Bagus Rangin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Konten awal lebih rinci
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa )
Baris 9:
Dengan kenyataan itu, masuk akal jika rakyat begitu benci dengan Babah –juga Belanda–setelah mendengarkan khotbah pencerahan dari Bagus Rangin. Simaklah kata-kata seperti ''Babah mah bakal dicacag / Disiksik diipis-ipis / Dicacag diwalang-walang / Getihna arek diuyup / Diburakeun ka bangawan / Sugan lauk baranahan / Tulangna diawur-awur / Leuweung jati sugan subur / Polona arek dicokrok / Diburakeun ka galengan / Rawinian sugan montok''. Di sini, antara lain, terungkap tekad bahwa tubuh Babah yang tertangkap bakal diiris-iris, dihancurkan, dan sebagainya.
 
Kenyataan sejarah tetap tak layak diubah. Kalaupun sejarah ini kembali dituliskan seperti dalam catatan ini, tentu tak ada maksud sama sekali untuk membangkitkan perasaan yang sama, seperti di hati rakyat wilayah Kasultanan Cirebon dipada masa Bagus Rangin hidup. Selain zaman sudah berubah–(kini lebih terbuka)– rasa kekhawatiran bakal munculnya kebencian berlebihan kepada etnis Cina diyakini tak akan terjadi. Cara berpikir orang sekarang sudah jauh lebih dewasa. Pada masa sekarang kekhawatiran seperti itu tak perlu ada.
 
Setelah rakyat Karaseidenan Cirebon terbangun kesadarannya, mereka bergerak bersama Bagus Rangin. Semua ikhlas berjuang karena sudah disusupi semangat: ''Mending gugur/Manan ngabdi ka kumpeni/Mending tumpur/Manan hirup dijajah babah''.