Orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) k ←Suntingan 113.210.132.250 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh JohnThorne |
|||
Baris 312:
Orang Minang terkenal sebagai kelompok yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca-negara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis, dan [[Pedagang Minangkabau|pedagang]]. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian.<ref name="Kato"/> [[Majalah Tempo]] dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke-20 merupakan orang Minang.<ref>''Majalah Tempo Edisi Khusus Tahun 2000''. Desember 1999.</ref> 3 dari 4 orang pendiri Republik Indonesia adalah putra-putra Minangkabau.<ref>{{cite book|last=Tim Wartawan [[Tempo]]|first=|title=4 Serangkai Pendiri Republik|year=2010|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|location=Jakarta|doi=|pages=|ref=Tempo1}}</ref><ref>Empat pendiri Republik Indonesia adalah [[Soekarno]], [[Hatta]], [[Sutan Sjahrir]], dan [[Tan Malaka]].</ref>
Keberhasilan dan kesuksesan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan. Sejak dulu mereka telah pergi merantau ke berbagai daerah di [[Jawa]], [[Sulawesi]], [[Malaysia|semenanjung Malaysia]], [[Thailand]], [[Brunei]], hingga [[Philipina]]. Pada tahun 1390, Raja Bagindo mendirikan [[Kesultanan Sulu]] di Filipina selatan.<ref name="Naim"/> Pada abad ke-
Kedatangan reformis Muslim yang menuntut ilmu di [[Kairo]] dan [[Mekkah]] memengaruhi sistem pendidikan di Minangkabau. Sekolah Islam modern [[Sumatera Thawalib]] dan [[Diniyah Putri]], banyak melahirkan aktivis yang berperan dalam proses kemerdekaan, antara lain [[Ahmad Rasyid Sutan Mansur|A.R Sutan Mansur]], [[Siradjuddin Abbas]], dan [[Djamaluddin Tamin]].
Baris 333:
Banyak pula orang Minang yang sukses di dunia hiburan, baik sebagai sutradara, produser, penyanyi, maupun artis. Sebagai sutradara dan produser ada [[Usmar Ismail]], [[Asrul Sani]], [[Djamaludin Malik]], dan [[Arizal]]. Arizal bahkan menjadi sutradara dan produser film yang paling banyak menghasilkan karya. Sekurang-kurangnya 52 film dan 8 sinetron dalam 1.196 episode telah dihasilkannya. Pemeran dan penyanyi Minang yang terkenal beberapa di antaranya adalah [[Afgan Syah Reza]], [[Dorce Gamalama]], [[Marshanda]], [[Eva Arnaz]], dan [[Nirina Zubir]]. Pekerja seni lainnya, ratu kuis [[Ani Sumadi]], menjadi pelopor dunia perkuisan di Indonesia. Selain mereka, [[Soekarno M. Noer]] beserta putranya [[Rano Karno]], mungkin menjadi pekerja hiburan paling sukses di Indonesia, baik sebagai aktor maupun sutradara film. Pada tahun 1993, ''Karno's Film'' perusahaan film milik keluarga Soekarno, memproduksi film seri dengan peringkat tertinggi sepanjang sejarah [[perfilman Indonesia]], ''[[Si Doel Anak Sekolahan]]''.
Di Malaysia dan Singapura, kontribusi orang Minangkabau juga cukup besar. Pada tahun 1723, [[Abdul Jalil Rahmad Syah I dari Siak|Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I]], duduk sebagai [[sultan Johor]] sebelum akhirnya mendirikan [[Kerajaan Siak]] di daratan Riau.<ref>{{cite book|last1=Cave|first1=J.|last2=Nicholl|first2=R|last3=Thomas|first3=P. L.|last4=Effendy|first4=T.|year=1989|title=Syair Perang Siak: A Court Poem Presenting the State Policy of a Minangkabau Malay Royal Family in Exile|publisher=Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society}}</ref> Di awal abad ke-18, Nakhoda Bayan, Nakhoda Intan, dan Nakhoda Kecil meneruka [[Pulau Pinang]].<ref>{{cite web|url=http://www.nst.com.my/opinion/columnist/losing-a-big-part-of-our-heritage-1.35675|title=Losing a Big Part of Our Heritage|accessdate=|work=[[New Straits Times]]|ref=New Straits Times}}</ref> Tahun 1773, [[Raja Melewar]] diutus [[kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] untuk memimpin rantau
Beberapa tokoh Minang juga memiliki reputasi internasional. Di antaranya, [[Roestam Effendi]] yang mewakili Partai Komunis Belanda, dan menjadi orang Hindia pertama yang duduk sebagai anggota parlemen Belanda.<ref>{{cite web|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/caping/1979/06/02/mbm.19790602.CTP54667.id.html|title=Mengenang Sastrawan Rustam Effendi|work=[[Tempointeraktif|Tempo Interaktif]]|date=1979-06-02|accessdate=2011-07-22|ref=Tempo Interaktif}}</ref> Di [[Arab Saudi]], [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], menjadi satu-satunya orang non-[[Suku Arab|Arab]] yang pernah menjabat imam besar [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]]. Mohammad Natsir, salah seorang tokoh Islam terkemuka, pernah menduduki posisi presiden Liga Muslim se-Dunia (''World Moslem Congress'') dan ketua Dewan Masjid se-Dunia. Sementara itu [[Azyumardi Azra]], menjadi orang pertama di luar warga negara [[Negara-Negara Persemakmuran|Persemakmuran]] yang mendapat gelar ''[[Sir]]'' dari [[Inggris|Kerajaan Inggris]].<ref>{{cite web|url=http://news.okezone.com/read/2010/10/08/58/380387/sir-azra-dan-islam-indonesia|title=Sir Azra dan Islam Indonesia|work=[[Okezone.com]]|ref=Okezone.com}}</ref>
|