Abdurrahman Alkadrie dari Pontianak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xhie (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Xhie (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Ketika menyusuri [[Sungai Kapuas]], mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan ''hantu Pontianak''. Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.
 
Menjelang subuh 14 Rajab 1184 Hijriah atau [[23 Oktober]] [[1771]], mereka sampai pada persimpangan Sungai Kapuas dan [[Sungai Landak]]. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, maka Syarif Abdurrahman lalu membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama [[Kota Pontianak|Pontianak]]. Di tempat itu kini berdiri [[Masjid Raya Sultan Syarif Abdurrahman|Mesjid Jami]] dan [[Keraton Pontianak|Kraton Kadariah]].
 
Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya'ban 1192 Hijriah,bertepatan dengan hari [[Senin|isnen]] dengan dihadiri oleh Raja Muda [[Riau]], Raja [[Kerajaan Mempawah|Mempawah]], Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar ''Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie''.