Pragaan, Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
== Dusun Bandungan Desa Karduluk ==
 
Dusun Bandungan adalah salah satu bagian dari wilayah Karduluk Raya. Karduluk Raya sering dibuat sebutan oleh sebagian penduduknya yang kreatif karena desa ini memiliki luas wilayah yang sangat luas terdiri dari 12 dusun. secara geografis dusun Bandungan terletak di ujung utara desa. sekilas tidak ada yang tampak istimewa dari dusun ini. namun, perlahan setelah memasuki wilayah ini akan terlihat secara perlahan mutiara yang terkandung di dalamnya.
 
Anda bertanya kira-kira apa keistimewaan dari sebuah kampung yang terpencil ini ?
 
Dari sinilah Insya Allah akan banyak muncul ilmuan-ilmuan baru yang akan membawa pencerahan di masa yang akan datang menuju terciptanya masyarakat utama adil dan makmur yang diridhai Alaah SWT. Alasannya cukup sederhana karena di dusun ini suasa belajar tercipta dengan baik. Dari segi ekonomi masyarakat Dusun Bandungan ini masih tergolong menengah kebawah namun tidak jarang anda akan banyak menjumpai orang tua yang anak-anaknya sekolah sampai jenjang S2 dan S3.
 
ini hanya sekilas potensi dari sebuah dusun yang terpencil, apabila ada saran dan kritik tuk kemauan masyarakat Bandungan silahkan kirim ke email : lanceng85@yahoo.co.id sampai jumpa di lain kesempatan.
 
 
ttd
Poetra Bandungan Asli
 
== Prenduan ==
 
 
Terletak di sebelah timur desa Pragaan Lao', Prenduan merupakan desa yang paling pesat perkembangannya dan paling banyak penduduknya di kecamatan Pragaan. Asal nama Prenduan dipercaya berasal dari [[Bahasa Madura]] '''arenduh''', yaitu posisi ketika sapi atau kuda meringkuk. Menurut legenda di desa inilah tempat beristirahatnya kuda yang dinaiki [[Kabupaten Sumenep|Jokotole]] dalam perjalanan pulang dari kerajaan [[Majapahit]] menuju [[Sumenep]]. Cerita lain menyebutkan bahwa desa ini merupakan tempat beristirahat pasukan berkuda Belanda jika dalam perjalanan dari [[Pamekasan]] menuju [[Sumenep]]. Lokasi desa memang hampir di tengah-tengah jarak antara kedua kota. Dahulu desa ini adalah tempat yang cukup hijau, ramai dan dekat dengan sumber air, masuk akal jika Jokotole maupun Belanda memilih tempat ini sebagai tempat istirahat.