Abu Bakar Ba'asyir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 202.73.225.101) dan mengembalikan revisi 8244337 oleh Carriearchdale
Baris 32:
|weight =
}}
'''Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud''', biasa juga dipanggil '''Ustadz Abu''' dan '''Abdus Somad'''<ref>[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/abu-bakar-baasyir/index.shtml Abu Bakar Ba’asyir: Vonis Tak Terlibat Bom Bali]. TokohIndonesia.com. Diakses 3 April 2010</ref> ({{lahirmati|[[Jombang]], [[Jawa Timur]]|17|8|1938}}), merupakan seorang tokoh [[Islam]] di Indonesia keturunan [[Bangsa Arab|Arab]]. Ba'asyir juga merupakan pemimpin [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI) serta salah seorang pendiri Pondok [[Pesantren]] Islam [[Al Mu'min]]. Berbagai [[badan intelijen]] menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual [[Jemaah Islamiyah]] (JI), sebuah grup [[separatisme|separatis]] [[militan Islam]] yang mempunyai kaitan dengan [[al-Qaeda]].<ref>[http://economist.com/agenda/displaystory.cfm?story_id=E1_TPRJTQS The hunt for the Bali bombers | Economist.com<!-- Bot generated title -->]</ref> Walaupun Ba'asyir membantah menjalin hubungan dengan JI atau [[terorisme]].<ref>[http://www.smh.com.au/articles/2003/09/08/1062902001916.html Challenge to the US: prove JI exists], ''[[Sydney Morning Herald]]'', 9 September 2003</ref>
 
Ba'asyir pernah menjalani pendidikan sebagai [[santri]] Pondok [[Pesantren]] [[Gontor]], Ponorogo, [[Jawa Timur]] ([[1959]]) dan alumni Fakultas Dakwah [[Universitas Al-Irsyad]], [[Solo]], [[Jawa Tengah]] ([[1963]]). Perjalanan kariernya dimulai dengan menjadi aktivis [[Himpunan Mahasiswa Islam]] [[Solo]]. Selanjutnya ia menjabat Sekretaris [[Pemuda Al-Irsyad]] [[Solo]], kemudian terpilih menjadi Ketua [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]] ([[1961]]), Ketua [[Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam]], memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min ([[1972]]) dan Ketua Organisasi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI), [[2002]].
Baris 47:
* [[10 Januari]] [[2002]], Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) [[Sukoharjo]], Muljadji menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan eksekusi putusan kasasi [[Mahkamah Agung]] terhadap pemimpin tertinggi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI) Abu Bakar Ba'asyir. Untuk itu, Kejari akan segera melakukan koordinasi dengan Polres dan Kodim [[Sukoharjo]].
* [[25 Januari]] [[2002]], Abu Bakar Ba'asyir memenuhi panggilan untuk melakukan klarifikasi di Mabes Polri. Abu Bakar datang ke Gedung Direktorat Intelijen di [[Jakarta]] sekitar pukul 09.30. Saat konferensi pers, pengacara Abu Bakar Ba'asyir, [[Achmad Michdan]], mengatakan, pemanggilan Abu Bakar Ba'asyir oleh Mabes Polri bukan bagian dari upaya [[Interpol]] untuk memeriksa Abu Bakar. "Pemanggilan itu merupakan klarifikasi dan pengayoman terhadap warga negara," tegas Achmad.
* [[28 Februari]] [[2002]], Menteri Senior [[Singapura]], [[Lee Kuan Yew]], menyatakan [[Indonesia]], khususnya kota [[Solo]] sebagai sarang [[teroris]]. Salah satu teroris yang dimaksud adalah Abu Bakar Ba'asyir Ketua [[Majelis Mujahidin Indonesia]], yang disebut juga sebagai anggota [[Jamaah Islamiyah]].
* [[19 April]] [[2002]], Ba'asyir menolak eksekusi atas putusan [[Mahkamah Agung]] (MA), untuk menjalani hukuman pidana selama sembilan tahun atas dirinya, dalam kasus penolakannya terhadap ''Pancasila sebagai azas tunggal'' pada tahun [[1982]]. Ba'asyir menganggap, [[Amerika Serikat]] berada di balik eksekusi atas putusan yang sudah kadaluwarsa itu.
