Hidangan abad pertengahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 136:
Meskipun kurang bergengsi dibanding daging hewan lainnya, dan sering dipandang hanya sebagai alternafif dari daging saat hari-hari puasa, [[hidangan laut]] menjadi andalan banyak masyarakat pesisir. "Ikan" bagi masyarakat abad pertengahan juga merupakan nama umum untuk hewan apa pun yang tidak dipandang selayaknya hewan yang hidup di atas tanah, termasuk [[mamalia laut]] seperti [[Paus (mamalia)|paus]] dan [[porpoise]] (terkait dengan [[lumba-lumba]]). Juga termasuk [[beaver]] (di Indonesia sering disebut [[berang-berang]]), karena memiliki ekor yang bersisik dan menghabiskan cukup banyak waktu dalam air, serta angsa teritip, karena diyakini perkembangbiakannya di bawah air dalam bentuk [[teritip]].<ref name="Heron-Allen">{{citation |author=Edward Heron-Allen |title=Barnacles in Nature and in Myth |year=1928 |edition=reprinted in 2003 |page=10 |ISBN=0-7661-5755-5 |url=http://books.google.com/books?id=oVJU6ruH7SIC&pg=PA10}}</ref> Makanan-makanan tersebut juga dianggap sesuai saat hari-hari puasa, meskipun klasifikasi angsa teritip sebagai ikan — yang nampaknya mengada-ada itu — tidak diterima secara umum. [[Kaisar Romawi Suci]] [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Frederik II]] melakukan pemeriksaan terhadap teritip dan menyatakan bahwa tidak ada bukti embrio seperti burung di dalamnya; sekretaris [[:en:Leo of Rozmital|Leo dari Rozmital]] menuliskan reaksi skeptisnya atas penyajian angsa teritip pada suatu jamuan makan di hari puasa tahun 1456.<ref>Henisch (1976), pp. 48–49.</ref>
 
Yang teristimewa penting adalah [[perdagangan]] dan [[penangkapan ikan]] [[herring]] dan [[kod]] di [[Samudra Atlantik]] dan [[Laut Baltik]]. Signifikansi ikan herring belum pernah terjadi sebelumnya terhadap [[perekonomian]] sebagian besar Eropa Utara, dan merupakan salah satu komoditas yang paling umum yang diperdagangkan oleh [[Liga Hansa]], sebuah [[serikat dagang]] yang kuat dari aliansi Jerman utara. [[Kipper]] (suatu bentuk [[ikan asap]]) dari herring yang ditangkap di [[Laut Utara]] dapat ditemukan di pasar sampai sejauh [[Konstantinopel]].<ref>Melitta Weiss Adamson, "The Greco-Roman World" in ''Regional Cuisines of Medieval Europe'', p. 11.</ref> Sementara sejumlah besar ikan dimakan selagi segar, namun banyak juga yang diasinkan, dikeringkan, dan sebagian kecil diasapkan. [[Ikan kering]] (''stockfish''), dari ikan kod yang dibelah tengah dan dijemur pada gantungan rak, merupakan hal yang sangat umum, meski penyiapannya dapat menyita waktu: ikan yang sudah dikeringkan dipukul-pukul dengan pemukul kayu sebelum merendamnya dalam air. Beragam [[moluska]] termasuk [[tiram]], [[mussel]] (salah satu spesiesnya yaitu [[Kupang (moluska)|kupang]]), dan [[scallop]] dimakan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir dan sekitar sungai; sedangkan [[lobster air tawar]] dipandang sebuah alternatif yang diminati sebagai pengganti daging selama "hari-hari ikan". Dibandingkan dengan daging, ikan jauh lebih mahal bagi penduduk pedalaman, khususnya di [[Eropa Tengah]], dan karenanya bukan sebuahsuatu pilihan bagi kebanyakan dari mereka. [[Ikan air tawar]] yang umum misalnya [[esox|ikan tombak]], [[karper]] (salah satu spesiesnya yaitu [[ikan mas]]), [[bream]], [[perch]], [[lamprey]], dan [[trout]].<ref>Adamson (2004), pp. 45–39.</ref>
 
