Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Former Country
|native_name = ﻛﺴﻠﺘﺎﻧﻦ تيرنات
|native_name2 = Kerajaan Gapi
|conventional_long_name = Kesultanan Ternate
|common_name = Kesultanan Ternate
Baris 8 ⟶ 7:
|country = [[Indonesia]]
|religion = [[Islam]]
|image_flag = Bendera negeri -kesultanan -ternate.pngjpg
|image_coat = Lambang kesultanan ternate.png
|symbol_type =
Baris 24 ⟶ 23:
|event_start =
|event_end = Bergabung dengan [[Republik Indonesia]]
|image_map = PetasumateratimurPeta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg
|image_map_caption = Wilayah Kesultanan Ternate pada abad ke-16 (''Uli Lima'')<ref>[https://saripedia.wordpress.com/tag/benteng-portugis-di-ternate/ Gazw Al-Fikr : Sultan Baabullah, Pembebasan Nusantara Dan “Jihad” Kita Hari Ini.]</ref>
|capital = [[Ternate]]
|common_languages = [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Melayu Ternate]]
|government_type = [[Monarki]] [[Kesultanan]]
|title_leader = Sultan
Baris 46 ⟶ 45:
 
== Asal Usul ==
[[Pulau Ternate|Pulau Gapi]] (kini Ternate) mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus dari [[Halmahera]]. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang ''momole'' (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah. Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang [[Arab]], [[Jawa]], [[Melayu]] dan [[Tionghoa]]. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai [[raja]].
 
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai ''kolano'' (raja) pertama dengan gelar ''Baab Mashur Malamo'' (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya [[Kota Ternate]], sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.
Baris 105 ⟶ 104:
| [[Sultan Khairun|Khairun Jamil]] || 1535 - 1570
|-
| [[Sultan Baabullah|Babullah Datu syahSyah]] || 1570 - 1583
|-
| Said Barakat syahSyah || 1583 - 1606
|-
| Mudaffar Syah I || 1607 - 1627
Baris 149 ⟶ 148:
| Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) || 1900 - 1902
|-
| Haji Muhammad Usman syahSyah || 1902 - 1915
|-
| Iskandar Muhammad Jabir syahSyah || 1929 - 1975
|-
| [[Mudaffar Sjah|Drs. Haji Mudaffar Syah (Mudaffar Syah II)]] || 1975 – 2015<ref>[http://news.detik.com/read/2015/02/19/093506/2837357/10/sultan-ternate-meninggal-dunia Artikel:"Sultan Ternate Meninggal Dunia" di Detik.com]</ref>
|}
 
== Moloku Kie Raha ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Uitzicht op Ternate TMnr 3728-865.jpg|thumb|220px|Lukisan [[Pulau Ternate]] dengan [[Gunung Gamalama]]-nya (sekitar tahun [[1883]]-[[1889]]).]]
Selain Ternate, di Maluku juga terdapat paling tidak 53 kerajaan lain yang memiliki pengaruh yaitu [[Kesultanan Tidore]], [[Kesultanan Jailolo]], dan [[Kesultanan Bacan]], [[Kerajaan Obi]] dan [[Kerajaan Loloda]]. Kerajaan–kerajaan ini merupakan saingan Ternate dalam memperebutkan hegemoni di [[Maluku]]. Berkat perdagangan rempah Ternate menikmati pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, dan untuk memperkuat hegemoninya di Maluku, Ternate mulai melakukan ekspansi. Hal ini menimbulkan antipati dan memperbesar kecemburuan kerajaan lain di Maluku yang memandang Ternate sebagai musuh bersama hingga memicu terjadinya [[perang]].
 
Demi menghentikan konflik yang berlarut–larut, sultan Ternate ke-7 Kolano Cili Aiya atau disebut juga Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331) mengundang raja–raja Maluku yang lain untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini kemudian dikenal sebagai Persekutan Moti atau Motir Verbond. Butir penting dari pertemuan ini selain terjalinnya persekutuan adalah penyeragaman bentuk kelembagaan kerajaan di Maluku. Oleh karena pertemuan ini dihadiri 4 raja Maluku yang terkuat maka disebut juga sebagai persekutuan Moloku Kie Raha (Empat Gunung Maluku).
 
