Katedral Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda)
Baris 31:
Pada tahun [[1881]] Mgr. AC. Claessens membeli sebuah rumah dengan pekarangan yang cukup luas (sekarang meliputi kompleks Gereja, Pastoran, Seminari, Sekolah, dan Bruderan Budi Mulia). Semula tempat itu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan Misa Kudus para tamu dari Jakarta. Namun, dengan dimilikinya rumah tersebut, juga menjadi awal umat Katolik memisahkan diri dari penggunaan Gereja Simultan/[[ekumene]] sebelumnya. Pada tahun itu pula pastor MYD. Claessen mulai menetap di Bogor.
 
Pada tahun [[1886]] MYD. Claessen memulai karya pastoralnya untuk mendirikan Panti Asuhan untuk anak-anak. Saat itu bangunan rumah Panti Asuhan tersebut baru bisa menampung 6 orang anak. Usaha pastoral itu kemudian di kembangkan hingga menjadi [[Yayasan Vincentius]] pada tahun 1887, sehingga pada tahun 1888 mendapat pengakuan dari Pemerintah [[Hindia- Belanda]].
 
Pada tahun [[1889]] Pemerintah Hindia Belanda secara resmi mengakui dan menyatakan bahwa Bogor menjadi [[Stasi]] misi tetap Batavia. Tahun [[1896]] (setahun setelah Mgr. AC. Claessen meninggal), MYD. Claessens mulai membangun sebuah gedung Gereja yang megah di atas tanah yang didiaminya. Gereja itu yang hingga sekarang kita kenal dengan Gereja Katedral.