Rumpun dialek Arekan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan pranala
Bagustris (bicara | kontrib)
dlam --> dalam, bangat --> banget
Baris 18:
 
Orang [[Surabaya]] lebih sering menggunakan partikel "rek" sebagai ciri khas mereka. Partikel ini berasal dari kata "arek", yang dalam dialek Surabaya menggantikan kata "bocah" (anak) dalam bahasa Jawa standar.
Partikel lain adalah "seh" (e dibaca seperti e dalam kata edan), yang dlamdalam bahasa Indonesia setara dengan partikel "sih".
 
Orang Surabaya juga sering mengucapkan kata "titip" secara /tetep/, dengan i diucapkan seperti /e/ dalam kata "edan"; dan kata "tutup" secara /totop/ dengan u diucapkan seperti /o/ dalam kata "soto".
Baris 82:
Tapi kata jancuk juga dapat diartikan sebagai tanda persahabatan. Arek-arek Suroboyo apabila telah lama tidak bertemu dengan sahabatnya jika bertemu kembali pasti ada kata jancuk yang terucap, contoh: "Jancuk! Yok opo khabare, rek. Suwi gak ketemu!" Jancuk juga merupakan tanda seberapa dekatnya Arek Suroboyo dengan temannya yang ditandai apabila ketika kata jancuk diucapkan obrolan akan semakin hangat. Contoh: "Yo gak ngunu, cuk, critane, matamu, mosok mbalon gak mbayar".
 
Selain itu, sering pula ada kebiasaan di kalangan penutur dialek Surabaya, dalam mengekspresikan kata 'sangat', mereka menggunakan penekanan pada kata dasarnya tanpa menambahkan kata sangat (bangatbanget atau temen) dengan menambahkan vokal "u", misalnya "sangat panas" sering diucapkan "puanas", "sangat pedas" diucapkan "puedhes", "sangat enak" diucapkan "suedhep". Apabila ingin diberikan penekanan yang lebih lagi, vokal "u" dapat ditambah.
 
* ''Hawane puanas'' (udaranya panas sekali)