Mori Ōgai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
Midori (bicara | kontrib)
Baris 38:
Pada tahun [[1874]], Mori diterima di tingkat persiapan sekolah kedokteran ''Dai Ichi Daigaku-ku Igakkō'' (sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Tokyo). Pada waktu itu, sekolah dokter di Jepang masih diajar oleh dokter-dokter dari Jerman. Walaupun kuliah dan ujian semuanya dilakukan dalam bahasa Jerman, Mori cepat sekali lulus menjadi dokter. Pada bulan Juli [[1881]], Mori menjadi seorang dokter dalam usia yang sangat muda, 19 tahun 8 bulan. Selanjutnya pada bulan Desember 1881, Mori diterima di Korps Dokter Militer Angkatan Darat, dan mulai bekerja di Rumah Sakit Angkatan Darat Tokyo.
 
Pada tahun [[1884]], Mori yang berusia 23 tahun diperintahkan belajar ke Jerman. Berangkat dari Yokohama pada bulan Agustus 1884 dengan kapal Perancis, kapal yang ditumpanginya berlayar melalui [[Terusan Suez]] dan tiba di [[Marseille]]. Setelah meneruskan perjalanan dengan kereta api, Mori tiba di Berlin pada bulan Oktober. Tugas pertamanya adalah meneliti sistem higiene di [[Universitas Leipzig]]. Pada bulan Maret [[1886]], Mori pindah ke [[München]] dan belajar di [[Universitas München]] dengan dosen [[Max Josef von Pettenkofer]]. Selanjutnya pada bulan April [[1887]], Mori pindah ke Berlin dan bersama-sama [[Kitasato Shibasaburō]] mengunjungi [[Robert Koch]] di [[Universitas Berlin]] untuk belajar sistem higiene. Selama berada di Jerman, Mori ternyata tidak hanya belajar kedokteran militer, melainkan juga mendalami kesusastraan dan filsafat Barat di waktu luang. Di akhir tugasnya (Maret [[1888]]), Mori ditempatkan di resimen infantriinfanteri Pengawal Kerajaan Prusia sebelum tiba kembali di Jepang pada bulan September tahun yang sama.
 
Mori mulai bekerja sebagai dosen Sekolah Kedokteran Militer Angkatan Darat pada bulan Oktober 1888. Kembalinya Mori ke Jepang diikuti dengan kedatangan seorang wanita Jerman bernama Elise Wiegert. Setelah tinggal bersama Mori di Jepang sekitar 1 bulan, Elise memilih pulang ke Jerman. Kisah kasih dengan Elise merupakan inspirasi bagi novel ''[[Maihime]]'' ([[1890]]).