Kerajaan Klungkung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
|date_event2 = 1929
|image_map = Peta Kerajaan Klungkung.jpg
|image_map_caption = Wilayah Kerajaan Klungkung pada tahun [[1938]]<ref>{{cite web |url=http://tofindtheworld.blogspot.com/2012/10/perang-bali-tahun-1846-1849.html | title=Perang Bali tahun 1846-1849 |date=13 Oktober 2012}}</ref> yang sekarang menjadi [[Kabupaten Klungkung]] di [[Provinsi Bali]]
|capital = [[Semarapura]]
|common_languages = [[Bahasa Bali|Bali]]
Baris 36:
|footnotes =
}}
[[Berkas:KlungkungPalace01sKlungkung-Palace-1.jpg|thumb|275px|right|Balekambang Kerta Ghosa di dalam kompleks [[Istana Klungkung|Puri Agung Klugkung]] adalahdi bangunan peninggalan Kerajaan Klungkung[[Semarapura]].]]
 
'''Kerajaan Klungkung''' adalah suatu [[kerajaan]] yang didirikan pada abad ke-17<ref>{{cite web |url=http://id.scribd.com/doc/62937789/Sejarah-Singkat-Kerajaan-Klungkung | title=Sejarah Singkat Kerajaan Klungkung |date=30 Juni 2013}}</ref> di [[Pulau Bali]] bagian tenggara. Kerajaan ini juga menguasai pulau-pulau di lepas pantai [[Selat Badung]] yaitu [[Nusa Ceningan]], [[Nusa Lembongan]], dan [[Nusa Penida]]. Setelah kemerdekaan [[Republik Indonesia]], Kerajaan Klungkung berstatus sebagai [[Kabupaten Buleleng|Daerah Tingkat II Klungkung]].
 
==Berdirinya Kerajaan Klungkung==
 
Kerajaan Klungkung berdiri bersamaan dengan dibangunnya [[Istana Klungkung|Puri Agung Klungkung]] di [[Semarapura]] pada tahun [[1686]] dan diakhiri dengan [[Puputan|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] sebagai Kerajaankerajaan terakhir di [[Bali]] yang melakukan perlawanan dengan cara [[puputan]] dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kerajaan yang merdeka terhadap meluasnya praktek politik kolonial Belanda di Nusantara<ref>{{cite web |url=http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung | title=Sejarah Klungkung |date=30 Juni 2013}}</ref>.
 
==Sistem Sosial==
 
Sebagai sebuah kerajaan secara struktur tampak unsur-unsur yang saling mengait di dalamnya. Hubungan antara kepemimpinan raja, Dewa Agung sebagai penjelmaan Wisnu (''gusti'') dengan rakyat (''kaula'') atau bagawanta dengan raja dan rakyatnya ''sisya''. Stratifikasi sosial yang dipengaruhi oleh Hinduisme dengan pembagian yang mirip dengan kasta-kasta di India. Tradisi-tradisi kerajaan seperti: [[Tawan Karang|tawan karang]], mesatia, penobatan raja, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya, kerja sama antara kerajaan-kerajaan Bali dalam menghadapi musuh dari luar, hubungan kerajaan Klungkung dengan pemerintah Hindia Belanda . Tradisi -tradisi Majapahit seperti pusaka-pusaka keraton seperti keris dan tombak, asal usul keturunan raja bersal dari Majapahit.
 
Baris 51 ⟶ 52:
 
==Kemunduran Kerajaan==
[[Belanda]] mulai mengurangi kedaulatan kerajaan Klungkung dan ingin memasukkan ke dalam wilayah [[Hindia Belanda]], seperti pada tanggal [[24 Mei]] [[1843]] diadakan perjanjian penghapusan tradisi [[Tawan Karang|tawan karang]] kerajaan Klungkung. Perjanjian ini telah menimbulkan rasa tidak senang dikalangan pejabat kerajaan. Ditambah dengan sebab-sebab lainnya seperti perampasan dua buah kapal yang kandas di Bandar Batulahak (Kusamba) .Keterlibatan laskar Klungkung dalam perang antara Buleleng dengan Militer Belanda di Jagaraga Tahun [[1848 ]]- [[1849]] mempertajam permusuhan antara pihak Belanda dengan pihak kerajaan Klungkung. Permusuhan dan rasa tidak puas Dewa Agung Istri Balemas memuncak, dan akhirnya meletus menjadi perang terbuka yaitu [[perangPerang Kusamba]] Tahuntahun [[1849]]. Pada perang itulah Jendral Michiels tewas sebagai pimpinan ekspedisi militer Belanda.
 
Yang menarik dari peristiwa perang Kusamba menurut sumber penulis [[Belanda]] ialah munculnya tokoh wanita yaitu Dewa Agung Istri Balemas sebagai seorang sebagai seorang wanita yang sangat benci dan menentang intervensi Belanda dan ia dianggap pemimpin golongan yang senantiasa menggagalkan perjanjian perdamaian dengan pihak Belanda.
 
Diawal Abad ke - 20 disodorkan lagi perjanjian tentang Tapal Batas antara [[Kerajaan Gianyar]] dengan [[Kerajaan Klungkung]], tepatnya pada tanggal [[7 Oktober]] [[1902]]. Setelah penandatanganan perjanjian Tapal Batas timbul perselisihan antara kerajaan Klungkung dengan ''Gubernemen'' mengenai Daerah Abeansemal, Vasal Kerajaan Klungkung yang berada di daerah kerajaan Gianyar. Dukungan raja Klungkung terhadap meletusnya perang Puputan di kerajaanKerajaan Badung Tahuni=yahun [[1906]].
 
Perjanjian tahuntanggal [[17 Oktober]] [[1906]] tentang kedaulatan ''Gubernemen'' atas kerajaan Klungkung telah menurunkan status kenegaraan dan politik kerajaan Klungkung sebagai sesuhunan raja-raja Bali. Hal ini memperkuat sikap menentang Dewa Agung dan kalangan pembesar kerajaan yang memuncak pada perlawanan [[Puputan|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] yang menyebabkan kehancuran kerajaan dengan terbunuhnya raja Dewa Agung beserta banyak pengikutnya.
 
Pada [[25 Juli]] [[1929]], pemerintah [[Hindia Belanda]] merestorasi kepemimpinan Kerajaan Klungkung dengan mengangkat Dewa Agung Oka Geg sebagai ''Regent''. Selanjutnya setelah kemerdekaan [[Republik Indonesia]], Klungkung hanya berstatus sebagai sebuah kabupaten di dalam pemerintahan [[Provinsi Bali]].
==Daftar Raja dan Ratu Klungkung==
 
==Daftar Raja dan Ratu Klungkung==
[[Berkas:Bale Kambang Gateway, Bali 1549.jpg|thumb|260px|right|Salah satu gapura di dalam kompleks [[Istana Klungkung|Puri Agung Klugkung]] di [[Semarapura]].]]
* Dewa Agung Jambe I (1686-1722)
* Dewa Agung Gede (1722-1736)
Baris 70 ⟶ 73:
* Dewa Agung Putra I
* Gusti Ayu Karang (1809-1814)
* Dewa Agung IsteriIstri Kania (1814-1856)
** Dewa Agung Gede Putra II (1814-1851)
* Dewa Agung Putra III (1851-1903)
Baris 86 ⟶ 89:
* {{id}} [http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung Sejarah Klungkung]
* {{id}} [http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html Peninggalan Kerajaan Klungkung]
* {{en}} [http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states1.html Indonesian Princely States I]
 
{{Kerajaan di Sunda Kecil}}