==Minuman==
[[Berkas:Monk sneaking a drink.jpg|thumb|upright|left|Seorang pengurus konsumsi di biara sedang mencoba anggur. Dari salinan ''Li livres dou santé'' karya [[Aldobrandino dari Siena]].]]
Di jaman modern, [[air]] dipandang sebagai suatu pilihan umum untuk di[[minum]] bersamaan dengan sebuah hidangan makanan. Namun pada Abad Pertengahan, kekhawatiran terhadap kemurniannya, rekomendasi medis dan nilai prestis yang rendah membuatnya kurang disukai, dan [[minuman beralkohol]] senantiasa disukai. Minuman alkohol dipandang lebih bergizi dan lebih bermanfaat untuk [[pencernaan]] dibandingkan air, dengan bonus tak ternilai sebagai minuman yang kurang rentan terhadap [[putrefaksi]] ([[pembusukan]] protein) karena kandungan [[alkohol]]nya. [[Anggur (minuman)|Anggur]] (''wine'') dikonsumsi setiap hari di sebagian besar wilayah [[Perancis]] dan di seluruh Mediterania Barat di mana pun [[anggur]] di[[budidaya]]kan. Lebih jauh ke utara, anggur tetap menjadi minuman pilihan kaum [[borjuis]] dan bangsawan yang mampu membelinya, dan jauh lebih tidak umum di kalangan petani dan pekerja. Minuman rakyat biasa di bagian utara benua ini terutama adalah [[bir]] atau [[ale]].<ref>Adamson (2004), pp. 48–51</ref>
 
[[Jus]], serta wine, dari berbagai macam buah dan [[beri]] telah dikenal setidaknya sejak jaman [[Romawi Kuno]] dan masih tetap dikonsumsi pada jaman Abad Pertengahan: wine [[delima]], [[blackberry]] dan [[murbei]], [[perry]], dan [[cider]] yang mana sangat populer di daerah utara di mana apel dan pir berlimpah. Minuman abad pertengahan yang bertahan hingga sekarang misalnya ''prunellé'' dari [[plum]] liar (sekarang [[slivovitz]]), [[gin]] murbei dan [[anggur (minuman)|wine]] blackberyblackberry. Banyak varian [[mead]] yang ditemukan di resep-resep abad pertengahan, dengan atau tanpa kandungan alkohol. Namun minuman berbasis [[madu]] tersebut menjadi kurang umum sebagai sebuah minuman meja menjelang akhir periode abad pertengahan dan akhirnya digunakan untuk pengobatan.<ref>Scully (1995), pp. 154–157.</ref> Mead telah sering ditampilkan sebagai minuman umum [[bangsa Slavia]]. Hal ini benar dalam taraf tertentu karena mead memberi nilai simbolis yang besar pada acara-acara penting. Ketika ada kesepakatan atas berbagai perjanjian dan urusan penting lain dari negara, mead sering disajikan sebagai sebuah hadiah seremonial. Itu juga terjadi pada perayaan pesta [[pernikahan]] dan [[pembaptisan]], walau dalam jumlah terbatas karena harganya yang tinggi. Pada abad pertengahan di [[Polandia]], mead memiliki sebuah status yang setara dengan kemewahan barang impor seperti rempah-rempah dan wine.<ref>Dembinska (1999), p. 80.</ref> [[Kumis (minuman)|Kumis]], hasil fermentasi susu [[kuda]] atau [[unta]], dikenal di Eropa, namun — sama seperti mead — umumnya sebagai minuman yang diresepkan oleh dokter.<ref>Scully (1995), p. 157.</ref>
 
[[Susu]] polos (''plain milk'') tidak dikonsumsi oleh orang dewasa selain mereka yang sakit atau kaum miskin, diperuntukkan bagi anak kecil atau lanjut usia, dan kemudian umumnyabiasanya berupa [[susu mentega]] atau [[whey]]. Susu segar secara keseluruhan kurang umum dibandingkan hasil lainnya dari [[peternakan susu]] karena minimnya teknologi yang dapat menjaganya supaya tidak rusak.<ref>Adamson (2004), pp. 48–51.</ref> [[Teh]] dan [[kopi]], yang mana keduanya berasal dari tanaman yang ditemukan di [[Dunia Lama]], populer di [[Asia Timur]] dan dunia [[Muslim]] sepanjang Abad Pertengahan. Namun tak satu pun dari minuman sosial yang non-alkohol itu dikonsumsi di Eropa sebelum akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17.
 