== Kedatangan Islam ==
[[Berkas:Masjid-ternate.jpg|thumb|left|240px|''Sigi Lamo'', masjid peninggalan Kesultanan Ternate.]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dominee Jansen en controleur Riem met de oudste zoon van de sultan voor het paleis van de sultan van Ternate TMnr 60011844.jpg|thumb|Putera Sultan Ternate bersama seorang ''[[controleur]]'' dan seorang warga Belanda di sekitar tahun 1900]]
 
Tak ada sumber yang jelas mengenai kapan awal kedatangan [[Islam di Maluku Utara]] khususnya Ternate. Namun diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat banyaknya pedagang [[Arab]] yang telah bermukim di Ternate kala itu. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan nama bernuansa Islam namun kepastian mereka maupun keluarga kerajaan memeluk Islam masih diperdebatkan. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15.
 
[[Kolano Marhum]] (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal Abidin adalah meninggalkan gelar [[kolano]] dan menggantinya dengan [[sultan]], Islam diakui sebagai [[agama]] resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, dan membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Langkah-langkahnya ini kemudian diikuti kerajaan lain di Maluku secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan madrasah yang pertama di Ternate. Sultan Zainal Abidin pernah memperdalam ajaran Islam dengan berguru pada [[Sunan Giri]] di pulau [[Jawa]]. Di sana dia dikenal sebagai Sultan Bualawa (Sultan Cengkih).
 
== Kedatangan Portugal dan perangPerang saudaraSaudara ==
[[Berkas:Willem Blaeu00.jpg|thumb|right|240px|Peta terawal [[Kepulauan Maluku|Kepulauan Maluku Utara]] karya seorang [[Kartografi|kartografer]] [[Belanda]], Willem Janszoon Blaeu, pada tahun [[1630]]. Arah utara berada di sebelah kanan, dengan [[Pulau Ternate|Ternate]] terletak di ujung kanan, diikuti oleh [[Pulau Tidore|Tidore]], Mare, Moti dan Kepulauan Makian. Bagian bawah adalah ''Gilolo'' ([[Jailolo, Halmahera Barat|Jailolo]] atau [[Halmahera]]). Inset yang berada di atas menunjukkan [[Pulau Bacan]].]]
Di masa pemerintahan [[Sultan Bayanullah]] (1500-1521), Ternate semakin berkembang, rakyatnya diwajibkan berpakaian secara islami, teknik pembuatan [[perahu]] dan [[senjata]] yang diperoleh dari orang [[Arab]] dan [[Turki]] digunakan untuk memperkuat pasukan Ternate. Di masa ini pula datang orang [[Eropa]] pertama di Maluku, [[Loedwijk de Bartomo]] (Ludovico Varthema) tahun 1506.
 
Baris 178:
 
== Pengusiran Portugal ==
[[Berkas:Sultan-Baabullah-Di-Istana.jpg|thumb|left|240px|Ilustrasi [[Sultan Baabullah]] ketika menerima kedatangan orang-orang [[Kerajaan Portugal|Portugis]] di istana.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Poort bij Sultanspaleis te Ternate TMnr 60033472.jpg|thumb|Ngara Lamo, gerbang Istana Sultan Ternate pada tahun 1930-an]]
 
Perlakuan Portugal terhadap saudara–saudaranya membuat Sultan Khairun geram dan bertekad mengusir Portugal dari Maluku. Tindak–tanduk bangsa Barat yang satu ini juga menimbulkan kemarahan [[rakyat]] yang akhirnya berdiri di belakang Sultan Khairun. Sejak masa sultan Bayanullah, Ternate telah menjadi salah satu dari tiga [[kesultanan]] terkuat dan pusat Islam utama di Nusantara abad ke-16 selain [[Kesultanan Aceh|Aceh]] dan [[Kesultanan Demak|Demak]] setelah kejatuhan [[Kesultanan Malaka|Malaka]] pada tahun 1511. Ketiganya membentuk Aliansi Tiga untuk membendung sepak terjang Portugal di Nusantara.
 
Baris 189 ⟶ 188:
 
== Kedatangan Belanda ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dominee Jansen en controleur Riem met de oudste zoon van de sultan voor het paleis van de sultan van Ternate TMnr 60011844.jpg|thumb|Putera245px|Putra Sultan Ternate bersama seorang ''[[controleur]]'' dan seorang warga [[Belanda]] di (sekitar tahun [[1900]]).]]
Sepeninggal Sultan Baabullah, Ternate mulai melemah, [[Kerajaan Spanyol]] yang telah bersatu dengan Portugal pada tahun 1580 mencoba menguasai kembali Maluku dengan menyerang Ternate. Dengan kekuatan baru Spanyol memperkuat kedudukannya di [[Filipina]], Ternate pun menjalin aliansi dengan [[Mindanao]] untuk menghalau Spanyol namun gagal, bahkan [[Sultan Said Barakati]] berhasil ditawan Spanyol dan dibuang ke [[Manila]].
 
