Tun Sri Lanang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (3) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad) |
||
Baris 53:
Institusi bendahara dalam Kesultanan Melaka, Johor, pahang, Riau dan Lingga mungkin hampir sama dengan institusi Polem di Aceh. Dimana kalau Panglima Polem berperan sebagai peuduk peudeung raja, institusi bendaharapun berperan sebagai lembaga fit and proper test, penjaga adat Raja Melayu. Institusi bendahara ini dibantu oleh Temenggong, Laksamana, Penghulu Bendahari dan Orang-Orang Kaya.
Hubungan bendahara dengan Sultan disemenanjung
Sultan Alaudin Riayat Shah III setelah dibebaskan oleh Sultan Iskandar Muda dan adiknya Abdullah dikawinkan dengan adik Sultan Iskandar Muda kembali ke Johor. Kemudian berkhianat dan akhirnya dibunuh oleh Sultan Aceh. Sedangkan bendaharanya Tun Seri Lanang memilih tetap tinggal dan meninggal di Aceh dan ini diakui oleh R.O. Winstedt.<ref>A History of Johore (1365-1895), hlm 33-35</ref> Hanya saja penulis barat lebih banyak menjelekkan Aceh dalam hal perseteruan antara Kerajaan Aceh Darussalam dengan Kerajaan Melayu di Semenanjung. Contohnya Winstedt mengatakan "''Tun Sri Lanang of the 'Malay Annals' was a prisoner with the Sultan at Pasai (pen Samalanga) and records in the introduction to that work that his master died at Acheh''". Bahkan W. Linehan dalam bukunya the History of Pahang hal 35-37 lebih memojokkan Aceh lagi bahkan menuduh Sultan Aceh telah melakukan tindakan barbarous policy terhadap tawanannya.
|