===Wine===
Baris 151:
[[Berkas:Medieval wine conservation.jpg|thumb|upright|Seorang wanita mendemonstrasikan bagaimana seharusnya memperlakukan dan menyimpan wine.]]
 
[[Anggur (minuman)|Anggur]] (''wine'') umumnya me[[mabuk]]kan dan juga dianggap sebagai pilihan yang sehat dan paling bergengsi. Menurut ilmu gizinya [[Galen]], wine dianggap bersifat panas dan kering namun dapat diatasi jika diencerkan. Tidak seperti air atau bir, yang dianggap bersifat dingin dan lembab, konsumsi wine secukupnya (terutama [[anggur merah]] atau ''red wine'') diyakini —antara lain— membantu pencernaan, menghasilkan [[darah]] yang baik, dan mencerahkan suasana hati.<ref>Scully (1995), pp. 138–39.</ref> Kualitas wine berbeda-beda secara signifikan tergantung pada tempat atau tahun pembuatan (''[[vintage]]''), jenis [[anggur]], dan yang lebih penting adalah banyaknya [[pemerasan anggur|pemerasan]]. Perasan pertama dibuat menjadi wine yang terbaik dan merupakan wine paling mahal yang mana diperuntukkan bagi masyarakat kelas atas. Perasan kedua dan ketiga menghasilkan kualitas dan kandungan alkohol yang lebih rendah. Kebanyakan orang biasanya harus puas dengan ''[[rosé ]]'' atau anggur putih yang lebih murah dari perasan kedua atau ketiga, yang berarti dapat dikonsumsi cukup banyak tanpa menyebabkan mabuk berat. Bagi kalangan yang lebih miskin (atau yang paling saleh), [[vinegar]] encer (serupa dengan ''[[posca]]'' Romawi Kuno) — yang kandungan utamanya adalah [[cuka]] — sering menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia.<ref>Scully (1995), pp. 140–42.</ref>
 
Penuaan ''red wine'' yang berkualitas tinggi membutuhkan pengetahuan khusus sekaligus peralatan dan tempat penyimpanan yang mahal, serta menghasilkan produk akhir yang bahkan lebih mahal. Dilihat dari saran yang diberikan dalam banyak dokumen abad pertengahan mengenai cara menyelamatkan wine yang menunjukkan tanda-tanda memburuk, pemeliharaan tentu saja suatu masalah umum. Sekalipun vinegar merupakan bahan minuman yang umum, hanya jumlah terbatas saja yang dapat digunakan (untuk dikonsumsi). Dalam buku masak abad ke-14, ''[[Le Viandier]]'', terdapat beberapa metode untuk menyelamatkan wine yang mulai rusak; pastikan bahwa tong berisi wine selalu terisi penuh atau tambahkan campuran biji anggur putih yang telah direbus dan dikeringkan dengan abu dari endapan ''white wine'' yang telah dibakar dan dikeringkan, di mana keduanya adalah [[bakterisida]] yang efektif, sekalipun proses kimiawi tersebut tidak dipahami pada saat itu.<ref>Scully (1995), pp. 143–44.</ref> Wine dengan campuran rempah-rempah (''[[mulled wine]]'', ''spiced wine'') tidak hanya populer di kalangan orang kaya, tetapi juga dinilai sangat sehat oleh para dokter. Wine diyakini berperan sebagai semacam alat penguap dan penyalur bahan pangan lainnya ke seluruh bagian tubuh; tambahan rempah-rempah yang harum dan eksotis bahkan membuatnya lebih berfaedah. ''Spiced wine'' umumnya dibuat dari campuran ''(red) wine'' biasa dengan gabungan beragam rempah seperti [[jahe]], [[kapulaga]], ''[[Piper (genus)|piper]]'' (salah satu spesiesnya yaitu [[lada]]), ''[[Aframomum melegueta]]'' (salah satu spesies dari [[temu-temuan]]), [[pala]], [[cengkeh]], dan gula. Campuran rempah ini terdapat dalam kantong kecil untuk dicelupkan dalam wine atau dituangkan dengan wine untukagar menghasilkan [[hippocras]]. Pada abad ke-14, kantong berisi campuran rempah yang siap pakai dapat dibeli di pedagang rempah-rempah.<ref>Scully (1995), pp. 147–51.</ref>
 
===Bir===