Baris 195:
Sejak awal hubungan yang tidak sehat dan tidak seimbang antara Belanda dan Ternate menimbulkan ketidakpuasan para penguasa dan bangsawan Ternate. Diantaranya adalah Pangeran Hidayat (15??-1624), raja muda [[Ambon]] yang juga merupakan mantan wali raja Ternate ini memimpin oposisi yang menentang kedudukan sultan dan Belanda. Ia mengabaikan perjanjian monopoli dagang Belanda dengan menjual rempah–rempah kepada pedagang [[Jawa]] dan [[Makassar]].
 
== Perlawanan rakyatRakyat Maluku dan kejatuhanKejatuhan Ternate ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Lijfwacht van de Sultan van Ternate TMnr 60039372.jpg|thumb|right|220px|Pengawal Sultan Ternate pada tahun [[1910]]-an.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM PoortIngang bijvan Sultanspaleishet tepaleis van de sultan van Ternate TMnr 6003347260018584.jpg|thumb|right|220px|''Ngara Lamo'', gerbang Istana SultanKesultanan Ternate pada tahun [[1930]]-an.]]
 
Semakin lama cengkeraman dan pengaruh Belanda pada Ternate semakin kuat. Belanda dengan leluasa mengeluarkan peraturan yang merugikan rakyat lewat perintah sultan. Sikap Belanda yang kurang ajar dan sikap sultan yang cenderung manut menimbulkan kekecewaan semua kalangan. Sepanjang abad ke-17, setidaknya ada 4 pemberontakan yang dikobarkan bangsawan Ternate dan rakyat Maluku.
 
Baris 215:
 
== Warisan Ternate ==
[[File:Istana sultan ternate.jpg|thumb|245px|left|Istana Kesultanan Ternate di kaki [[Gunung Gamalama]], [[Kota Ternate]].]]
Imperium nusantara timur yang dipimpin Ternate memang telah runtuh sejak pertengahan abad ke-17 namun pengaruh Ternate sebagai kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terus terasa hingga berabad kemudian. Ternate memiliki andil yang sangat besar dalam kebudayaan nusantara bagian timur khususnya [[Sulawesi]] (utara dan pesisir timur) dan Maluku. Pengaruh itu mencakup [[agama]], [[adat-istiadat]] dan [[bahasa]].
 
Baris 225 ⟶ 226:
Dua naskah surat sultan Ternate, dari Sultan Abu Hayat II kepada Raja Portugal tanggal 27 April dan 8 November 1521 diakui sebagai naskah Melayu tertua di dunia setelah naskah Melayu [[Naskah Tanjung Tanah|Tanjung Tanah]]. Kedua surat Sultan Abu Hayat tersebut saat ini masih tersimpan di [[Museum Lisabon]], Portugal.<ref name="Kultur-majalah.com">{{cite web|url=http://kultur-majalah.com/index.php/tradisi-folklore | title=Melestarikan Surat Leluhur Melayu di Rumah Larik | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref><ref name="Khazanah Naskah">{{cite web|author= Henry Chambert-Loir & Oman Aturrahman|url=http://books.google.co.id/books?id=5A4_OlCkEZgC&pg=PA167&lpg=PA167&dq=naskah+melayu+ternate&source=bl&ots=O4lcduIWKu&sig=H5Z1gnwnh4UieHswnQFFq5139eU&hl=en&sa=X&ei=PeVKUf6RE4yGrAfFmoDYBg&redir_esc=y#v=onepage&q=naskah%20melayu%20ternate&f=false | title=Khazanah naskah: panduan koleksi naskah-naskah Indonesia sedunia | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref><ref name="Republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/04/30/lkgkph-undang-undang-tanjung-tanah-naskah-melayu-tertua-di-dunia | title=Undang Undang Tanjung Tanah, Naskah Melayu Tertua di Dunia? | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref>
 
== Catatan kakiKaki ==
{{reflist}}
 
=== Daftar pustakaPustaka ===
* M. Adnan Amal, ''"Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II"'', Universitas Khairun Ternate 2002.
* Willard A. Hanna & Des Alwi, ''"Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak"'', Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.