Surah At-Tin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Noval hakiki (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
| ayat_sajdah =
| Harf-e-Mukatta'at =
}}'''Surah At-Tin''' ([[bahasa Arab|Arab]]: '''التِّينِ''' , "[[Tin|seeBuah Tin]]") adalah [[surah]] ke-94 dalam [[al-Qur'an]]. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah [[Makkiyah]]. Surah ini diturunkan setelah [[surah Al-Buruj]]. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah [[Tin]].
 
== Ringkasan isiIsi ==
Surah at-Tin diawali dengan sumpah Allah yang menyebut buah [[Tin]], buah [[Zaitun]], [[Gunung Sinai]], dan [[Mekkah]] (ayat 1 hingga 4). Ayat berikutnya menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Walau begitu, manusia pada akhirnya akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah atau paling hina jika tidak menjalankan perintah Allah. Orang yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dan beramal shaleh dan mereka akan mendapatkan pahala yang terus-menerus. Ayat ke-7 menjelaskan [[Muhammad]] adalah [[Rasulullah|utusan Allah]], yang [[Islam|ajarannya]] tidak boleh didustakan. Ayat terakhir menyatakan bahwa Allah adalah "Hakim Yang Paling Adil"
 
''Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang.''
== Referensi ==
# ''Demi Tin dan (buah) Zaitun,''
{{reflist}}
# ''Demi Gunung Sinai,''
# ''Demi negeri ini yang terlindungi,''
# ''Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan yang unggul.''
# ''Kemudian Kami buang dia ke tempat terhina dari segala yang hina,''
# ''kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan perbuatan-perbuatan saleh; maka bagi mereka imbalan yang tiada henti.''
# ''Maka apakah yang menyebabkan kamu membantah terhadap pembalasan itu?''
# ''Bukankah Allah, Yang Maha Adil diantara yang mengadili?''
 
== Keutamaan Surah ==
# Teguran keras mengenai manusia sebagai makhluk paling istimewa yang pernah diciptakan Allah melampaui segala makhluk namun berakhir tragis karena dicampakkan ke dalam keadaan paling menyedihkan jika tidak beriman dan enggan beramal saleh.
# Penegasan bahwa tiada yang melebihi Keadilan Yang Maha Adil.
 
== Pranala luar ==