* [[20 April]] [[2002]], Ba'asyir meminta perlindungan hukum kepada pemerintah kalau dipaksa menjalani hukuman sesuai putusan kasasi MA tahun 1985. Sebab, dasar hukum untuk penghukuman Ba'asyir, yakni [[Undang-Undang]] Nomor 11/PNPS/1963 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana [[Subversi]] kini tak berlaku lagi dan pemerintah pun sudah memberi [[amnesti]] serta [[abolisi]] kepada tahanan dan narapidana politik (tapol/napol).
Baris 53 ⟶ 54:
* [[8 Agustus]] [[2002]], Organisasi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] mengadakan kongres I di [[Yogyakarta]] untuk membentuk pimpinan Mujahidin. Terpilihlah Ustad Abu Bakar Ba'asyir sebagai ketua Mujahidin sementara.
* [[19 September]] [[2002]], Ba'asyir terbang ke [[Medan]] dan [[Banjarmasin]] untuk berceramah. Dari sana, ia kembali ke [[Ngruki]] untuk mengajar di pesantrennya.
* [[23 September]] [[2002]], [[Time|Majalah TIME]] menulis berita dengan judul '''''[http://www.time.com/time/world/article/0,8599,351169,00.html Confessions of an Al Qaeda Terrorist]''''' dimana ditulis bahwa Abu Bakar Ba'asyir disebut-sebut sebagai perencana peledakan di ''Mesjid Istiqlal''. Time menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di [[Indonesia]]. [[Time|TIME]] mengutip dari dokumen [[CIA]], menuliskan bahwa pemimpin spiritual [[Jamaah Islamiyah]] Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot." Ini menurut pengakuan [[Umar Al-Faruq]], seorang pemuda warga [[Yaman]] berusia 31 tahun yang ditangkap di [[Bogor]] pada Juni lalu dan dikirim ke pangkalan udara di [[Bagram]], [[Afganistan]], yang diduduki AS. Setelah beberapa bulan bungkam, akhirnya Al-Faruq mengeluarkan pengakuan--kepada [[CIA]]--yang mengguncang. Tak hanya mengaku sebagai operator [[Al-Qaeda]] di Asia Tenggara, dia mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Menurut berbagai laporan [[intelijen]] yang dikombinasikan dengan investigasi majalah [[Time]], bahkan Ba'asyir adalah pemimpin spiritual kelompok [[Jamaah Islamiyah]] yang bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara. Ba'asyir pulalah yang dituding menyuplai orang untuk mendukung gerakan Faruq. Ba'asyir disebut sebagai orang yang berada di belakang peledakan bom di [[Masjid Istiqlal]] tahun [[1999]]. Dalam majalah edisi 23 September tersebut, Al-Farouq juga mengakui keterlibatannya sebagai otak rangkaian peledakan bom, [[24 Desember]] [[2000]].
*
* [[25 September]] [[2002]], Dalam wawancara khusus dengan wartawan [[TEMPO]], Ba'asyir mengatakan bahwa selama di [[Malaysia]] ia tidak membentuk organisasi atau gerakan [[Islam]] apapun. Selama di sana ia dan [[Abdullah Sungkar]] hanya mengajarkan pengajian dan mengajarkan sunah Nabi. "Saya tidak ikut-ikut politik. Sebulan atau dua bulan sekali saya juga datang ke [[Singapura]]. Kami memang mengajarkan jihad dan ada di antara mereka yang berjihad ke [[Filipina]] atau [[Afganistan]]. Semua sifatnya perorangan." Ungkapnya.
* [[1 Oktober]] [[2002]], Abu Bakar Ba'asyir mengadukan Majalah [[TIME]] sehubungan dengan berita yang ditulis dalam majalah tersebut tertanggal [[23 September]] [[2002]] yang menurut Ba'asyir berita itu masuk dalam ''trial by the press'' dan berakibat pada pencemaran nama baiknya. Ba'asyir membantah semua tudingan yang diberitakan Majalah TIME. Ia juga mengaku tidak kenal dengan Al-Farouq.