Zaid bin Arqam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Wagino Bot (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Andiazamuddin
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser -- testing..., replaced: beliau → dia (7)
Baris 1:
'''''Zaid bin Arqam''''' adalah sahabat [[Rasulullah SAW]] dari kalangan [[Anshar]] yang telah memeluk [[Islam]] ketika masih anak-anak. Ketika terjadi [[perang Uhud]], ia bergabung dengan pasukan muslim yang siap berangkat, tetapi keberadaannya diketahui oleh Rasulullah dan beliaudia memulangkannya, karena ia masih sangat muda. Ia sangat sedih dengan larangan Rasulullah ini.
 
== Sebuah Peristiwa ==
Pada tahun [[5 Hijriah|5 hijriah]] Zaid mengikuti peperangan [[Bani Musthaliq]]. Usai peperangan, ketika masih menetap di [[Muraisi]], sempat terjadi ketegangan antara kaum [[Muhajirin]] dan [[Anshar]], yang dipicu oleh persenggolan ketika mengambil air di mata air, antara [[Jahjah al Ghifary]], orang upahan [[Umar bin Khaththab]], dan [[Sinan bin Wabar al Juhanny]], salah seorang sahabat Anshar. Perselisihan ini sendiri sebenarnya telah bisa didamaikan Rasulullah SAW. Tetapi tokoh [[munafiq]], [[Abdullah bin Ubay]] mengomentari peristiwa itu, ia berkata kepada kaumnya, "Inilah yang kalian lakukan, andaikata kalian tidak memberikan harta kalian kepada mereka, tentu mereka akan berpindah ke tempat lain. Demi [[Allah]], jika kita telah kembali ke [[Madinah]], maka penduduknya yang mulia akan benar-benar mengusir penduduknya yang hina."
 
[[Zaid bin Arqam]], yang memang satu kabilah dengan tokoh munafik itu, begitu mendengar ucapan Abdullah bin Ubay ini merasa tidak senang, ia menyampaikan hal itu kepada pamannya, dan pamannya mengabarkannya kepada Rasulullah SAW. [[Umar bin Khaththab]] yang saat itu bersama Rasulullah SAW, meminta beliaudia agar menyuruh [[Abbad bin Bisyr]] membunuh tokoh munafik ini, tetapi beliaudia tidak mengijinkannya.
 
Setelah Abdullah bin Ubay mengetahui bahwa Nabi SAW telah mendengar ucapannya ini, segera saja ia menemui beliaudia dan bersumpah atas nama Allah, bahwa ia tidak mengatakan seperti apa yang disampaikan Zaid. Abdullah bin Ubay adalah salah satu tokoh masyarakat Madinah, dan Zaid bin Arqam hanya seorang pemuda remaja. Karena itu ada sebagian sahabat Anshar yang lebih mempercayai ucapan tokoh munafik itu daripada Zaid. Ia berkata, "Boleh jadi ia (Zaid bin Arqam) hanya menduga-duga saja tentang apa yang dikatakan Abdullah bin Ubay."
 
Zaid menjadi sedih dengan perkembangan yang terjadi, apa yang dilaporkannya kepada Nabi SAW seolah-olah hanya dugaan dan rekaannya semata. Apalagi Rasulullah SAW sepertinya bisa menerima sumpah yang diucapkan Abdullah bin Ubay. Bagaimanapun juga dirinya masih anak-anak, dan tidak memiliki ketenaran dan kekuasaan seperti halnya Abdullah bin Ubay.
Baris 12:
Dalam beberapa hari berikutnya Zaid bin Arqam mengurung diri di rumah, tidak menghadiri majelis Rasulullah SAW seperti biasanya. Pamannya sampai berkata, "Aku tidak bermaksud agar Rasulullah SAW membencimu dan tidak mempercayaimu lagi!"
 
Beberapa waktu kemudian, Allah SWT menurunkan [[Surah Al-Munafiqun|Surah Al Munafiqun]] ayat 1, yang isinya mengabarkan kedustaan yang dilakukan oleh orang-orang munafiq, khususnya Abdullah bin Ubay. Nabi SAW mendatangi Zaid bin Arqam dan beliaudia membacakan wahyu yang baru beliaudia terima, kemudian beliaudia bersabda, "Wahai Zaid, Sesungguhnya [[Allah]] telah membenarkanmu!"
 
== Referensi ==
Baris 18:
== Lihat juga ==
* [[Abdullah bin Ubay]]
* [[Surah Al-Munafiqun ]](ayat 1)
* Kaum [[Muhajirin]]
* Kaum [[Anshar]]
 
[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Sahabat Nabi]]