Didik Nini Thowok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Elanor Red (bicara | kontrib)
rintisan
 
Mssetiadi (bicara | kontrib)
wkf
Baris 12:
|-
|'''Orang Tua'''
|Kwee Yoe Tiang (Hadiprayitno)<br>[ Suminah
|-
|'''Pekerjaan'''
|Direktur : <br>LPK (Lembaga Pendidikan Kejuruan) Tari Natya Lakshita <br>Didik Nini Thowok Foundation (Yayasan Didik Nini Thowok)<br>Didik Nini Thowok Entertainment.
|}
'''Didik Nini Thowok''' terkenal sebagai [[artis]] serba bisa; [[penari]], [[koreografer]], [[komedian]], pemain [[pantomim]], [[penyanyi]], dan [[pengajar]]. Didik lahir di [[Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[13 November]] [[1954]].
 
'''Didik Nini Thowok''' terkenal sebagai artis serba bisa; penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar. Didik lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954.
 
 
==Biografi==
===Masa Kecil===
Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Karena sakit-sakitan orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan keturunan kesekian dari perantau Cina[[China]] yang terdampar di [[Temanggung]]. Sedangkan ibunya, Suminah, adalah wanita [[Jawa]] asli, asal desa Citayem, [[Cilacap]]. Didik merupakan sulung dari 5 bersaudara (keempat adiknya perempuan). Setelah peristiwa G-30S/PKI, keturunan Tionghoa wajib mengganti nama Cina mereka menjadi nama pribumi, maka nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno.
 
Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan. Ayahnya bisnis jual beli [[kulit]] [[kambing]] dan [[sapi]]. Ibunya membuka [[kios]] di Pasar Kayu. Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik. Maka keluarga Didik harus hidup pas-pasan. Sebagai anak dan cucu pertama, Didik selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu, Didik tidak nakal seperti kebanyakan anak laki-laki seumurannya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permaianan mereka, seperti ''pasar-pasaran'' (berjualan), masak-masakan, dan ''ibu-ibu''an. Saat kecil pun Didik diajari oleh neneknya “ketrampilan perempuan” seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda.
 
===Belajar Menari===
Saat masih sekolah, Didik suka menggambar dan menyanyi (suaranya bagus terutama saat menyanyi tembang Jawa). Namun setelah mengenal dunia tari akibat sering menonton pertunjukan wayang orang yang berupa sendratari, Didik pun bertekad untuk mempelajari tari. Sayangnya perekonomian keluarga yang pas-pasan menyulitkan langkah Didik untuk belajar.
 
Akhirnya Didik meminta teman sekelasnya Sumiasih, yang pandai menari dan nembang, untuk mengajarinya tari-tarian wayang orang. Menari bukan hal yang sulit dilakukan, karena selain tubuhnya yang lentur, Didik juga berbakat. Guru Didik berikutnya adalah Ibu Sumiyati yang mengajarinya dan ketiga adiknya, tari Jawa klasik gaya Surakarta. Didik membayar guru ini dari hasil menyewakan [[komik]] warisan kakeknya. Didik juga belajar tarian Bali klasik dari seorang tukang cukur [[rambut]].
 
Didik berguru pada A. M. Sudiharjo, yang pandai menari Jawa Klasik juga sering menciptakan tari kreasi baru. Didik ikut kursus menari di Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Salah satu gurunya adalah Prapto Prasojo, yang juga mengajar di padepokan tari milik Bagong Kussudiarjo di Yogyakarta.
 
[[Koreografi]] tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan [[1971]]. Tarian itu diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak [[tari Bali]] dan [[tari Jawa|Jawa]]. Didik tampil pertama kali sebagai penari wanita; berkebayaber[[kebaya]] dan bersanggulber[[sanggul]] saat acara kelulusan [[SMA]] tahun [[1972]]. Saat itu, didik juga mempersembahakan tari ciptaannya sendiri dengan sangat luwes.
 
===Kuliah===
Setelah lulus SMA, impian Didik untuk melanjutkan kuliah di [[ASTI Yogyakarta]] terbentur pada biaya. Didik pun bekerja, tak jauh dari kesukaannya, menari. Didik menjadi pegawai honorer di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung dengan tugas mengajar tari di beberapa sekolah (SD dan SMP), serta memberi les privat menari untuk anak-anak di sekitar Temanggung.
 
Dua tahun setelah lulus SMA, Didik bertekad untuk kuliah di ASTI. Berbekal uang tabungannya, Didik berangkat ke [[Yogyakarta]] dan mendaftar di ASTI. Berkat [[Tari Manipuri]], tarian wanita yang diperagakannya dengan begitu cantik, Didik berhasil memikat tim juri ASTI. Sehingga Didik diterima dan dinyatakan sebagai [[mahasiswa]] ASTI angkatan 1974.
 
Pribadinya yang hangat, kocak dan santun tak menyulitkan Didik untuk mendapat teman. Bersama teman-teman barunya, Didik menampilkan fragmen tari berjudul “Ande-ande Lumut”. Didik berperan sebagai Mbok Rondo Dadapan, janda centil dari Desa Dadapan. Penampilan Didik sangat memukau mahasiswa ASTI yang lain.
 
Menjadi anak [[kost]] sangat sulit bagi Didik, karena tak mungkin mengharapkan kiriman dari rumah. Ketrampilan 'perempuan' yang dulu diajarkan neneknya terasa sangat berguna. Didik menerima pesanan membuat [[hiasan]] [[bordir]], juga menjual hasil kerajinannya, seperti [[syal]] dan [[taplak meja]].
 
Beberapa bulan setelah mulai kuliah, Didik menerima tawaran dari kakak angkatannya, Bekti Budi Hastuti (Tutik) untuk membantu dalam [[fragmen]] tari Nini Thowok bersama Sunaryo. Nini Thowok atau Nini Thowong adalah semacam permainan [[jailangkung]] yang biasa dimainkan masyarakat Jawa tradisional. Pementasan ini sangat sukses. Kesuksesannya membawa trio tersebut pentas diberbagai acara. Merekapun mengemas pertunjukan mereka dengan konsep yang lebih matang. Saat Sunaryo mengundurkan diri, posisinya digantikan Bambang Leksono Setyo Aji, teman sekos Didik. Mereka lantas menyebut kelompok mereka sebagai Bengkel Nini Thowok. Dan di belakang nama mereka melekat nama tambahan “Nini Thowok”.
Setelah itu, karir Didik Nini Thowok sebagai penari terus berlanjut, bahkan Didik sering muncul di televisi.
 
Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, I Gusti Gde Raka, di [[Gianyar]]. Ia juga mempelajari tari klasik [[Sunda]] dari Endo Suanda; [[Tari Topeng Cirebon]] gaya [[Palimanan]] yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke [[Jepang]], Didik mempelajari tari klasik [[Kabuki]] (Hagoromo), di [[Spanyol]], ia pun belajar tari [[Flamenco]].
 
===Karir===
Setelah menyelesaikan studinya dan berhak menyandang gelar Didik Hadiprayitno, SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.
 
==Sumber Tulisantulisan==
*[http://www.didikninithowok.info/ Situs resmi]
*[http://www.femina-online.com/serial/serial_detail.asp?id=50&views=16 Serial Femina]
*[http://selebriti.kapanlagi.com/didik_nini_thowok/ Profil dan berita di KapanLagi.com]
 
 
{{indo-bio-stub}}