Aswatama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
Baris 34:
===Riwayat===
Aswatama dari padepokan Sokalima dan seperti ayahnya memihak para [[Korawa]] pada perang [[Bharatayuddha]].
Baris 42:
Cerita dalam [[khazanah]] [[Sastra Jawa Baru]] dikenal sebagai lakon [[wayang]]: "Aswatama Gugat".
Aswatama pada kesempatan itu ingin membalas dendam kematian ayahnya, bagawan [[Drona]]. Pada perang [[Bharatayuddha]], Drona gugur karena disiasati oleh para [[Pandawa]]. Mereka berbohong bahwa "Aswatama" telah gugur, tetapi yang dimaksud bukan dia melainkan seekor [[gajah]] yang bernama Hestitama (''Hesti''
Aswatama juga merasa kecewa dengan sikap Prabu [[Duryudana]] yang terlalu membela Prabu [[Salya]] yang dituduhnya sebagai penyebab gugurnya Adipati [[Karna]]. Aswatama memutuskan mundur dari kegiatan perang [[Bharatayudha]]. Setelah Perang Bharatayuda berakhir dan keluarga [[Pandawa]] pindah dari [[Amarta]] ke Astina, secara bersembunyi Aswatama masuk menyelundup ke dalam istana Astina. Ia berhasil membunuh [[Drestadyumena]] (pembunuh ayahnya, Resi Drona), [[Pancawala]] (putra Prabu Puntadewa), [[Banowati|Dewi Banowati]] (Janda Prabu Duryodana) dan [[Dewi Srikandi]], sebelum akhirnya ia mati oleh [[Bima]], badannya hancur dipukul Gada Rujakpala.
|