.<ref>Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta; Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Semboyan nasional Indonesia, ''"[[Bhinneka Tunggal Ika|Bhinneka tunggal ika]]"'' ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat [[keanekaragaman hayati]] terbesar kedua di dunia.
 
Indonesia juga anggota dari [[PBB]] dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari [[PBB]], yaitu pada tanggal [[7 Januari]] [[1965]], dan bergabung kembali pada tanggal [[28 September]] [[1966]] dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal [[28 September]] [[1950]].