Marikangen, Plumbon, Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up, replaced: beliau → dia (2) |
||
Baris 3:
Pada suatu ketika sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan islam maka Syekh Abdul Latif menunaikan ibadah haji sebanyak dua kali, dengan ijin Allah Syekh Abdul Latif berangkat dengan mengendarai mancung dan gentong, ''WaAllahu''`''alam'' sampailah ke tanah suci kembali dan kembali lagi di padepokan. Dengan demikian para santri menyebut padepokan tersebut dinamakan Kajaeni karena berasal dari perjalanan Ibadah Haji selama dua kali dan merupakan orang yang pertama di wilayah Cirebon bagian barat berangkat menunaikan Haji.
Selanjutnya Syekh Abdul Latif mendapatkan tugas untuk bertapa/Ujlah mencari ridho Allah dan
Karena kejadian itulah maka dikenal oleh masyarakat pada waktu itu disebut kedung Marikangen. Seiring dengan perkembangan jaman sampai dengan memasuki abad ke 15 pedukuhan Kajen berkembang menjadi beberapa blok dukuh antara lain: Pesantren, Pulo, Gombang, Wana Jaya, dan seterusnya. Karena terbentuknya suatu pemerintahan pada waktu itu maka beberapa perdukuhan/blok tersebut oleh masyarakat berdasarkan musyawarah dan menghasilkan pemberian nama yaitu dengan Marikangen. Selanjutnya diakui oleh masyarakat dan pemerintah menjadi Desa Marikangen.
Dari masa perjuangan Syekh Abdul Latif sampai akhir hayatnya
Demikian sekelumit riwayat singkat Babad Desa Marikangen, dan kebenarannya ''Wallohu`alam''.
Baris 28:
{{Plumbon, Cirebon}}
{{kelurahan-stub}}
|