Dinasti Nguyen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldnonymous (bicara | kontrib) k ←Suntingan 139.192.51.59 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Aldnonymous |
|||
Baris 44:
|today = {{flag|Vietnam}}<br>{{flag|Laos}}<br>{{flag|Cambodia}}<br>{{flag|China}}<br>{{flag|Thailand}}
}}
'''Dinasti Nguyễn''' ([[Bahasa Vietnam|Vietnam]]: ''Nha Nguyễn'', Han-nom: 家阮, ''Nguyễn Trieu'') adalah dinasti penguasa [[Vietnam]] yang terakhir.<ref>Tana Li, Anthony Reid, ''Southern Vietnam under the Nguyễn'' Australian National University. Economic History of Southeast Asia Project - 1993</ref> Pemerintahan mereka berlangsung selama 143 tahun, dan dimulai pada tahun [[1802]] ketika Kaisar [[Gia Long]] naik tahta setelah mengalahkan [[Dinasti Tay Sơn]] dan berakhir pada tahun [[1945]] ketika [[Bảo Đài]] turun tahta dan kekuasaan dipindahkan ke [[Negara Vietnam]]. Selama masa pemerintahan Kaisar Gia Long, bangsa ini resmi dikenal sebagai ''Việt Nam'' (越南) tapi pada pemerintahan Kaisar [[Minh Mang]], bangsa ini berganti nama menjadi ''Đài Nam''
==Asal==
[[File:National Museum Vietnamese History 65 (cropped).jpg|thumb|left|150px|[[Lê Lợi]] tortoise-borne stele memorial]]
[[
==Kelahiran dinasti==
Baris 93:
Nguyễn Phúc Nguyễn, anak Nguyễn Hoàng memulai nama keluarga Nguyễn Phúc. 200 tahun kemudian, [[Nguyễn Phúc Khoát]] adalah penguasa pertama dari garis tahta yang menyebut dirinya Raja (''Vuong''), seperti bangsawan Trịnh di Utara.
[[
Kaisar [[Minh Mang]], [[Thieu Tri]] dan [[Tự Đức]], menentang keterlibatan Perancis dalam negeri dan mencoba untuk mengurangi pertumbuhan penganut [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] di Vietnam pada waktu itu. Pemenjaraan misionaris yang secara ilegal memasuki negara itu dianggap Perancis sebagai dalih utama untuk menginvasi dan menduduki [[Indocina]]. Sama seperti apa yang telah terjadi di Qing Tiongkok, ada juga banyak insiden yang melibatkan negara Eropa selama abad ke-19.
Baris 111:
Sementara berusaha memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dan tenaga kerja untuk memerangi Perang Dunia I Perancis menindak semua gerakan patriotik di Vietnam. Indochina, terutama Vietnam, harus menyediakan 70.000 tentara dan 70.000 pekerja untuk Perancis, yang dipaksa dirancang dari desa-desa untuk melayani di medan perang Perancis. Vietnam juga menyumbang 184 juta piaster dalam bentuk pinjaman dan 336.000 ton makanan. Beban ini terbukti membuat pertanian menjadi terpukul karena bencana alam 1914-1917.
Akibat kurangnya sebuah organisasi nasional yang bersatu, gerakan nasional Vietnam gagal untuk mengambil keuntungan dari kesulitan Perancis akibat perang dalam pemberontakan yang signifikan. Pada bulan Mei 1916, raja [[Duy Tan]], melarikan diri dari istananya untuk mengambil bagian dalam pemberontakan tentara Vietnam. Perancis rupanya telah tahu tentang rencana ini dan para pemimpin ditangkap dan dieksekusi. Duy Tan digulingkan dan diasingkan ke [[Réunion Pulau]] di Samudera Hindia.
== Perang Dunia II ==
Baris 126:
== Penerus dan kepala dinasti ==
{{Further|Negara Vietnam|Referendum Negara Vietnam 1955}}
Pada tahun 1948, Perancis membujuk Bảo Đại untuk kembali sebagai "[[Kepala Negara]]" ({{lang|vi|''Quoc Trường''}}) dari "Negara Vietnam" ({{lang|vi|''Quoc Gia Việt Nam''}}) yang didirikan di daerah-daerah
Perancis bernegosiasi dengan AS untuk membagi Vietnam. Vietnam diusulkan dibagi menjadi [[Vietnam Utara]] (diperintah Viet Minh) dan [[Vietnam Selatan]] (diperintah pemerintahan baru). Pada tahun 1955 perdana menteri [[Ngô Đình Diem]] menggulingkan Bảo Đại di [[Referendum Negara Vietnam 1955|
Bảo Đại memutuskan mengasingkan diri di Perancis, di mana ia meninggal pada tahun 1997 dan dimakamkan di [[Cimetière de Passy]]. Putra Mahkota [[Bao Long]] meelanjutkannya setelah kematian ayahnya Kaisar Bảo Đại sebagai Kepala Dinasti Imperial Vietnam (31 Juli 1997). Ia pada gilirannya digantikan oleh saudaranya [[Bao Thang]] pada tanggal (28 Juli 2007).
|